Waspada Gejala Emotional Child Abuse pada Anak

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   07 Maret 2021
Waspada Gejala Emotional Child Abuse pada AnakWaspada Gejala Emotional Child Abuse pada Anak

Halodoc, Jakarta - Bekas luka dan memar bisa terlihat, tapi luka pelecehan emosional pada anak atau emotional child abuse tidak selalu terlihat. Meskipun tidak ada luka yang membuat seorang anak dilarikan ke rumah sakit, efek dari emotional child abuse dapat merusak mental dan bertahan lama.

Terlebih, pelecehan emosional bisa lebih sulit dideteksi daripada bentuk pelecehan anak lainnya. Lantas, bagaimana cara mengidentifikasi gejala emotional child abuse pada anak? 

Baca juga: Seberapa Besar Pengaruh Pola Pikir Ibu Terhadap Anak?

Begini Gejala Emotional Child Abuse pada Anak

Seorang anak yang mengalami emotional child abuse mungkin menunjukkan perilaku yang dapat menjadi tanda-tanda pelecehan, termasuk:

  • Gelisah.
  • Berupaya untuk menghindari situasi tertentu (seperti pergi ke suatu kegiatan atau rumah orang lain).
  • Prestasi menurun di sekolah.
  • Perkembangan emosional yang tertunda.
  • Depresi.
  • Keinginan untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain dengan sengaja.
  • Dengan putus asa mencari kasih sayang dari orang dewasa lainnya.
  • Perkembangan regresi (misalnya mengompol, padahal sebelumnya telah berhasil tidak mengompol lagi).
  • Sering mengeluh sakit kepala, sakit perut, atau gejala somatik lainnya yang tidak diketahui penyebabnya.
  • Kehilangan minat dalam kegiatan sosial.
  • Rendah diri.

Ibu mungkin berasumsi bahwa seorang anak yang dilecehkan dengan cara apa pun tidak akan terikat pada orang dewasa yang melecehkannya, tetapi ini tidak selalu terjadi. Anak-anak sering kali tetap setia kepada orangtua atau pengasuhnya yang melecehkan mereka karena mereka takut akan apa yang akan terjadi jika mereka mengungkapkan pelecehan tersebut.

Baca juga: Usia yang Tepat untuk Mulai Pendidikan Seks pada Anak

Contoh Emotional Child Abuse yang Bisa Terjadi pada Anak

Emotional child abuse dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Bisa jadi berupa penghinaan dengan kata-kata atau tindakan yang meremehkan, atau tidak dipedulikan hingga menyebabkan hilangnya emosi. Hal ini bisa terjadi sehubungan dengan pelecehan atau penelantaran fisik atau seksual.

Seorang pengasuh yang melecehkan secara emosional sering kali menggunakan kata-kata, tetapi tindakan mereka juga bisa melecehkan. Ketika orangtua atau pengasuh tidak menunjukkan kasih kepada seorang anak dan tidak membuat mereka merasa diinginkan, aman, dan berharga, itu merupakan bentuk emotional child abuse

Mereka mungkin juga menahan kasih sayang fisik atau sentuhan kasih. Keduanya penting untuk perkembangan emosi anak. Setiap orang dewasa dalam kehidupan seorang anak bisa melakukan emotional child abuse dalam berbagai bentuk, seperti:

  • Seorang babysitter terus-menerus berteriak pada anak-anak dan membuat ancaman.
  • Seorang anak mengalami kekerasan dalam rumah tangga di rumah.
  • Seorang kakek menolak untuk berinteraksi dengan anak-anak ketika mereka berkunjung dan malah menonton televisi.
  • Orangtua dengan gangguan penyalahgunaan alkohol akan marah ketika mereka minum, sering kali berteriak dan berteriak sepanjang malam.
  • Orangtua tiri mengatakan bahwa mereka berharap anaknya tidak ada.
  • Seorang guru mengolok-olok seorang anak di depan kelas ketika mereka kesulitan membaca dengan suara keras.
  • Setelah perceraian, orangtua meminta anak mereka untuk berbohong kepada hakim tentang orangtua lainnya untuk memastikan bahwa mereka akan mendapatkan hak asuh penuh.

Baca juga: Hubungan Ayah dan Anak Renggang, Ibu Lakukan Ini

Itulah sedikit penjelasan mengenai emotional child abuse yang bisa dialami anak. Jika kamu mencurigai bahwa seorang anak mengalami pelecehan emosional, laporkan ke layanan perlindungan anak. Seorang anak yang mungkin mengalami pelecehan mungkin perlu dievaluasi oleh layanan sosial.

Jika kamu adalah orangtua dan merasa anak dilecehkan secara emosional oleh orang lain, seperti guru, pengasuh, atau pelatih, ambillah langkah untuk campur tangan. Ibu mungkin perlu meminta bantuan profesional untuk menjaga keamanan anak.

Bekerja sama dengan terapis dapat bermanfaat bagi anak dan keluarga. Gunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan psikiater di rumah sakit, guna menjalani konseling, jika merasa butuh bantuan untuk menangani efek psikologis yang terjadi.

Referensi:
Very Well Family. Diakses pada 2021. Warning Signs of Emotional Child Abuse.
Kids Help Line. Diakses pada 2021. Understanding Child Emotional Abuse.