Urine dan Feses Jadi Utama Bakteriologi
Halodoc, Jakarta - Jangan merasa jijik atau pun malu untuk melihat feses dan urine yang keluar dari tubuh kamu. Dari feses dan urine, kamu dapat mendeteksi kondisi tubuh, apakah sedang sakit atau sehat. Feses yang keluar dari tubuh orang sehat biasanya berbentuk seperti pisang atau berbentuk huruf S dengan kondisi lembap.
Apabila bentuknya seperti kelereng, kecil dan keras, berarti kamu sedang mengalami sembelit. Begitu juga jika jatuh ke toilet dengan menimbulkan bunyi “plung” yang cukup keras, itu pertanda feses kamu keras seperti batu. Tentu, itu juga pertanda tidak baik bagi kamu.
Baca juga: Urine Berwarna, Hati-Hati 4 Penyakit Ini
Hasil sekresi bisa menjadi pertanda munculnya penyakit. Feses berwarna kekuningan biasanya keluar dari tubuh yang sehat. Jika warna feses cenderung putih, kemungkinan kamu mengalami gangguan fungsi hati. Sedangkan warna hitam pertanda ada masalah dalam organ pencernaan bagian atas. Bahkan, bisa jadi usus besar mengalami pendarahan.
Feses berwarna hitam diakibatkan oleh adanya makanan yang telah dicerna dan mengandung darah yang tercampur dengan asam lambung. Feses mengandung banyak sekali unsur, sehingga diperlukan pembesaran mikroskop hingga 1.000 kali untuk mengetahuinya.
Selain feses, hasil sekresi lain yang juga harus diperhatikan adalah urine. Cairan urine yang keluar dari orang yang bertubuh sehat seharusnya berwarna bening dan tidak berbau. Apabila urine berwarna dan berbau, kamu sebaiknya berhati-hati. Urine berwarna kuning menandakan kamu kekurangan cairan dan dehidrasi. Minum air putih dapat membantu untuk mengatasinya.
Baca juga: 6 Warna Urine Jadi Tanda Kesehatan
Sementara itu, jika urine berwarna kemerahan, bisa jadi kamu sedang mengalami infeksi saluran kencing. Bahkan, tidak menutup kemungkinan kamu sedang mengalami kelainan fungsi ginjal. Warna urine yang kecokelatan mirip air teh juga bisa menjadi pertanda bahwa kamu sedang mengalami gangguan liver alias hepatitis A.
Sedangkan jika urine berwarna kuning seperti bercampur nanah, bisa saja kamu sedang mengalami penyakit kelamin. Selain warna, bau urine juga digunakan untuk mendeteksi penyakit. Urine pengidap diabetes dan busung lapar biasanya beraroma manis. Sedangkan urine orang yang terinfeksi bakteri E. Coli biasanya berbau menyengat.
Apabila kamu sering buang air kecil pada malam hari atau frekuensi membuang urine lebih tinggi di malam hari, bisa menjadi tanda awal penyakit diabetes. Khusus bagi pria, jangkauan urine bahkan juga bisa menjadi pertanda. Jika jangkauannya panjang, dua ubin dari posisi kamu berdiri dengan pispot di toilet, kamu tidak perlu khawatir. Namun, jika jangkauannya pendek, bisa jadi kamu memiliki pembesaran prostat.
Baca juga: Penyebab Urine Berbau Tidak Sedap
Terdapat tiga jenis analisis dalam tes urine, yaitu analisis visual, kimiawi, dan mikroskopik. Analisis visual menguji penampakan urine berdasarkan warna dan kejernihannya. Analisis kimiawi mendeteksi kandungan zat-zat kimia yang terdapat dalam urine beserta konsentrasinya. Sedangkan analisis mikroskopik mendeteksi keberadaan sel, kristal, bakteri atau jamur yang dapat terkandung di dalam urine.
Analisis visual biasanya dilakukan pertama kali untuk memperkirakan kondisi urine dan zat apa saja yang terkandung di dalamnya. Warna urine biasanya bervariasi, mulai dari bening hingga berwarna gelap. Jika warna urine terlihat tidak tidak lazim, bisa juga menjadi pertanda bahwa seseorang mengalami suatu penyakit, atau warna urine terpengaruh makanan dan minuman yang dikonsumsi. Urine yang sehat biasanya berwarna kuning jernih atau sedikit keruh akibat mukus, sperma, cairan, prostat, atau sel kulit.
Sementara itu, analisis kimia urine dilakukan untuk mengecek zat kimia dalam urine. Salah satu cara paling cepat dan mudah dalam melakukan analisis ini adalah melalui tes strip. Petugas laboratorium akan menyelupkan strip khusus ke dalam urine untuk mengecek kandungan zat kimia yang ingin diketahui.
Jika kamu mengetahui adanya keanehan dalam bentuk dan warna feses serta urine kamu, ada baiknya kamu segera menanyakannya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan dengan mudah melalui Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Ayo, download aplikasinya di Google Play atau App Store sekarang juga!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan