Waspada, Ini 5 Faktor yang Bisa Memicu Urtikaria Kronis
“Gatal-gatal akibat biduran alias urtikaria bisa terjadi dalam jangka panjang atau kronis. Kondisi ini bisa terjadi karena banyak faktor, mulai dari berkeringat, cuaca dingin, hingga penyakit autoimun.”
Halodoc, Jakarta – Biduran atau urtikaria adalah reaksi pada kulit yang muncul dengan gejala berupa ruam kemerahan dan gatal. Masalah kesehatan ini bisa terjadi pada bagian kulit mana saja, lebih sering pada punggung, paha, dan perut.
Biasanya, biduran yang ringan bisa membaik dengan sendirinya setelah beberapa waktu atau setelah kamu mengonsumsi obat. Akan tetapi, untuk beberapa kondisi, biduran bisa terjadi lebih lama dan berulang, yang selanjutnya dikenal dengan urtikaria kronis.
Lantas, faktor apa sajakah yang dapat memicu urtikaria kronis? Simak, penjelasannya di sini!
Apa Saja Faktor Pemicu Urtikaria Kronis?
Biduran bisa terjadi karena banyak hal, umumnya karena bulu hewan peliharaan, serbuk sari, dan makanan tertentu. Namun, masih ada beberapa faktor lain yang turut menjadi pemicunya, antara lain:
1. Olahraga
Bisakah mengalami alergi terhadap keringat sendiri? Meskipun para ahli menganggap gatal-gatal yang terjadi karena olahraga sebagai peningkatan panas tubuh, sebenarnya pemicu gatal-gatal saat berolahraga adalah keringat.
Apakah itu berarti kamu harus melewatkan olahraga jika mengidap urtikaria kronis? Belum tentu. Coba diskusikan dengan dokter jika kamu merasa bahwa keringat mungkin menjadi salah satu pemicunya.
Biasanya, dokter akan menyarankan untuk mengonsumsi obat antihistamin sebelum berolahraga untuk mencegah kekambuhan.
Ada beberapa pilihan obat biduran yang ampuh mengatasi gata-gatal akibat kondisi ini. Cek rekomendasinya di sin:
- Ini Pilihan Obat Kaligata yang Ampuh untuk Redakan Gatal-Gatal.
- Ini 7 Rekomendasi Obat Biduran yang Ampuh Redakan Gatal pada Kulit.
2. Stres
Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi kalau stres selalu memainkan peran utama dalam banyak penyakit fisik dan mental, termasuk urtikaria kronis. Stres yang tidak bisa kamu kendalikan bisa memicu kekambuhan, bahkan memperburuk kondisi yang sudah terjadi.
3. Pewarna dan pengawet buatan
Studi dalam Indian Journal of Dermatology, biduran dapat terjadi karena beberapa bahan tambahan makanan, termasuk pewarna buatan, zat penyedap, dan pengawet. Namun, tidak mudah menguji intoleransi makanan yang memicu gatal-gatal semudah menguji alergi makanan pada umumnya.
Sebab, keduanya memiliki mekanisme yang tidak sama. Jika kamu menduga bahwa pola makan menjadi pemicu biduran, dokter mungkin menyarankan diet eliminasi untuk menguji intoleransi makanan.
4. Suhu dingin
Paparan suhu dingin juga dapat menjadi pemicu urtikaria kronis pada beberapa orang. Selain cuaca, kondisi lain yang berkaitan dengan suhu dingin termasuk makanan dingin dan kolam renang.
Bagi orang yang alergi terhadap dingin, berendam dalam kolam renang, dapat memicu reaksi parah yang tidak hanya melibatkan gatal-gatal tetapi juga syok anafilaksis.
5. Penyakit autoimun
Menurut American Osteopathic College of Dermatology, sekitar setengah kasus urtikaria kronis terjadi karena sistem kekebalan yang menyerang jaringan tubuh sendiri atau autoimunitas.
Penyakit tiroid menjadi masalah autoimun yang menjadi pemicu utama pada orang dengan urtikaria kronis, lalu oleh rheumatoid arthritis dan diabetes tipe 1. Studi dalam European Journal of Dermatology juga menemukan bahwa penyakit Celiac turut memiliki kaitan dengan biduran kronis.
Selain urtikaria kronis dan akut, sebenarnya masih ada lagi jenis biduran lainnya. Kamu bisa mengetahuinya melalui artikel Ini Jenis-Jenis Biduran yang Perlu Diketahui.
Cara Mengatasi Biduran
Sebenarnya, sebagian besar kasus urtikaria tidak memerlukan penanganan medis khusus. Pasalnya, gejala yang muncul umumnya akan menghilang dengan sendirinya dalam hitungan jam atau hari. Meski demikian, jika rasa gatalnya sangat mengganggu, kamu bisa memilih cara penanganan berikut ini.
- Menggunakan krim atau losion antigatal yang sifatnya menenangkan. Pilih produk krim dengan kandungan menthol yang dapat membantu meredakan rasa gatal selama beberapa saat.
- Obat antihistamin yang dapat membantu mengontrol pembengkakan dan rasa gatal.
- Obat kortikosteroid untuk kondisi biduran yang sudah parah. Misalnya, obat prednison yang dapat mengurangi rasa gatal dan peradangan. Sementara itu, untuk biduran yang lebih ringan, dokter bisa meresepkan obat kortikosteroid oles.
- Terapi cahaya atau fototerapi. Metode perawatan noninvasif ini bisa memberi hasil yang cukup efektif apabila obat antihistamin tidak bekerja dengan baik untuk mengatasi urtikaria.
Kamu mungkin juga perlu melakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter atau rumah sakit jika ruam urtikaria tidak menghilang atau memburuk hingga mengganggu aktivitas.
Untuk perawatan lebih lanjut kamu bisa hubungi 5 Dokter yang Paham Perawatan Urtikaria.
Konsultasi dengan dokter di Halodoc bisa dilakukan secara online dari mana saja dan kapan saja dengan biaya terjangkau.