Waspada, Ini 4 Komplikasi Akibat Balanitis
Halodoc, Jakarta - Tidak hanya tubuh, alat kelamin perlu dijaga kebersihan dan kelembapannya. Jika tidak, kamu bisa terserang balanitis atau peradangan pada kelenjar atau kepala penis. Kurangnya kebersihan di area ini membuat kulit mengalami iritasi yang berujung infeksi, tetapi membersihkannya terlalu sering tidak disarankan. Sederhananya, pembersihan yang kurang tepat memudahkan bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak di area penis.
Sebenarnya, tempat paling baik untuk bakteri muncul dan berkembang biak adalah pada bagian kulit khitan. Area ini menjebak kelembapan di sekitar kepala penis. Iritasi yang terjadi pada area ini bisa memicu munculnya balanitis dan luka yang menyebabkan rasa gatal dan tidak nyaman.
Apa Saja Komplikasi Balanitis yang Mungkin Terjadi?
Jangan biarkan jika kamu mengalami tanda aneh pada alat vital. Organ ini sensitif, sehingga kelainan yang terjadi membutuhkan penanganan segera. Tanyakan pada dokter apa saja gejala aneh yang kamu alami dengan menggunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi Halodoc. Kamu pun bisa langsung membuat janji bertemu dengan dokter di rumah sakit mana saja yang tidak jauh dari rumahmu.
Baca juga: Kenali Manfaat Sunat dari Sisi Kesehatan
Pasalnya, balanitis yang tidak segera mendapatkan penanganan memicu terjadinya komplikasi yang lebih serius. Beberapa di antaranya:
-
Munculnya jaringan parut pada pembukaan penis;
-
Pencabutan kulup penis yang tentu saja akan terasa sangat menyakitkan;
-
Pasokan darah yang tidak memadai ke area penis.
Dermatitis alergi dapat menjadi penyebab balanitis yang melibatkan rasa gatal, munculnya ruam, dan peradangan kulit. Peradangan ini akan mengakibatkan munculnya jaringan parut. Pada kondisi lanjut, jaringan parut yang muncul pada pembukaan penis membuat pembukaannya menjadi lebih sempit dari seharusnya, sehingga membuat kamu sulit buang air kecil dan rasa tidak nyaman dan menyakitkan.
Baca juga: Mr. P Bau? Mungkin 4 Hal Ini Sebabnya
Komplikasi lain yang terjadi karena balanitis yang tidak ditangani adalah fimosis, kondisi ketika kulup tidak tertarik ke tempatnya bahkan setelah dilakukan perawatan. Fimosis ini bukan akibat dari balanitis akut, melainkan balanitis kronis. Pada beberapa kasus, fimosis yang tidak ditangani memerlukan tindakan pembedahan, dengan memotong celah di bagian atas kulup untuk memisahkannya dari penis. Operasi lainnya berupa sunat untuk menghapus kulup secara lengkap.
Cegah Komplikasi Balanitis dengan Cara Ini
Peradangan pada kulup dan kepala penis bisa dicegah. Cara terbaik yang bisa dilakukan adalah menjaga kebersihan penis. Tidak perlu dengan selalu membersihkannya, tetapi tidak juga membiarkan organ intim ini dalam keadaan kotor dan lembap berlebih. Tidak hanya peradangan, kelembapan berlebihan pada area intim membuat penis berbau tidak sedap dan gatal.
Membersihkannya juga tidak sembarangan. Kamu tidak dianjurkan untuk menggunakan sabun yang mengandung bahan kimia keras, karena ini memudahkan kulit penis mengalami iritasi. Cari saja pengganti sabun, misalnya emolien yang didapatkan di apotek terdekat.
Baca juga: Waspada Smegma yang Dapat Menumpuk di Kelamin
Balanitis yang terjadi karena penyakit menular seksual bisa dihindari dengan mempraktikkan seks yang aman alias tidak berganti pasangan. Penggunaan alat pengaman yang tepat, hindari bahan lateks jika kamu alergi terhadap bahan satu ini. Anak laki-laki mungkin belum bisa membersihkan area di bawah kulit khitan, jadi jangan coba menarik paksa karena bisa merusak area ini.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan