Vaksin Corona mRNA Bisa Timbulkan Efek Jangka Panjang, Benarkah?
Halodoc, Jakarta – Selama ini, kamu mungkin sudah tahu bahwa cara kerja vaksin adalah memicu respons imun dengan memasukan kuman atau virus yang dilemahkan ke dalam tubuh. Nah, berbeda halnya dengan vaksin mRNA, yaitu jenis vaksin baru yang bekerja untuk melindungi diri dari penyakit menular, termasuk COVID-19.
Cara kerja vaksin ini tidak seperti vaksin pada umumnya. Vaksin mRNA bekerja dengan mengajari sel tubuh cara membuat protein yang kemudian memicu respons imun di dalam tubuh. Respons imun tersebut dapat menghasilkan antibodi yang melindungi tubuh dari infeksi saat virus memasuki tubuh.
Baca juga: Ini 3 Vaksin Corona yang Disetujui Terbatas
Cara Kerja Vaksin mRNA untuk Lawan COVID-19
Melansir dari CDC, vaksin mRNA COVID-19 bekerja dengan cara memberikan instruksi kepada sel-sel tubuh untuk membuat protein lonjakan. Protein lonjakan ini biasanya ditemukan di permukaan virus yang menyebabkan COVID-19. Vaksin mRNA COVID-19 diberikan di otot lengan atas. Setelah masuk ke dalam sel otot, sel kemudian menggunakannya untuk membuat potongan protein.
Selanjutnya, sel akan menampilkan potongan protein supaya sistem kekebalan tubuh mengenali bahwa protein ini tidak berbahaya dan mulai membangun respons kekebalan serta membuat antibodi. Di akhir proses, tubuh telah belajar bagaimana melindungi diri dari infeksi di masa depan.
Adakah Efek Jangka Panjang yang Ditimbulkan Oleh Vaksin Ini?
Vaksin mRNA sebelumnya telah dipelajari keefektifannya untuk flu, Zika, rabies, dan cytomegalovirus (CMV). Setelah virus COVID-19 merebak, para ilmuwan mulai merancang vaksin mRNA untuk membangun protein lonjakan unik yang mampu melawan Covid-19. Di masa depan, teknologi vaksin mRNA diharapkan dapat memberikan perlindungan untuk berbagai penyakit, sehingga mengurangi jumlah suntikan yang diperlukan untuk perlindungan terhadap penyakit umum yang dapat dicegah dengan vaksin.
Baca juga: Vaksin Corona Tidak Cukup Sekali Suntik, Ini Alasannya
Sejauh ini, perusahaan yang sedang mengembangkan vaksin mRNA dan akan dijual ke pasaran adalah Pfizer/BioNTech dan Moderna. Melansir dari laman The Independent, Moderna telah memproduksi urutan materi RNA genetik di laboratorium untuk disuntikan ke dalam tubuh. Materi genetik ini nantinya bekerja dengan menyerang sel dan membajak ribosom untuk menghasilkan komponen virus yang melatih sistem kekebalan melawannya. Dalam hal ini, mRNA-1273 Moderna diprogram untuk membuat sel memproduksi protein lonjakan virus corona.
Sejauh ini, penggunaan vaksin mRNA tidak mengubah kode genetik manusia dalam jangka panjang. Meski begitu, memang ada risiko unik dan tidak diketahui pada vaksin mRNA, seperti respons inflamasi lokal dan sistemik yang dapat menyebabkan kondisi autoimun. Sebuah artikel yang diterbitkan National Center of Biotechnology Information, mengungkapkan risiko lain yang mungkin terjadi dari penggunaan vaksin mRNA adalah bio-distribusi dan persistensi dari ekspresi imunogen yang diinduksi.
Baca juga: Tiba di Indonesia, Kapan Vaksin Corona Bisa Digunakan?
Jika kamu masih punya pertanyaan lain atau butuh penjelasan yang lebih mendalam terkait vaksin corona, kamu dapat menghubungi dokter lewat aplikasi Halodoc. Jangan lupa pula untuk terus mengikuti perkembangan vaksin corona melalui artikel-artikel yang ada di Halodoc. Yuk, download aplikasinya sekarang juga!