Waspada, Ini Berbagai Komplikasi Muntaber pada Bayi
"Bayi dan anak-anak yang mengalami muntaber perlu ditangani dengan tepat. Pasalnya, mereka lebih rentan mengalami komplikasi ketimbang orang dewasa."
Halodoc, Jakarta – Muntaber terjadi ketika saluran pencernaan mengalami peradangan akibat infeksi virus atau bakteri. Bayi dan anak-anak adalah kelompok usia yang paling mudah tertular. Pasalnya, sistem kekebalan tubuh mereka belum sempurna dan masih dalam tahap perkembangan.
Kondisi ini mulanya mungkin seperti diare biasa. Namun, muntaber juga tidak boleh telat ditangani karena bisa fatal. Itu sebabnya, orang tua perlu mengenali tanda-tandanya supaya bisa lebih sigap dan waspada.
Waspadai Komplikasi Muntaber pada Bayi
Komplikasi muntaber yang kudu diwaspadai adalah dehidrasi. Hal ini karena muntah dan diare bisa membuang cairan tubuh lebih banyak. Nah, bayi cenderung lebih cepat mengalami dehidrasi. Sebab, selain diare dan muntah, mereka umumnya sering menangis dan cenderung sulit untuk minum.
Maka dari itu, orang tua kudu jeli melihat tanda-tanda awal dehidrasi. Misalnya seperti kulit dan mulut kering, popok sedikit basah atau benar-benar kering. Bayi yang dehidrasi juga cenderung lesu dan mudah marah. Segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan terbaik jika Si Kecil mengalami tanda-tanda tersebut.
Waspadai Berbagai Penyebabnya
Penyakit yang disebut gastroenteritis ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti bakteri, virus dan parasit. Rotavirus adalah jenis yang paling sering menyebabkan muntaber pada anak-anak. Sedangkan bakteri yang kerap menyebabkan muntaber pada anak-anak adalah shigella. Bakteri ini biasanya menular di pusat penitipan anak.
Meski lebih jarang, parasit juga bisa menyebabkan muntaber. Jenis yang paling umum adalah giardia dan cryptosporidium yang biasanya ada di kolam renang atau sumber air yang terkontaminasi. Jalur penularan muntaber, meliputi:
- Kontak dengan seseorang sudah terinfeksi muntaber.
- Mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi.
- Tangan yang kotor.
- Meminum air yang tercemar logam berat (arsenik, kadmium, timah, atau merkuri).
- Terlalu banyak mengonsumsi makan-makanan asam, seperti buah jeruk dan tomat.
- Keracunan makanan.
- Pemakaian obat-obatan, seperti antibiotik, antasida, obat pencahar, dan obat kemoterapi.
- Mengonsumsi makanan mentah atau tidak matang sempurna.
Cara Menangani Muntaber pada Bayi
Pengobatan muntaber disesuaikan dengan penyebabnya. Jika disebabkan oleh bakteri, maka obatnya adalah antibiotik. Sedangkan virus perlu diobati dengan obat anti virus. Pemberian obat-obatan untuk bayi tentunya tidak boleh sembarangan dan harus sesuai anjuran dokter.
Pemberian obat-obatan umumnya hanya untuk mengurangi gejala supaya anak merasa lebih nyaman. Perawatan tambahan lainnya, yaitu:
- Hindari memberikan anak makanan yang cita rasanya cukup kuat. Berikan anak makanan yang lembut dengan rasa yang ringan, seperti bubur atau sup sayur.
- Jika anak tidak nafsu makan, berikan porsi sedikit tetapi sering.
- Berikan cairan secara rutin untuk mencegah dehidrasi. Pastikan anak mengonsumsi air putih yang cukup. Setelah itu, ibu bisa memberikan minuman lain, seperti jus.
- Untuk bayi di bawah enam bulan, berikan ASI secara teratur. Namun, beri jarak 15 hingga 20 menit setelah bayi muntah atau diare. Tujuannya agar perut sang bayi bisa beristirahat sejenak.
- Siapkan camilan sehat untuk anak, misalnya agar-agar, pisang, atau roti.
Segera periksakan anak ke dokter apabila mengalami tanda-tanda muntaber. Kalau ibu berencana mengunjungi rumah sakit, buat janji rumah sakit melalui aplikasi Halodoc supaya lebih mudah dan praktis. Jangan tunda untuk memeriksakan diri sebelum kondisinya semakin memburuk. Download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
MSD Manual. Diakses pada 2022. Gastroenteritis in Children.
Kids Health. Diakses pada 2022. Gastroenteritis (Stomach Flu).
Web MD. Diakses pada 2022. The Truth About Stomach Flu.
Healthline. Diakses pada 2022. What to Do If Your Child Has a Stomach Bug.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan