Waktu yang Tepat untuk Menindik Bayi Perempuan

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   05 Maret 2020
Waktu yang Tepat untuk Menindik Bayi PerempuanWaktu yang Tepat untuk Menindik Bayi Perempuan

Halodoc, Jakarta - Di Indonesia, bayi perempuan biasanya akan ditindik telinganya, agar bisa dipakaikan anting-anting nantinya. Tindik telinga pada bayi perempuan ini umumnya dilakukan beberapa hari setelah ia dilahirkan, atas permintaan orangtua. Namun, sebenarnya kapan waktu yang tepat untuk menindik bayi perempuan? Jika dilakukan segera setelah lahir, adakah risiko kesehatan yang mengintai?

Kalau berdasarkan rekomendasi dari American Academy of Pediatrics, tindik telinga pada bayi idealnya harus dilakukan ketika usia anak sudah cukup untuk mengurus tindikannya sendiri. Namun, ada pula pendapat lain yang menyarankan agar tindik telinga boleh dilakukan ketika bayi berusia lebih dari 2 bulan. Hal ini karena ada risiko infeksi (terutama infeksi kulit) jika bayi ditindik ketika berusia kurang dari 2 bulan. Meski demikian, risiko tersebut terbilang cukup kecil.

Baca juga: Ingin Piercing Tubuh? Ini Tips Amannya!

Ada Juga Manfaatnya

Mari kesampingkan sebentar soal risiko dan bahas sedikit tentang manfaat tindik pada bayi. Telinga yang ditindik pada usia bayi memang membutuhkan perhatian dan perawatan lebih. Namun, ternyata semakin muda usia anak ketika ditindik, semakin sedikit pula kemungkinan munculnya jaringan parut atau keloid pada area telinga yang ditindik.

Hal ini dijelaskan dalam sebuah artikel dari Journal of Pediatrics. Menurut hasil penelitian yang dilakukan, keloid atau bekas luka tebal lebih sering muncul pada telinga anak yang ditindik ketika berusia di atas 11 tahun. Padahal, keloid cenderung sulit untuk diobati, bahkan sering kali membutuhkan suntikan atau prosedur operasi untuk menghilangkannya.

Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Menindik Telinga Bayi

Bicara soal risiko infeksi, berapapun usia anak ketika ditindik, pasti ada risikonya. Namun, risiko tersebut dapat diantisipasi dengan melakukan tindik  telinga secara hati-hati dan melakukan perawatan serta pembersihan dengan baik. Jika ingin melakukan tindik telinga pada bayi (terutama yang baru lahir), lebih baik bicarakan terlebih dahulu dengan dokter di aplikasi Halodoc, lalu perhatikan beberapa hal ini: 

1. Harus Dilakukan oleh Dokter

Tindik telinga pada bayi sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh dokter. Biasanya, dokter akan menggunakan alat tindik steril yang terbuat dari baja bedah hypoallergenic. Jika sudah mantap ingin menindik bayi, kamu bisa buat janji temu dengan dokter di rumah sakit andalanmu, lewat aplikasi Halodoc, agar lebih cepat.

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat Anak Minum Susu?

2. Jarum Tindik

Jarum tindik yang dianjurkan untuk digunakan adalah yang terbuat dari emas, perak, platinum, titanium, atau stainless steel. Sebab, jarum dengan bahan-bahan tersebut dapat meminimalisir risiko infeksi, ruam, dan alergi. Hindari penggunaan jarum logam yang mengandung nikel dan kobalt, karena logam dengan campuran kedua bahan tersebut sering menimbulkan reaksi alergi.

3. Bentuk Anting yang Digunakan

Ketika telinga bayi sudah ditindik, pilihlah anting yang berbentuk bulat, sangat kecil, dan bagian depannya sangat datar. Usahakan juga agar penutup anting harus menutupi seluruh bagian belakang anting. Sangat tidak dianjurkan untuk memakaikan anting menjuntai pada bayi, untuk mencegah timbulnya luka ketika bayi menarik-narik anting.

Baca juga: Berapa Jam yang Dibutuhkan Bayi untuk Tidur?

4. Merawat Telinga Bayi yang Ditindik

Setelah telinga bayi ditindik, usahakan jangan melepas anting selama enam minggu atau hingga lukanya kering. Oleskan larutan pembersih yang direkomendasikan dokter di sekitar cuping telinga sebanyak dua kali sehari, lalu putar anting setidaknya sekali sehari. Setiap selesai mandi, keringkan area sekitar tindikan agar tidak lembap. 

Setelah enam minggu, tindikan biasanya akan mengering dan kamu bisa mengganti anting anak agar lubangnya tidak tertutup. Jika setelah tindik telinga muncul gejala infeksi, alergi, telinga berdarah, bernanah, atau jika telinga robek karena anting terlepas, segera bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat. 

Referensi:
Journal of Pediatrics 115(5), 1312-4. Diakses pada 2020. The relationship between age of ear piercing and keloid formation.
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2020. The Risks of Infant Ear Piercing.
Baby Center. Diakses pada 2020. Piercing your baby's ears.
Healthline. Diakses pada 2020. Baby Ear Piercing: Is It Safe?