Wajib Tahu, Ini Perbedaan Prosedur Cimino dan CDL
“Cimino merupakan akses vaskular yang bersifat permanen, sedangkan catheter double lumen (CDL) merupakan akses sementara. Umumnya ahli merekomendasikan cimino sebagai pilihan utama.”
Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu mendengar seputar cimino dan CDL? Seseorang yang mengidap penyakit ginjal stadium 5 biasanya menjalani perawatan yang bernama hemodialisis. Sebab, pada pengidap penyakit ginjal stadium 5, tubuhnya tidak dapat lagi membersihkan darah dan mengeluarkan cairan berlebih dari tubuh.
Jika kamu menjalani hemodialisis, dokter akan membuat akses pembuluh darah dengan cimino (fistula arteriovenosa/ fistula AV) atau catheter Double Lumen (CDL/ kateter hemodialisis).
Umumnya, ahli merekomendasikan cimino sebagai pilihan utama untuk akses vaskular permanen. Sementara itu, CDL direkomendasikan untuk akses sementara.
Lantas, apa perbedaan prosedur cimino dan CDL?
Prosedur Cimino
Cimino perlu kamu lakukan ketika mengidap penyakit ginjal stadium 5 atau stadium akhir. Prosedur ini perlu kamu lakukan kira-kira enam bulan sebelum sesi pertama cuci darah. Sebab, saluran vena membutuhkan beberapa minggu supaya menjadi kuat untuk menahan kerasnya perawatan cuci darah.
Sebelum prosedur cimino, dokter akan melakukan pemetaan pembuluh darah pengidap. Pemetaan tersebut akan berlangsung dengan bantuan ultrasonografi (USG) Doppler.
Alat tersebut dapat membantu mengetahui kondisi aliran darah dan pembuluh darah vena, serta arteri yang akan disatukan. Dokter juga dapat memilih lokasi pembuluh darah yang tepat melalui USG Doppler untuk prosedur cimino.
Setelah itu, selama prosedur cimino, pengidap akan mendapatkan bius lokal atau bius total. Pilihan bius juga tergantung pada kondisi pengidap. Pengidap yang berusia anak-anak biasanya mendapatkan bius total, sehingga ia dapat tidur selama operasi.
Jika bius sudah bekerja, dokter spesialis bedah membuat sayatan di pergelangan tangan atau siku bagian dalam, dengan panjang sekitar 2 hingga 4 sentimeter. Kemudian, dokter menghubungkan pembuluh vena dengan arteri terdekat.
Saluran yang terbentuk dari pembuluh vena dan arteri inilah yang disebut dengan cimino atau fistula AV. Kemudian dokter akan menjahit bekas sayatan dan menutupnya dengan perban. Prosedur biasanya berlangsung selama 2 jam.
Prosedur CDL
Sebelum prosedur CDL, dokter spesialis bedah menentukan tempat terbaik untuk menempatkan akses vaskular. Akses yang baik membutuhkan aliran darah yang baik juga. Maka itu, perlu bantuan tes USG Doppler atau venografi untuk memeriksa aliran darah di lokasi akses yang memungkinkan.
Akses vaskular biasanya merupakan prosedur rawat jalan, sehingga kamu bisa pula setelah itu. Namun sebelumnya, tanyakan pada dokter spesialis bedah atau dokter anestesi tentang anestesi untuk prosedur akses.
Ada dua pilihan anestesi, yaitu:
- Obat yang membuatmu sedikit mengantuk dan anestesi lokal untuk membuat lokasi akses mati rasa.
- Anestesi umum sehingga kamu tertidur selama prosedur.
Perlu kamu perhatikan, CDL memiliki dua bukaan di dalamnya, yaitu lubang merah (arteri) untuk menarik darah dari vena dan keluar dari tubuh ke jalur dialisis, dan lubang biru (vena) yang memungkinkan darah bersih kembali ke tubuhmu.
Setelah prosedur CDL
Setelah prosedur CDL, kamu harus merawat kateter dengan baik supaya ia dapat bertahan lebih lama dan mencegah masalah seperti infeksi dan pembekuan.
Berikut beberapa langkah penting yang harus dilakukan setelah prosedur CDL:
- Jaga balutan kateter agar tetap bersih dan kering.
- Pastikan area tempat penyisipan bersih dan perawat akan mengganti balutan pada setiap sesi dialisis.
- Simpan peralatan pembalut darurat di rumah, jika kamu perlu mengganti pembalut di sela-sela perawatan. Perawat akan mengajarimu cara mengganti pembalut dalam keadaan darurat.
- Jangan pernah melepas tutup di ujung kateter, sebab udara tidak boleh masuk ke dalam kateter.
- Kenakan masker yang menutupi hidung dan mulut setiap kali kateter kamu buka, untuk mencegah bakteri masuk ke kateter dan aliran darah. Begitu juga dengan dokter yang harus mengenakan masker dan sarung tangan saat mengganti balutan.
- Tutup dan klem kateter harus tetap tertutup rapat saat tidak digunakan untuk dialisis. Hanya tim perawat yang boleh menggunakan kateter dialisis untuk mengambil darah atau memberikan obat atau cairan.
- Jika area di sekitar kateter terasa sakit atau terlihat merah, segera hubungi tim perawat dialisis. Tanyakan tentang tanda dan gejala yang memerlukan perhatian medis segera.
Itulah yang perlu kamu ketahui tentang perbedaan prosedur cimino dan CDL. Jika kamu memiliki pertanyaan terkait prosedur tersebut, jangan ragu untuk bertanya pada dokter.
Selain itu, agar lebih memahami informasi di atas, baca juga tentang 4 Hal yang Perlu Diketahui tentang Hemodialisa.
Referensi:
National Kidney Foundation. Diakses pada 2023. Hemodialysis Access: What You Need to Know.
National Health Service UK. Diakses pada 2023. Procedures and Treatments. Arterio-venous (AV) Fistulae for Haemodialysis.
Medline Plus. Diakses pada 2023. Hemodialysis access procedures
Kidney. Diakses pada 2023. Hemodialysis Catheters: How to Keep Yours Working Well
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan