Varian Delta Bisa Menular 2 Hari Sebelum Muncul Gejala
“Tampaknya pembatasan ketat yang dilakukan pemerintah Indonesia selama beberapa bulan belakangan ini tepat, karena varian Delta dari virus corona ini tercatat mampu menyebar dua hari sebelum seseorang mengalami gejalanya. Oleh karena itu, varian ini dianggap lebih berbahaya dari sebelumnya.”
Halodoc, Jakarta – Menurut sebuah studi baru dari jurnal Nature, orang dengan varian Delta dapat menularkan virus selama hampir 2 hari sebelum dirinya sendiri mengalami gejala apa pun. Penularan presimptomatik ini juga diduga telah menyebabkan hampir 75 persen infeksi varian Delta.
Orang yang telah menerima vaksinasi juga diduga masih dapat menularkan virus semudah orang yang tidak divaksinasi karena peningkatan viral load. Meski begitu, para ahli masih berpendapat bahwa vaksin tetap menjadi senjata terbaik yang kini tersedia untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 dan melindungi orang dari penyakit serius, rawat inap, dan kematian.
Baca juga: Kenali Varian Alpha, Beta, dan Delta dari Virus COVID-19
Penularan Presimptomatik Jadi Ciri Utama Varian Delta
Berkat penelitian baru yang dikeluarkan jurnal Nature ini, maka tidak mengherankan bawah gelombang kedua kasus COVID-19 di India dan Indonesia menjadi lebih sulit dikendalikan. Oleh karena itu, setiap otoritas negara sangat disarankan untuk kembali memperketat protokol kesehatan demi menekan lonjakan terbaru kasus COVID-19 harian.
Sebenarnya penularan presimptomatik juga merupakan ciri dari varian virus corona sebelumnya. Namun, varian sebelumnya dilaporkan menular dengan jarak 0,8 hari semenjak gejala muncul, sementara itu varian Delta jaraknya, 1,8 hari. Akibatnya, menurut penelitian tersebut, hampir tiga perempat infeksi Delta terjadi selama fase presimtomatik.
Strain Delta memang tercatat lebih menular, ini karena individu yang terinfeksi membawa dan menyebarkan lebih banyak virus daripada versi sebelumnya. Sementara versi COVID-19 sebelumnya tingkat penularannya sama dengan flu biasa. Varian Delta tercatat lebih menular daripada influenza musiman, polio, cacar, Ebola, dan flu burung, dan sama menularnya dengan cacar air.
Jika salah satu anggota keluarga kamu ada yang pernah terinfeksi COVID-19, mereka tetap perlu memeriksakan kondisi kesehatannya usai berhasil sembuh. Kamu perlu melakukan pemeriksaan di rumah sakit untuk memastikan kondisi kesehatannya tetap baik. Segera buat janji pemeriksaan di rumah sakit menggunakan Halodoc supaya lebih mudah. Dengan begini, kamu jadi tak perlu repot antre saat kunjungan ke rumah sakit.
Baca juga: Benarkah Varian Delta Buat Herd Immunity Makin Sulit Dicapai?
Vaksin Tetap Efektif, Namun Menekan Penyebaran Tetap Perlu Jadi Perhatian
Oleh karena peningkatan transmisibilitas ini, Delta telah menjadi varian dominan di seluruh dunia. Varian ini bahkan telah menyumbang lebih dari 90 persen kasus COVID-19 di Amerika Serikat. Sementara itu, vaksin masih sangat efektif untuk mencegah rawat inap dan kematian akibat COVID-19. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi yang tertular virus corona, mungkin memiliki viral load setinggi orang-orang yang tidak divaksinasi dan ini dapat menularkan infeksi ke orang lain.
Ini berbeda dari pemahaman banyak ilmuwan sebelumnya tentang efektivitas vaksin COVID-19. Ketika vaksin COVID-19 pertama kali tersedia, mereka menunjukkan kemampuan hebat untuk mencegah seseorang tertular dari segala bentuk COVID-19. Namun, varian Delta telah mengembangkan kemampuan dalam beberapa kasus untuk sebagian menghindari kekebalan yang diberikan oleh vaksinasi. Ini berarti ada lebih banyak infeksi varian Delta pada individu yang sudah menerima vaksin daripada varian yang sebelumnya.
Baca juga: Cara Antisipasi Risiko COVID-19 Varian Delta pada Anak
Namun, tidak semuanya buruk. Studi terbaru menunjukkan pentingnya mendapatkan vaksin COVID-19 baik untuk kesehatan pribadi maupun mencegah penularan. Fakta bahwa orang tanpa gejala menyebarkan virus bukanlah informasi baru. Para ahli telah mengetahui bahwa orang bisa menularkan virus sebelum mereka menunjukkan gejala sejak lama.
Namun, mereka belajar lebih banyak tentang temuan ini dengan sangat cepat. Dua penelitian sekarang menunjukkan bahwa RNA virus menurun lebih cepat pada orang yang divaksinasi daripada orang yang tidak divaksinasi. Jadi, ini menunjukkan bahwa mereka cenderung tidak menularkan virus ke orang lain.
Selain itu, protokol kesehatan juga tetap perlu ditingkatkan. Seperti menggunakan masker dua lapis, menghindari kerumunan, tetap di rumah jika tidak ada urusan mendesak, rutin mencuci tangan dengan sabun, serta menjalankan pola hidup sehat untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. People with Delta Variant Can Transmit Virus 2 Days Before Having Symptoms.
Nature. Diakses pada 2021. Delta’s Rise Is Fuelled by Rampant Spread from People Who Feel Fine.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan