Waspada, Ini Dampak Kekurangan Vitamin D pada Ibu Hamil

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   16 November 2021
Waspada, Ini Dampak Kekurangan Vitamin D pada Ibu HamilWaspada, Ini Dampak Kekurangan Vitamin D pada Ibu Hamil

“Vitamin D penting penting untuk kesehatan ibu hamil. Hati-hati, kekurangan vitamin D pada ibu hamil bisa memicu preeklamsia, infeksi bakteri vaginosis, hingga gangguan toleransi glukosa. Selain suplemen zat besi dan asam folat, ibu hamil juga perlu mengonsumsi suplemen vitamin D agar kebutuhannya tercukupi.”

Halodoc, Jakarta – Vitamin D diketahui berperan penting dalam metabolisme tulang melalui keseimbangan jumlah kalsium dan fosfat. Nah, tubuh kita mampu memproduksi D saat terpapar sinar matahari. Di samping itu vitamin D juga ditemukan pada ikan berlemak, telur, dan produk makanan yang diperkaya. 

Nah, masalahnya kekurangan vitamin D masih banyak terjadi pada ibu hamil di beberapa populasi. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko preeklamsia, infeksi bakteri vaginosis dan risiko persalinan preterm, gangguan toleransi glukosa, dan meningkatkan risiko persalinan dengan caesar (sesar). 

Perlu diketahui, meski Indonesia merupakan negara tropis dengan paparan sinar matahari yang melimpah, tapi status vitamin D rendah masih ditemukan pada ibu hamil. 

Melansir dari jurnal yang terbit di BMC Pregnancy and Childbirth tentang status vitamin D pada ibu hamil dan wanita usia subur, menunjukkan bahwa rata-rata lebih dari 95 persen individu memiliki status vitamin D rendah. 

Baca juga: Kurang Vitamin D Risiko Miliki Anak Autisme Meningkat

Dampak Kekurangan Vitamin D pada Ibu Hamil

Perlu diketahui, bayi dalam kandungan mendapatkan suplai vitamin D dari ibu. Jadi jika ibu mendapatkan jumlah asupan vitamin D yang tepat, itu juga akan memastikan bayi berkembang dengan sehat dan baik. 

Akan tetapi, bila bumil mengalami kekurangan vitamin D dalam tubuh, maka ada berbagai masalah kesehatan terkait kehamilan yang bisa muncul. Contohnya seperti: 

  1. Preeklamsia

Kondisi ini terjadi ketika ibu memiliki tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urine selama kehamilan. Preeklamsia umumnya terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan. Namun, dalam beberapa kasus juga bisa terjadi lebih awal atau setelah melahirkan. 

Menurut beberapa penelitian, preeklamsia berisiko tinggi pada ibu hamil yang kekurangan vitamin D. Maka itu, ibu hamil disarankan mencukupi kebutuhan vitamin D untuk mencegah risiko preeklamsia. 

  1. Infeksi Bakteri Vaginosis

Ibu hamil yang terinfeksi bakteri vaginosis berisiko mengalami kelahiran prematur lebih tinggi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa vitamin D dan metronidazol dapat mengurangi risiko kelahiran prematur pada ibu hamil yang terinfeksi bakteri vaginosis. 

  1. Gangguan Toleransi Glukosa

Melansir dari jurnal yang diterbitkan dalam National Center of Biotechnology InformationAmerika Serikat menyebutkan bahwa diabetes gestasional dan gangguan toleransi glukosa pada kehamilan mempengaruhi 3 sampai 6 persen dari semua kehamilan. 

Nah, menurut studi dari American Diabetes Association, defisiensi vitamin D pada kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes mellitus gestasional dan defisiensi vitamin D neonatus.

Baca juga: Asupan Vitamin D saat Hamil Tingkatkan Kecerdasan Anak

  1. Risiko Persalinan Sesar

Kekurangan vitamin D bahkan berkaitan dengan seberapa besar nyeri persalinan. Ibu hamil dengan vitamin D yang lebih rendah membutuhkan lebih banyak obat penghilang rasa sakit saat persalinan sesar, dibandingkan ibu dengan vitamin D yang lebih tinggi. Dengan begitu asupan vitamin D yang cukup bisa menjadi pencegah risiko persalinan sesar.

Nah, tidak main-main bukan dampak kekurangan vitamin D pada ibu hamil? Oleh sebab itu, bumil disarankan untuk memenuhi asupan vitamin D setiap harinya. 

Pentingnya Konsumsi Vitamin D

Selama ini, biasanya bumil hanya dibekali suplemen zat besi dan asam folat saja. Padahal konsumsi vitamin D tidak kalah penting dan banyak manfaatnya. Suplementasi vitamin D selama kehamilan akan meningkatkan kadar vitamin D, sehingga ibu dapat mencegah dampak yang disebutkan di atas.  

Tak hanya itu saja, vitamin D juga memiliki beragam manfaat pada janin. Contohnya seperti mendukung pertumbuhan tulang dan gigi bayi, meningkatkan kecerdasannya, hingga mencegah bayi terlahir dengan berat badan rendah. 

Nah, hal yang perlu ditegaskan, kebutuhan vitamin D harian tidak cukup hanya dengan berjemur saja. Bumil juga perlu mengonsumsi nutrisi dari makanan sehat dan seimbang, serta tambahan suplemen. Perlu diketahui, dosis vitamin D untuk ibu hamil tanpa pemeriksaan yaitu 1.000 IU per hari. 

Baca juga: Sudah Tahu InSelini? 10 Makanan Sumber Kalsium Selain Susu

Nah, untuk memenuhi kebutuhan asupan vitamin D, ibu bisa memilih suplemen FEMMY Vitamin D3 1.000 IU dan mengonsumsinya sekali sehari sebanyak 1 tablet.

Suplemen kesehatan ini mampu memenuhi kebutuhan vitamin D dengan cepat pada kondisi tertentu. Contohnya pada ibu hamil dan menyusui, lanjut usia, risiko tinggi/ penyakit infeksi, hingga pengidap penyakit autoimun. 

Suplemen vitamin D yang diproduksi oleh Kalbe Group ini memiliki ukuran mini sehingga lebih mudah ditelan. Femmy Vitamin D3 1.000 IU juga mudah ditemukan di apotek nasional. 

Ibu juga bisa cek kebutuhan medis untuk suplemen  Femmy Vitamin D3 1.000 IU melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga!

This image has an empty alt attribute; its file name is HD-RANS-Banner-Web-Artikel_Spouse.jpg
Referensi:
NHS. Diakses pada 2021. Caesarean section
NCBI. Diakses pada 2021. Treatments for gestational diabetes and impaired glucose tolerance in pregnancy
American Family Physician. Diakses pada 2021. The Role of Bacterial Vaginosis in Preterm Labor
Healthline. Diakses pada 2021. Preeclampsia
Baby Center. Diakses pada 2021. Vitamin D in pregnancy
WHO. Diakses pada 2021. Vitamin D supplementation during pregnancy
American Pregnancy. Diakses pada 2021. Vitamin D and Pregnancy
American Diabetes Association. Vitamin D Supplementation and the Effects on Glucose Metabolism During Pregnancy: A Randomized Controlled Trial