Waspada, Ini 5 Ciri-Ciri Preeklamsia pada Ibu Hamil yang Perlu Diketahui

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   22 Mei 2023

“Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah. Gejalanya seperti pembengkakan di sejumlah area tubuh, sesak napas, mual, dan muntah.”

Waspada, Ini 5 Ciri-Ciri Preeklamsia pada Ibu Hamil yang Perlu DiketahuiWaspada, Ini 5 Ciri-Ciri Preeklamsia pada Ibu Hamil yang Perlu Diketahui

Halodoc, Jakarta – Preeklamsia pada ibu hamil menjadi salah satu komplikasi kehamilan yang sering terlambat disadari. Pasalnya, gejala preeklamsia biasanya baru muncul setelah kehamilan memasuki usia 20–24 minggu, atau beberapa saat setelah bayi lahir. 

Bukan itu saja, dalam beberapa kasus preeklamsia bisa berkembang tanpa menunjukkan gejala yang berarti atau hanya gejala ringan saja. Ciri-ciri preeklamsia pada ibu hamil, yaitu meningkatnya tekanan darah (hipertensi) dan tanda-tanda kerusakan organ lain. 

Berita buruknya, kondisi ini bisa berakibat fatal baik untuk ibu maupun janin. Lantas, apa saja ciri-ciri preeklamsia pada ibu hamil?

Gejala atau Ciri-Ciri Preeklamsia pada Ibu Hamil

Salah satu ciri khas preeklamsia pada ibu hamil adalah peningkatan tekanan darah yang signifikan. Oleh karena itu, sebaiknya rutin memantau tekanan darah selama kehamilan. 

Ibu hamil harus waspada jika tekanan darah sudah mencapai 140/90 mmHg atau lebih. Selain peningkatan tekanan darah, berikut ini ciri-ciri preeklamsia:

1. Pembengkakan di sejumlah area tubuh

Preeklamsia pada ibu hamil dapat menyebabkan pembengkakan di sejumlah area tubuh, seperti telapak kaki, wajah, mata, dan tangan. Tidak hanya itu saja, ibu hamil yang mengalami preeklamsia bisa mengalami peningkatan berat badan dalam 1 atau 2 hari.

2. Nyeri yang mengganggu

Preeklamsia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko mengalami nyeri di area perut bagian atas, kepala, dan bagian tubuh lain. Nyeri yang muncul bisa sangat mengganggu dan menyiksa. Bahkan, preeklamsia pada ibu hamil juga berisiko mengalami sakit kepala yang sulit hilang atau reda.

3. Gangguan lain pada tubuh

Ciri-ciri preeklamsia juga bisa menyebabkan ibu hamil mengalami gangguan lain. Mulai dari sesak napas akibat cairan di paru-paru, mual dan muntah, hingga gangguan fungsi hati, dan menurunnya jumlah trombosit dalam darah. Tidak hanya itu, ibu hamil yang mengalami preeklamsia umumnya akan mengalami gangguan penglihatan.

4. Kadar protein tinggi dalam urine

Kondisi ini juga bisa disebut sebagai proteinuria. Proteinuria terjadi ketika ginjal tidak dapat menyaring protein dari darah, sehingga protein terbuang begitu saja bersamaan dengan urine. 

Kondisi ini terjadi karena preeklamsia mengganggu filter pada ginjal untuk sementara waktu. Tanda ibu mengalami proteinuria, yaitu urine yang berbusa atau berbuih.

5. Hyperreflexia

Ketika ibu hamil mengalami preeklamsia refleks ibu menjadi sangat sensitif, inilah yang disebut hyperreflexia. Umumnya, hyperreflexia terjadi karena reaksi berlebihan dari sistem saraf otonom terhadap rangsangan. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, kondisi ini dapat berujung menjadi kejang yang tidak terkendali.

Beberapa kondisi preeklamsia tidak menunjukan gejala yang signifikan sehingga penting bagi ibu hamil lakukan pemeriksaan secara rutin di rumah sakit.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui preeklamsia sejak dini dan mencegah kondisi ini menjadi parah. Namun, apabila gejala di atas sudah atau sedang dialami, segera Hubungi Dokter Ini untuk Atasi Gejala Preeklamsia.

Ada beberapa komplikasi preeklamsia yang perlu ibu hamil pahami, seperti stroke, gangguan pada organ tubuh ibu, gangguan pembekuan darah, dan gangguan pada kesehatan bayi. 

Penyebab Preeklamsia pada Ibu Hamil

Kondisi ini sering dikaitkan dengan kelainan yang terjadi pada plasenta, yaitu organ yang berfungsi menerima suplai darah dan nutrisi untuk janin selama di dalam kandungan. Meski begitu, hingga kini masih belum pasti mengenai penyebab preeklamsia bisa terjadi pada masa kehamilan.

Gangguan preeklamsia yang terjadi selama kehamilan bisa menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan janin, termasuk kelancaran peredaran darah plasenta.

Untuk itu, tidak ada salahnya ibu mengetahui beberapa kondisi yang dapat menyebabkan preeklamsia saat menjalani kehamilan. Berikut beberapa kondisinya:

  • Wanita yang menjalani kehamilan pertama.
  • Riwayat keluarga dengan preeklamsia atau kehamilan sebelumnya dengan kondisi yang serupa.
  • Ibu dengan kehamilan kembar.
  • Ibu yang menjalani kehamilan di usia sebelum 20 tahun atau lebih dari 40 tahun.
  • Memiliki tekanan darah tinggi sebelum kehamilan.
  • Memiliki sindrom ovarium polikistik.
  • Riwayat penyakit diabetes, penyakit ginjal, lupus, atau rheumatoid arthritis.
  • Ibu yang mengidap obesitas selama kehamilan.
  • Memiliki bayi dengan jarak kurang dari 2 tahun atau lebih dari 10 tahun.

Nah, supaya preeklamsia tidak bertambah parah, ibu dapat mengetahui cara menangani preeklamsia melalui artikel berikut, “Inilah 5 Cara Mengatasi Preeklamsia pada Ibu Hamil”.

Jika ibu mengalami gejala preeklamsia, atau kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya gangguan ini, jangan ragu untuk segera tanyakan ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Melalui Halodoc ibu bisa berkonsultasi dengan dokter berpengalaman dan terpercaya, praktis hanya melalui smartphone. Yuk Ibu, download Halodoc sekarang melalui Apps Store atau Google Play. 

Referensi:
National Library of Medicine. Diakses pada 2021. Preeclampsia.
National Health Service UK. Diakses pada 2021. Preeclampsia.
The American College of Obstetricians and Gynecologists. Diakses pada 2021. Preeclampsia and High Blood Pressure During Pregnancy.
WebMD. Diakses pada 2023. Preeclampsia.
Preeclampsia Foundation. Diakses pada 2023. Signs & Symptoms.