Vaksinasi COVID-19 untuk Lansia, Perhatikan Hal Ini

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   01 Maret 2021
Vaksinasi COVID-19 untuk Lansia, Perhatikan Hal IniVaksinasi COVID-19 untuk Lansia, Perhatikan Hal Ini

Halodoc, Jakarta - Vaksinasi COVID-19 di Indonesia yang ditujukan untuk menciptakan herd immunity sudah dimulai sejak 13 Januari 2021. Presiden Joko Widodo sendiri yang menjadi orang pertama penerima vaksin tersebut untuk membuktikan dan meyakinkan masyarakat luas bahwa vaksin yang digunakan ini aman, halal, dan bermanfaat. Setelah itu, vaksinasi pun segera dilakukan kepada tenaga medis yang merupakan kelompok paling rentan tertular

Vaksinasi COVID-19 dilakukan secara bertahap dengan target sasaran 181,5 juta orang. Kini vaksin pun sudah sampai tahap kedua, yang berarti petugas pelayanan umum dan lansia di atas 60 tahun menjadi sasarannya. Lansia juga menjadi kalangan yang diprioritaskan karena jika lansia terjangkit virus SARS-CoV-2 ini, mereka sangat rentan mengalami gejala yang berat bahkan berujung kematian. Apalagi kapasitas rumah sakit yang ada sekarang juga semakin sedikit, sehingga lansia benar-benar harus diprioritaskan. 

Baca juga: Cegah COVID-19, Ini Pentingnya Vaksin Flu untuk Lansia

Vaksin COVID-19 untuk Lansia

Juru bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., menjelaskan akan ada sekitar 21 juta orang yang termasuk kategori lansia yang akan menjadi sasaran program vaksinasi tahap kedua. Lebih lanjut, dr. Nadia juga menjelaskan bahwa ada prosedur spesifik dan berbeda untuk melakukan vaksinasi kepada lansia tersebut. "Untuk penyuntikan menggunakan vaksin Sinovac ini, interval penyuntikan khusus untuk lansia adalah 28 hari, ” jelasnya.

Tak hanya berkaitan dengan interval penyuntikan, ada tahapan lain yang diberlakukan kepada lansia. “Untuk tekanan darah dan suhu, sama dengan kategori lain, yaitu suhunya mesti 37,5 derajat celsius ke bawah dan tekanan darahnya tidak boleh lebih dari 180/110 mmHg. Yang berbeda adalah yang berkaitan dengan kondisi fisik, ada tambahan pertanyaan pada tahapan wawancara terkait hal itu sebelum dilakukan penyuntikan kepada lansia. Ini wujud aspek kehati-hatian,” ujar dr. Nadia.

Beberapa pertanyaan tambahan tersebut antara lain: 

  • Apakah mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga?
  • Apakah sering merasa kelelahan?
  • Apakah memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit (Hipertensi, diabetes, kanker, penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke, dan penyakit ginjal)?
  • Apakah mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100-200 meter?
  • Apakah mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam setahun terakhir?

Apabila ada tiga atau lebih jawaban "ya" pada pertanyaan tersebut, maka vaksin tidak dapat diberikan. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, calon penerima vaksinasi kategori lansia diharapkan memberikan keterangan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Ini juga dilakukan agar efek vaksin yang diberikan bisa bekerja maksimal. 

Baca juga: Vaksin Corona AstraZeneca Boleh Digunakan Lansia, Ini Faktanya

Hal Lain yang Perlu Diperhatikan

Pemberian vaksin pada kelompok lansia diharapkan bisa ikut melindungi orang lain yang belum mendapat vaksin, yakni mencegah terjadinya infeksi dan penularan atau mencegah gejala berat yang berakibat fatal jika mereka tetap terinfeksi virus. Selain itu, orang yang sudah divaksin dan beraktivitas di luar rumah diharapkan tidak membawa virus penyebab penyakit ke dalam rumah. Pasalnya, kini kluster keluarga dilaporkan lebih banyak terjadi daripada kluster perkantoran atau yang lainnya. 

Namun, hasil uji klinis vaksin terhadap lansia disebut menunjukkan dampak yang sedikit berbeda dengan kelompok usia lebih muda. Diduga faktor siklus imunitas berperan dalam hal ini dan memengaruhi efektivitas dari vaksin. Seiring bertambahnya usia, tubuh manusia umumnya akan mengalami transformasi atau perubahan, termasuk pada kekebalan tubuh. 

Akibat kekebalan cenderung mengalami penurunan, maka ini akan berpengaruh pada respons tubuh saat menerima pengobatan, dalam hal ini vaksin corona. Dengan kata lain, ada kemungkinan vaksin akan lebih bekerja lebih baik pada orang-orang yang berusia lebih muda. Meski begitu, vaksin untuk lansia tetaplah diperlukan, karena pada dasarnya merekalah yang sangat mungkin mengalami gejala yang lebih berat jika terinfeksi virus corona. 

Baca juga: Inilah Kelompok yang Tidak Boleh Dapat Vaksin Corona

Selagi menunggu untuk mendapatkan giliran vaksin, penting agar kamu membantu para lansia yang tinggal bersamamu untuk tetap menerapkan pola hidup sehat. Biasakan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, rutin cuci tangan, menerapkan physical distancing, serta mengenakan masker saat keluar rumah.

Salah satu yang juga cukup penting bagi lansia adalah memastikan kondisi tubuh selalu prima sebelum mendapatkan jatah vaksin. Kamu juga bisa menjaga kebugaran tubuh para lansia dan mencegah infeksi virus dengan mengonsumsi multivitamin harian. Biar lebih mudah, kamu bisa beli vitamin atau produk kesehatan lain di aplikasi Halodoc. Kurang dari satu jam, pesanan kamu pasti akan dikirim ke rumah, sehingga kamu tak perlu lagi repot keluar rumah. Praktis bukan? Yuk, gunakan aplikasi Halodoc sekarang!

Referensi:
Indonesian Society of Internal Medicine. Diakses pada 2021. Rekomendasi PAPDI tentang Pemberian Vaksinasi COVlD-19 (Coronavac) pada Pasien dengan Penyakit Penderita/ Komorbid.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 2021. Surat Edaran No. HK.02.02/II/368/2021: Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Pada Kelompok Sasaran Lansia, Komorbid Dan Penyintas Covid-19 Serta Sasaran Tunda.
Satuan Tugas Penanganan COVID-19. Diakses pada 2021. Begini Aturan Vaksinasi COVID-19 untuk Lansia.
Scientific American. Diakses pada 2021. Coronavirus Vaccines May Not Work for the Elderly—and This Lab Aims to Change That.