Trombositosis Bisa Sebabkan Pembesaran Limpa, Ini Penyebabnya
Halodoc, Jakarta - Darah yang mengalir dalam tubuh manusia terdiri atas berbagai jenis sel. Salah satu yang memiliki fungsi cukup penting dan jumlahnya perlu tetap normal adalah trombosit (platelet). Jumlah trombosit dalam sel darah yang normal pada manusia adalah 150.000-450.000 per mikroliter darah.
Seseorang dinyatakan mengalami trombositosis jika jumlah trombosit di atas 450.000 per mikroliter darah. Gangguan ini bisa dialami semua usia, meski lebih sering terjadi pada usia di atas 50 tahun dan lebih banyak dialami wanita.
Baca juga: Jangan Disepelekan, Trombositosis Bisa Sebabkan DVT
Benarkah Dapat Menyebabkan Pembesaran Limpa?
Trombosit memiliki peran dalam proses pembekuan darah, sehingga jika jumlahnya terlalu banyak, seperti dalam kasus trombositosis, risiko penyumbatan pembuluh darah akan meningkat. Kondisi ini kemudian dapat memicu berbagai penyakit, termasuk pembesaran limpa atau dalam dunia medis disebut sebagai splenomegali. Pada kondisi normal, limpa umumnya berukuran 11-20 sentimeter dengan berat hingga 500 gram. Namun, seseorang yang mengalami splenomegali dapat memeiliki ukuran limpa lebih dari 20 sentimeter dengan berat mencapai lebih dari satu kilogram.
Trombositosis Cenderung Jarang Menunjukkan Gejala
Kenaikan jumlah trombosit jarang menunjukkan gejala pada pengidapnya. Seseorang baru mengetahui dirinya mengalami trombositosis saat dokter melakukan pemeriksaan darah rutin, dan ditandai dengan kenaikan trombosit.
Namun, pada sebagian pengidap, gejala yang dapat muncul berupa:
- Pening atau sakit kepala.
- Dada terasa nyeri.
- Tubuh lemas.
- Gangguan penglihatan sementara.
- Kesemutan pada lengan atau tungkai.
- Memar pada kulit.
- Perdarahan dari hidung, mulut, gusi, dan saluran pencernaan.
Trombositosis juga dapat menimbulkan pembekuan darah yang tidak normal, sehingga memicu serangan jantung, stroke, atau gumpalan darah di pembuluh darah perut.
Berbagai Penyebab Trombositosis
Trombositosis ditandai dengan kenaikan jumlah trombosit yang dibentuk dalam sumsum tulang. Kenaikan jumlah trombosit tersebut dapat disebabkan gangguan yang terjadi pada sumsum tulang, sehingga trombosit diproduksi tubuh secara berlebihan (trombositosis primer). Selain itu, adanya penyakit lain yang mengakibatkan tubuh bereaksi dengan menghasilkan trombosit lebih banyak (trombositosis sekunder).
Baca juga: Punya Gangguan Darah Trombositosis, Coba Ubah Gaya Hidup dengan Cara Ini
Trombositosis primer biasanya terjadi karena mutasi gen, yaitu gen Janus kinase 2 JAK2 yang mendorong produksi sel secara berlebihan. Selain itu, zat seperti reseptor thrombopoietin (MPL) atau calreticulin (CALR) dapat meningkatkan aktivitas gen JAK2, sehingga produksi sel megakariosit atau sel muda trombosit semakin banyak. Sementara itu, penyebab trombositosis sekunder antara lain:
- Perdarahan. Saat mengalami cedera dan kehilangan darah, sumsum tulang akan memberikan respons berupa menghasilkan lebih banyak sel darah merah dan juga trombosit.
- Operasi pengangkatan limpa.
- Infeksi. Pada anak, trombosit tinggi dapat terjadi saat anak mengalami infeksi. Peningkatan jumlah trombosit ini diduga karena hormon sitokin yang berperan sebagai bagian dari pertahanan tubuh terhadap infeksi. Umumnya setelah infeksi ditangani dengan baik.
- Defisiensi zat besi. Defisiensi zat besi disebabkan oleh kurangnya zat besi, sehingga terjadi penurunan jumlah sel darah merah atau anemia.
- Peradangan usus. Sama halnya dengan infeksi, peradangan juga dapat menyebabkan jumlah trombosit mengalami kenaikan.
- Hemolisis atau kerusakan sel darah merah secara prematur.
- Mengidap kanker. Beberapa penyakit kanker dapat menyebabkan jumlah trombosit tinggi dan menyebabkan kerusakan pada jaringan sekitar, kehilangan darah, atau memengaruhi respons sistem kekebalan tubuh dalam merangsang sumsum tulang untuk memproduksi trombosit.
- Pasca kerusakan jaringan. Kerusakan jaringan tubuh dapat menyebabkan jumlah trombosit tinggi. Setelah operasi atau mengalami kecelakaan misalnya, kerusakan jaringan tubuh bisa saja terjadi sehingga memicu peningkatan jumlah trombosit. Ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah perdarahan yang fatal, serta upaya tubuh untuk mencapai pemulihan.
- Penggunaan obat-obatan, seperti epinephrine, vincristine, atau heparin sodium.
Baca juga: 5 Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi Ketika Terkena Trombositosis
Itulah sedikit penjelasan tentang trombositosis. Jika kamu merasa mengalami tanda-tanda trombositosis, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Apabila kamu berencana memeriksakan diri, kini kamu bisa buat janji rumah sakit terlebih dahulu lewat aplikasi Halodoc supaya lebih mudah dan praktis.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Thrombocytosis.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Thrombocytosis.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan