Waspada, Ini Komplikasi Anoreksia yang Tidak Dapat Disepelekan
Halodoc, Jakarta - Anoreksia atau dikenal anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan berat badan rendah yang tidak normal, rasa takut yang intens akan kenaikan berat badan, dan persepsi berat yang terdistorsi. Pengidap anoreksia melakukan upaya ekstrem untuk mengendalikan berat badan dan bentuk tubuh, yang dapat mengganggu kehidupan secara signifikan.
Pengidap anoreksia biasanya sangat membatasi jumlah makanan yang mereka makan. Pengidap bisa mengontrol asupan kalori dengan muntah setelah makan atau menyalahgunakan obat pencahar, alat bantu diet, diuretik, atau enema. Pengidap juga menurunkan berat badan dengan berolahraga secara berlebihan. Hal yang perlu diwaspadai dari gangguan makan ini yaitu komplikasi serius setelahnya.
Baca juga: Gangguan Makan yang Perlu Diketahui
Jangan Sepelekan Komplikasi Anoreksia
Anoreksia bisa menimbulkan potensi komplikasi medis yang mungkin tidak disadari pengidapnya. Berikut ini komplikasi anoreksia yang tidak boleh disepelekan:
1. Anemia
Anemia adalah kekurangan sel darah merah dalam aliran darah. Anoreksia sering kali menyebabkan anemia dan transportasi oksigen yang tidak memadai ke seluruh tubuh. Hal ini bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kulit pucat, detak jantung tidak teratur, sesak napas, pusing, nyeri dada, dan sakit kepala.
2. Sembelit
Sembelit adalah kondisi kesulitan dalam buang air besar dalam jangka waktu lama. Pengidap anoreksia lebih sering mengalami sembelit karena kurangnya asupan makanan dan cairan yang bisa menyebabkan penurunan motilitas lambung (kemampuan bergerak bebas).
Artinya, usus berjuang untuk mendorong makanan dengan benar melalui sistem pencernaan dan menghasilkan buang air besar. Orang yang mengalami sembelit kemungkinan besar merasakan kembung yang tidak nyaman atau perasaan sangat kenyang.
Baca juga: Gagal Diet? Hati-Hati Binge Eating
3. Dehidrasi
Ketika seseorang membatasi asupan makanannya, mereka juga jadi lebih rentan terhadap dehidrasi. Dehidrasi ditandai dengan sejumlah gejala, termasuk rasa haus, urine berwarna gelap, jarang buang air kecil, kelelahan, pusing, dan kebingungan.
Dalam banyak kasus yang lebih serius, dehidrasi menyebabkan sejumlah komplikasi sekunder seperti gagal ginjal, syok hipovolemik (volume darah rendah), ketidak seimbangan elektrolit, dan hipotensi ortostatik.
4. Ketidakseimbangan Elektrolit
Elektrolit seperti natrium, kalium, kalsium, dan klorida sangat penting agar tubuh berfungsi dengan baik. Jika elektrolit tersebut tidak cukup terwakili dalam makanan seseorang, kadarnya akan menurun dan keseimbangan tubuh yang rapuh akan hilang.
Ketidakseimbangan elektrolit yang paling sering terlihat pada anoreksia adalah hiponatremia (konsentrasi ion natrium yang rendah dalam aliran darah) dan hipokalemia (konsentrasi ion kalium yang rendah). Kekurangan natrium dalam tubuh bisa mempengaruhi fungsi otak, menyebabkan mual dan muntah, kebingungan, sakit kepala, kelelahan, mudah tersinggung dan kelemahan otot.
Baca juga: Gaya Makan Cepat atau Lambat? Ini Pengaruhnya
5. Hipotensi Ortostatik
Ini adalah kondisi penurunan tekanan darah saat bangun dari posisi berbaring ke duduk atau dari posisi duduk ke posisi berdiri. Hipertensi ortostatik sering terjadi pada orang yang mengidap anoreksia karena asupan makanan dan cairan yang tidak mencukupi bisa menyebabkan dehidrasi yang selanjutnya bisa menyebabkan tekanan darah rendah.
Jika seseorang mengalami anoreksia, maka segera temui dokter spesialis gizi dan psikolog klinis untuk mendapatkan penanganan. Sebagai langkah awal, kamu bisa berdiskusi terlebih dulu dengan dokter tersebut melalui aplikasi Halodoc. Bila perlu, buat jadwal pemeriksaan di rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Anorexia nervosa
Walden Behavioral Care. Diakses pada 2021. 5 Potential Medical Complications of Anorexia Nervosa You May Not Know About
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan