Waspada, Ini 4 Risiko Komplikasi dari Hepatitis B

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   21 Juni 2022

“Terdapat beberapa risiko komplikasi dari hepatitis B yang perlu diwaspadai. Salah satunya adalah sirosis hati yang seringkali tidak terdeteksi gejalanya.”

Waspada, Ini 4 Risiko Komplikasi dari Hepatitis BWaspada, Ini 4 Risiko Komplikasi dari Hepatitis B

Halodoc, Jakarta – Hepatitis B merupakan infeksi hati serius akibat virus (HBV) yang tidak dapat disepelekan. Sebab, hepatitis B sulit untuk dikenali, karena gejalanya tidak langsung dapat dirasakan pengidapnya. Bahkan, beberapa gejala ada yang sama sekali tidak muncul. Akibatnya, banyak pengidapnya yang tidak atau telat menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi kondisi tersebut. 

Virus ini biasanya berkembang selama 1-5 bulan sejak pajanan terhadap virus sampai kemunculan gejala pertama. Padahal, satu dari tiga pengidap hepatitis B kronis yang tidak menjalani pengobatan berisiko mengalami komplikasi penyakit yang serius. Penasaran apa saja risiko komplikasi tersebut? Yuk, ketahui informasinya di sini! 

Risiko Komplikasi dari Hepatitis B 

Terdapat beberapa risiko komplikasi dari hepatitis B kronis yang perlu diwaspadai, yaitu: 

1. Sirosis Hati 

Kondisi ini terjadi karena adanya pembentukan jaringan parut pada hati. Jaringan parut merupakan jaringan yang terbentuk setelah sel-sel hati yang mulanya normal, kemudian mengalami luka atau radang yang berkelanjutan. Gejala sirosis biasanya tidak terdeteksi dan sering tidak disadari pengidapnya, sampai terjadi kerusakan yang parah pada hati. Sirosis yang parah dapat memicu gejala-gejala, seperti turunnya berat badan, mual, gampang lelah, gatal-gatal pada kulit, serta pembengkakan pada perut dan pergelangan kaki.

Perkembangan komplikasi ini dapat dihambat dengan langkah pengobatan tertentu, misalnya dengan mengonsumsi obat antivirus. Namun, ada sebagian pengidap yang terpaksa menjalani transplantasi hati karena kondisi liver yang sudah sangat parah.

2. Kanker Hati

Hepatitis B kronis dapat berkembang menjadi kanker hati apabila tidak ditangani dengan baik. Gejala pada komplikasi ini adalah mual, muntah, sakit perut, penurunan berat badan, serta sakit kuning (kulit dan bagian putih mata yang menguning). Operasi mungkin akan dilakukan untuk membuang bagian hati yang terserang kanker.

3. Hepatitis B Fulminan

Hepatitis B fulminan dapat terjadi saat sistem kekebalan tubuh menjadi keliru dan mulai menyerang hati hingga menyebabkan kerusakan yang parah. Beberapa gejala yang dapat mengindikasikan kondisi tersebut adalah pengidap menjadi linglung dan bingung, perut membengkak, serta sakit kuning. Penyakit ini bisa menyebabkan hati berhenti berfungsi dan sering kali berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

4. Komplikasi Lainnya

Selain sirosis hati, kanker hati, atau hepatitis B fulminan, pengidap hepatitis B kronis juga berisiko alami komplikasi lainnya. Misalnya seperti mengembangkan penyakit ginjal atau radang pembuluh darah.

Pencegahan yang Bisa Dilakukan

Infeksi hepatitis B memang mudah menular, tetapi bukan berarti tidak dapat dicegah. Beberapa cara yang dapat kamu tempuh untuk mencegah penularan penyakit hepatitis agar tidak mengalami risiko, di antaranya.

1. Lakukan Vaksinasi Hepatitis B

Ketika vaksin hepatitis B diberikan pada orang yang berisiko terkena infeksi ini, maka tubuh akan dirangsang untuk memproduksi antibodi. Sistem antibodi tersebutlah yang akan ‘melawan’ virus hepatitis jika sewaktu-waktu masuk ke dalam tubuh.

2. Tidak Menggunakan Jarum Sembarangan

Penggunaan jarum atau peralatan medis yang tidak steril dapat meningkatkan risiko kamu terkena infeksi ini. Hal ini harus diwaspadai, terutama oleh tenaga medis yang melakukan kontak langsung dengan pengidap hepatitis.

3. Tidak Berbagi Peralatan Pribadi

Hindari berbagi sikat gigi, pisau cukur, gunting kuku, dan berbagai barang pribadi lainnya. Darah yang terinfeksi dapat menempel di alat pribadi yang kamu gunakan, sehingga meningkatkan risiko penularan penyakit ini pada orang lain.

4. Praktik Seks yang Aman

Pastikan untuk melakukan hubungan intim bersama pasangan secara aman dengan menggunakan kondom. Selain itu, beri tahu pasangan kamu jika kamu mengidap HBV dan diskusikan risiko penularan kepadanya. Perlu diketahui bahwa kondom hanya mengurangi risiko penularan, bukan mengeliminasinya.  

5. Rajin Mencuci Tangan

Meski terkesan sepele, mencuci tangan nyatanya efektif mencegah penularan penyakit. Maka dari itu, terapkanlah kebiasaan mencuci tangan dengan air dan sabun. Terutama sebelum dan sesudah makan, setelah dari kamar mandi, serta sebelum dan setelah mengolah bahan makanan.

6. Hindari Kontak dengan Darah dan Cairan Tubuh

Hepatitis B dapat menyebar ketika darah, air mani, atau cairan tubuh lain yang terinfeksi virus HBV masuk ke dalam tubuh seseorang yang tidak terinfeksi atau belum divaksinasi. Oleh karena itu, hindarilah kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh. 

Itulah beberapa risiko komplikasi dari hepatitis B yang perlu diwaspadai. Mulai dari sirosis, kanker hati, hepatitis B fulminan, hingga komplikasi lainnya seperti penyakit ginjal. Oleh sebab itu, rutin memeriksakan kondisi kesehatan dan melakukan upaya pencegahan sedari dini merupakan hal yang penting dilakukan. 

Pastikan juga kamu menjaga daya tahan tubuhmu dengan baik. Selain dari mengonsumsi makanan sehat, kamu juga dapat melakukannya melalui konsumsi vitamin. 

Jika saat ini kamu membutuhkan vitamin, kamu bisa cek kebutuhan vitamin dan suplemen melalui aplikasi Halodoc. Tentunya tanpa perlu keluar rumah atau mengantre di apotek. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga! 

Referensi: 

Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Hepatitis B. 
NHS. Diakses pada 2022. Complications – Hepatitis B. 
Web MD. Diakses pada 2022. Hepatitis B.