Waspada, Ini Penyebab Kanker Tenggorokan
Halodoc, Jakarta – Kanker tenggorokan adalah jenis kanker yang menyerang tenggorokan. Kanker jenis ini terbagi menjadi dua, yaitu karsinoma sel skuamosa (terjadi pada sel selaput) dan adenokarsinoma (terjadi pada sel kelenjar). Sedangkan menurut area yang terkena, kanker terbagi menjadi tiga, yaitu kanker faring, laring, dan tonsil.
Baca Juga: Sulit Menelan Makanan, Waspada Gejala Awal Kanker Esofagus
Kasus Kanker Tenggorokan di Indonesia
Jumlah kasus kanker tenggorokan di Indonesia menempati urutan ke-4 sebagai jenis kanker yang paling banyak diidap, setelah kanker payudara, kanker leher rahim, dan kanker paru. Data GLOBOCAN tahun 2012 menyebutkan setidaknya terdapat 87.000 kasus baru kanker nasofaring, sebagian besarnya diidap oleh laki-laki (sekitar 70 persen).
Tingginya angka kasus kanker tenggorokan perlu mendapat perhatian khusus, karena tanpa penanganan yang tepat, pengidap dapat mengalami komplikasi yang lebih serius. Di antaranya adalah kerusakan pada leher atau wajah, gangguan berbicara, dan kulit mengeras di sekitar leher.
Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Tenggorokan
Penyebab kanker tenggorokan belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga bahwa kanker tenggorokan disebabkan karena mutasi gen yang membuat sel tumbuh tidak terkendali. Berikut ini faktor yang meningkatkan risiko terjadinya kanker tenggorokan:
-
Kebiasaan merokok.
-
Konsumsi minuman alkohol yang berlebihan.
-
Tidak menjaga kebersihan gigi dan mulut. Misalnya, jarang menyikat gigi.
-
Kurang mengonsumsi buah dan sayuran.
-
Mengidap infeksi penyakit tertentu, seperti human papillomavirus (HPV) dan penyakit asam lambung (seperti GERD).
Baca Juga: Hati-Hati, Kebiasaan Merokok Dapat Tingkatkan Risiko Kena Kanker Esofagus
Faktor risiko tersebut memicu pertumbuhan sel abnormal di area tenggorokan hingga terbentuk tumor ganas. Tumbuhnya tumor ganas kanker tenggorokan ditandai dengan gejala fisik. Di antaranya adalah sulit menelan, perubahan suara, batuk kronis, sakit tenggorokan, telinga berdengung, muncul benjolan di tenggorokan, penurunan berat badan, serta pembengkakan pada mata, rahang, tenggorokan, atau leher.
Diagnosis dan Pengobatan Kanker Tenggorokan
Kanker tenggorokan didiagnosis melalui pemeriksaan fisik. Jika seseorang dicurigai mengidap kanker tenggorokan, dilakukan pemeriksaan mendetail. Di antaranya meliputi pengambilan sampel jaringan (biopsi), endoskopi atau laringoskopi, dan pemindaian (seperti X-ray, CT scan, MRI, atau PET scan). Setelah diagnosis ditetapkan, berikut pengobatan yang dilakukan bagi pengidap kanker tenggorokan:
-
Radioterapi, efektif jika dilakukan pada kanker stadium awal. Sedangkan pada kanker stadium lanjut, radioterapi berguna untuk mengurangi gejala dan memperlambat perkembangan kanker.
-
Kemoterapi. Biasanya dikombinasikan dengan prosedur radioterapi. Hal yang perlu diwaspadai adalah kombinasi ini meningkatkan risiko efek samping pengobatan tersebut.
-
Pembedahan. Terdiri dari operasi pengangkatan melalui endoskopi, laringektomi, dan prosedur pengangkatan noda limfa leher yang terserang kanker.
-
Konsumsi obat, seperti cetuximab. Obat ini bekerja dengan cara mengincar kelemahan sel-sel kanker, sehingga pertumbuhannya terhambat.
Baca Juga: 6 Makanan yang Dianjurkan untuk Pengidap Kanker Esofagus
Itulah penyebab kanker tenggorokan yang perlu diwaspadai. Kalau kamu punya keluhan mirip gejala kanker tenggorokan, jangan ragu berbicara pada dokter ahli. Tanpa harus antre, sekarang kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan di sini. Kamu juga bisa tanya jawab sama dokter dengan download aplikasi Halodoc via fitur Tanya Dokter.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan