Waspada, Ini Bahaya Rubella yang Dialami Ibu Hamil

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   10 April 2020
Waspada, Ini Bahaya Rubella yang Dialami Ibu HamilWaspada, Ini Bahaya Rubella yang Dialami Ibu Hamil

Halodoc, Jakarta - Rubella sangat berbahaya bagi wanita hamil dan bayinya yang sedang berkembang. Siapa pun yang tidak pernah divaksin terhadap rubella berisiko mengalami penyakit ini. Kasus ini dapat terjadi saat orang yang tidak divaksin tertular pada orang yang terinfeksi, sebagian besar dapat tertular melalui perjalanan internasional.

Setiap wanita harus memastikan diri bahwa mereka sudah mendapatkan vaksin rubella sebelum hamil. Perlu diketahui bahwa infeksi virus rubella menyebabkan kerusakan paling parah saat ibu terinfeksi di awal kehamilan, terutama dalam 12 minggu pertama (trimester pertama).

Waspadai Dampaknya, Sindrom Rubella Bawaan (CRS)

Congenital rubella syndrome (CRS) merupakan suatu kondisi yang terjadi pada bayi yang sedang berkembang di dalam rahim yang ibunya terinfeksi virus rubella. Wanita hamil yang tertular rubella berisiko keguguran atau lahir mati, dan bayi mereka yang sedang berkembang berisiko mengalami cacat lahir yang parah dengan konsekuensi seumur hidup. CRS dapat memengaruhi hampir semua hal dalam tubuh bayi yang sedang berkembang.

Cacat lahir yang paling umum dari CRS dapat mencakup:

  • Tuli.
  • Katarak.
  • Cacat jantung.
  • Kecacatan intelektual.
  • Berat badan lahir rendah.
  • Ruam kulit saat lahir.

Meskipun gejala spesifik dapat diobati, tidak ada obat untuk CRS. Karena tidak ada obatnya, maka penting bagi wanita untuk mendapatkan vaksinasi sebelum hamil.

Beberapa Pilihan Vaksin yang Perlu Didapatkan

Wanita yang berencana hamil harus memastikan diri ke dokter untuk memastikan mereka divaksin sebelum hamil. Karena vaksin MMR adalah vaksin virus hidup yang dilemahkan, wanita hamil yang belum pernah divaksin harus menunggu untuk mendapatkan vaksin MMR sampai setelah ia melahirkan. 

Wanita dewasa usia subur harus menghindari hamil setidaknya empat minggu setelah menerima vaksin MMR. Sebab wajib diketahui bahwa wanita hamil tidak boleh mendapatkan vaksin MMR. Jika kamu mengalami rubella atau terpapar rubella saat sedang hamil, maka segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan saran pilihan penanganan yang tepat. 

Komplikasi yang Perlu Diwaspadai 

Rubella sebenarnya adalah infeksi ringan. Setelah mengalami penyakit ini, kamu biasanya kebal secara permanen. Beberapa wanita yang pernah mengalami rubella mengalami radang sendi di jari, pergelangan tangan lutut, yang umumnya berlangsung sekitar satu bulan. Dalam kasus yang jarang terjadi, rubella dapat menyebabkan infeksi telinga atau radang otak.

Namun, jika kamu hamil saat mengalami rubella, konsekuensi untuk bayi dalam kandungan yang belum lahir mungkin parah, dan dalam beberapa kasus bisa berakibat fatal. Sebanyak 80 persen bayi yang lahir dari ibu yang mengalami rubella selama 12 minggu pertama kehamilan mengalami sindrom rubella bawaan. Sindrom ini dapat menyebabkan satu atau lebih masalah, termasuk:

  • Keterlambatan pertumbuhan.
  • Katarak.
  • Tuli.
  • Cacat jantung bawaan.
  • Cacat pada organ lain.
  • Kecacatan intelektual.
  • Risiko tertinggi pada janin adalah selama trimester pertama, tetapi paparan di kemudian hari juga tetap berbahaya.

Vaksin rubella biasanya diberikan sebagai vaksin gabungan measles-mumps-rubella (MMR). Dokter merekomendasikan bahwa anak-anak menerima vaksin MMR antara 12 dan bulan, dan diulangi lagi antara 4 dan 6 tahun, sebelum masuk sekolah. Untuk itu orangtua perlu mengingat untuk memberikan vaksin MMR pada anak perempuan untuk mencegah rubella selama pertumbuhannya, terutama saat ia hamil suatu saat nanti.

Referensi:
CDC. Diakses pada 2020. Pregnancy and Rubella
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Pregnancy and Rubella