Tromboflebitis Bisa Sebabkan Emboli Paru, Cegah dengan Cara Ini
Halodoc, Jakarta - Tromboflebitis adalah peradangan pada pembuluh darah balik (vena), yang memicu terbentuknya gumpalan darah pada satu vena atau lebih. Umumnya, tromboflebitis bisa terjadi pada vena di tungkai. Namun, tidak tertutup kemungkinan kondisi ini bisa menyerang vena pada lengan.
Tromboflebitis bisa terjadi pada vena di bawah permukaan kulit, maupun di bagian yang lebih dalam. Tromboflebitis yang terjadi di bawah permukaan kulit disebut superficial thrombophlebitis, sementara tromboflebitis yang terjadi pada vena di bagian yang lebih dalam disebut trombosis vena dalam atau deep vein thrombosis (DVT).
Kondisi ini lebih berbahaya dibanding superficial thrombophlebitis, karena gumpalan darah bisa masuk ke aliran darah menuju ke pembuluh darah arteri di paru-paru dan menghambat aliran darah. Kondisi ini disebut emboli paru, yaitu adanya gumpalan darah pada pembuluh darah arteri di paru-paru.
Baca Juga: Waspada Komplikasi yang Dapat Terjadi karena Tromboflebitis
Penyebab dan Faktor Risiko Tromboflebitis
Kondisi ini disebabkan oleh terbentuknya gumpalan darah di dalam vena yang menimbulkan peradangan. Darah yang membeku tersebut terjadi akibat beberapa hal, antara lain:
-
Gangguan pembekuan darah akibat faktor genetik seperti defisiensi protein C.
-
Cedera pada vena akibat pemasangan kateter pembuluh darah atau alat pacu jantung.
-
Orang yang tidak bergerak dalam waktu lama, misalnya duduk di mobil atau pesawat dalam perjalanan panjang, serta terlalu lama berbaring karena mengidap sakit atau pasca pembedahan.
Selain itu, beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang mengalami tromboflebitis antara lain:
-
Usia. Individu di atas usia 60 tahun memiliki risiko tromboflebitis yang lebih tinggi.
-
Perubahan hormon, misalnya menjalani terapi penggantian hormon atau konsumsi pil KB.
-
Riwayat penyakit, misalnya pernah mengidap tromboflebitis, diabetes melitus, atau memiliki anggota keluarga yang mengidap gangguan pembekuan darah.
-
Kanker. Beberapa jenis kanker meningkatkan kadar protein tubuh yang memicu penggumpalan darah.
-
Dehidrasi. Kekurangan cairan tubuh menyebabkan pembuluh darah menyempit dan membuat darah lebih mengental, sehingga meningkatkan risiko terjadinya pembekuan darah.
-
Merokok. Merokok dapat merusak lapisan pembuluh darah, yang kemudian memicu terbentuknya gumpalan darah.
-
Kehamilan. Ibu hamil berisiko mengalami tromboflebitis selama hamil atau setelah melahirkan.
-
Obesitas, atau berat badan berlebih.
-
Seseorang yang baru saja melakukan pemasangan infus juga berisiko terkena tromboflebitis.
Pencegahan Tromboflebitis
Cara-cara mencegah terjadinya tromboflebitis yang dapat dilakukan antara lain:
-
Jangan terlalu lama duduk di kursi. Bangunlah dari tempat duduk untuk berjalan-jalan jika sudah duduk selama 20-30 menit.
-
Hentikan kebiasaan merokok.
-
Jaga berat badan tetap ideal dengan pola makan sehat dan berolahraga secara teratur.
Baca Juga: Apakah Penyakit Tromboflebitis Dapat Dicegah?
Pengobatan Tromboflebitis
Cara untuk mengatasi tromboflebitis dan mencegah munculnya emboli paru dipilih tergantung jenis serta tingkat keparahan. Untuk tromboflebitis yang terjadi di bawah permukaan kulit, penanganan bisa dilakukan di rumah dengan langkah-langkah sederhana, seperti mengompres area yang sakit dengan air hangat, meletakkan tungkai yang sakit pada posisi lebih tinggi saat sedang tidur atau duduk, dan konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
Selain itu, dokter bisa meminta pengidap penyakit ini untuk melakukan beberapa metode pengobatan, antara lain:
-
Penggunaan stoking khusus (kompresi) untuk mengurangi pembengkakan.
-
Konsumsi obat pengencer darah atau antikoagulan untuk mencegah gumpalan darah semakin membesar.
-
Pemberian obat penghancur gumpalan darah atau trombolisis.
-
Pemasangan filter atau saringan pada pasien yang tidak bisa mengonsumsi obat pengencer darah. Saringan dipasang pada pembuluh darah balik utama (vena cava) di perut, untuk mencegah gumpalan darah menyumbat pembuluh darah arteri di paru-paru (emboli paru).
-
Bedah untuk membuang vena yang melebar dan tidak beraturan (varises) yang menimbulkan nyeri dan membuat tromboflebitis berulang.
Baca Juga: Ibu Hamil Berisiko Mengalami Tromboflebitis Selama Hamil, Benarkah?
Mengetahui apa itu tromboflebitis dan gejalanya membantu kamu melakukan deteksi dini, sehingga bisa dilakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi komplikasi lanjutan yang mungkin membuat penyakit yang kamu alami semakin parah. Jadi, apapun keluhan yang kamu rasakan terkait kondisi tubuh kamu, jangan ragu untuk bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc segera dan coba berbagai fiturnya!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan