Varian Omicron Tingkatkan Risiko Infeksi Ulang COVID-19
“Varian Omicron ditetapkan sebagai variant of concern (VOC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Varian ini dianggap menular, sama seperti VOC lainnya. Kabar terbaru mengungkapkan, varian omicron mampu meningkatkan risiko ulang pada penyintas COVID-19.”
Halodoc, Jakarta – Hingga kini varian Omicron masih menimbulkan kekhawatiran negara-negara di seluruh dunia. Mutasi COVID-19 yang satu ini diduga telah menyebar dengan cepat dan terdeteksi di lebih dari 30 negara. Para peneliti membenarkan jika varian Omicron adalah jenis mutasi yang paling cepat menular dibandingkan dengan varian Beta maupun Delta.
Kabar terbaru juga mengungkapkan kalau varian Omicron mampu meningkatkan risiko infeksi ulang pada penyintas COVID-19. Hal ini diperkuat oleh temuan para peneliti di Afrika Selatan. Berikut penjelasan selengkapnya.
Varian Omicron Tingkatkan Risiko Infeksi Ulang, Benarkah?
Melansir dari Medical News Today, sebuah studi yang dilakukan di Afrika Selatan menunjukkan bahwa varian Covid-19, Omicron, tiga kali lipat lebih menular daripada varian sebelumnya. Penemuan ini ditemukan oleh para peneliti di Afrika Selatan saat mengidentifikasi infeksi primer dan dugaan infeksi berulang.
Penelitian dimulai dengan menganalisis 2.796.982 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Afrika Selatan. Semua infeksi pertama terjadi setidaknya 90 hari sebelum 27 November 2021.
Individu yang mendapatkan tes positif COVID-19 dalam jangka 90 hari setelah tes positif pertama dianggap mengalami infeksi ulang COVID-19. Tim peneliti kemudian menganalisis apakah ada perbedaan risiko infeksi ulang selama gelombang pertama, kedua, dan ketiga.
Hasilnya, gelombang kedua didominasi varian Beta, gelombang ketiga didominasi varian Delta, dan para ahli berasumsi bahwa infeksi ulang COVID-19 yang terjadi sejak November 2021 disebabkan oleh varian Omicron.
Dilansir dari laman CNN, tim peneliti mengidentifikasi 35.670 individu yang mengalami infeksi ulang hingga 27 November 2021. Hasilnya, sebanyak 332 orang dengan dugaan infeksi ketiga dan 1 orang dengan empat dugaan infeksi. Dalam laporan tersebut, sebanyak 47 orang atau 14,2 persen mengalami infeksi ketiga pada November 2021.
Nah, infeksi ketiga tersebut diduga berkaitan dengan varian Omicron. Pemerintah Afrika Selatan juga menyatakan bahwa varian Omicron kini menjadi jenis virus COVID-19 yang paling dominan di Afrika Selatan. Sebanyak 74 persen dari sampel yang diurutkan secara genetik pada bulan November merupakan varian Omicron.
Jangan Panik, Tetap Patuhi Prokes dan Lakukan Vaksinasi
Kendati varian Omicron terbukti lebih menular dan berisiko menyebabkan infeksi ulang, gejala yang ditimbulkan oleh varian tidak jauh berbeda varian Delta. Gejala bisa berkisar ringan hingga parah. Dr. Angelique Coetzee, Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, menegaskan bahwa gejala varian Omicron tergolong ringan dan bisa dilakukan perawatan di rumah. Meski begitu, masyarakat tetap harus waspada karena varian ini masih berisiko menyebabkan gejala yang parah bahkan kematian pada kelompok rentan.
Sejumlah gejala varian Omicron yang perlu diwaspadai, diantaranya:
- Demam.
- Menggigil.
- Batuk.
- Sesak napas.
- Kelelahan.
- Nyeri otot.
- Sakit kepala.
- Sakit tenggorokan.
- Kehilangan indra perasa dan penciuman.
- Pilek.
Sampai saat ini, vaksinasi COVID-19 dinilai masih efektif mencegah semua jenis varian COVID-19, termasuk Omicron. Apalagi jika kamu telah mendapatkan vaksinasi lengkap dan melakukan vaksinasi booster. Maka dari itu, tetap tenang dan tidak perlu panik.
Cobalah untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). Contohnya seperti menggunakan masker, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, rutin mencuci tangan, dan tetap berada di rumah apabila mengalami gangguan kesehatan yang mirip dengan gejala COVID-19. Jika belum mendapatkan vaksinasi, segera melakukannya secepat mungkin.
Kamu juga perlu menerapkan pola hidup sehat, seperti konsumsi makanan bergizi seimbang, cukup tidur, rutin berolahraga, penuhi cairan tubuh, tidak merokok dan minum alkohol.
Konsumsi vitamin juga penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Segera cek kebutuhan vitamin di toko kesehatan Halodoc. Jangan tunggu sampai sakit untuk minum vitamin, download Halodoc sekarang juga!