Transplantasi Ginjal Berisiko Terkena Avascular Necrosis?
Halodoc, Jakarta - Avascular necrosis merupakan kondisi yang terjadi saat jaringan tulang dalam tubuh mengalami kematian karena kurangnya pasokan darah. Pada tahap awal kemunculannya, avascular necrosis tidak menunjukkan gejala yang berarti. Namun seiring dengan berjalannya waktu, sendi akan terasa menyakitkan saat bergerak, meski pengidapnya sedang beristirahat.
Nyeri yang dialami biasanya berintensitas ringan hingga berat, serta berada di sendi yang berfungsi untuk menahan bobot tubuh. Sendi yang dimaksud adalah pangkal paha, serta bokong. Selain itu, nyeri juga dapat dialami di area bahu, lutut, tangan, dan kaki. Intensitas rasa sakitnya bisa saja bertambah parah jika sendi mengalami retakan kecil atau mikrofraktur.
Baca juga: Perlukah Transplantasi Tulang untuk Avascular Necrosis?
Saat kondisi tersebut terjadi, kematian tulang dan kerusakan pada sendi tidak dapat dihindari. Kerusakan sendi akan berkembang menjadi arthritis, yaitu peradangan pada sendi yang menyebabkan sendi menjadi kaku dan sulit digerakkan. Dari munculnya gejala hingga peradangan pada sendi membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga lebih dari satu tahun.
Lantas, apa yang menjadi penyebab avascular necrosis? Apakah melakukan transplantasi ginjal berisiko mengidap avascular necrosis?
Transplantasi Ginjal Berisiko Terkena Avascular Necrosis, Benarkah?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, avascular necrosis terjadi karena adanya gangguan yang menyebabkan berkurangnya pasokan darah menuju tulang. Hal tersebut dapat dipicu oleh prosedur transplantasi ginjal yang dilakukan dengan mengganti organ ginjal yang telah mengalami kerusakan akibat gagal ginjal kronis stadium akhir. Organ ginjal yang didonorkan sendiri bisa diperoleh dari seseorang yang masih hidup atau meninggal dunia.
Baca juga: Penggunaan Steroid Berlebihan Berisiko Avascular Necrosis?
Ginjal sendiri merupakan salah satu organ vital dalam tubuh yang berfungsi untuk menyaring dan membuat zat sisa, cairan, mineral, serta racun di dalam tubuh melalui urine. Bukan hanya prosedur transplantasi ginjal saja yang menjadi penyebab avascular necrosis, berikut sejumlah penyebab avascular necrosis lainnya:
-
Mengalami cedera pada sendi atau tulang. Cedera yang mengakibatkan dislokasi pada sendi dapat merusak pembuluh darah di sekitarnya.
-
Mengalami penumpukan lemak di pembuluh darah. Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya pasokan darah menuju tulang karena lemak menutup sebagian pembuluh darah.
-
Mengidap penyakit anemia sel sabit, yaitu jenis anemia yang terjadi karena kelainan genetik, sehingga mengakibatkan pembuluh darah kekurangan pasokan darah sehat dan oksigen untuk disebarkan ke seluruh tubuh.
-
Mengidap penyakit Gaucher, yaitu penyakit langka yang terjadi karena penumpukan zat berlemak pada organ tubuh tertentu, seperti limpa atau hati.
-
Melakukan sejumlah prosedur medis tertentu yang dapat melemahkan tulang dan merusak pembuluh darah, seperti radioterapi.
Baca juga: Ini Alasan Pecandu Alkohol Rentan Terkena Avascular Necrosis
Penyebab avascular necrosis sendiri tidak selalu pasti. Pasalnya, penyakit ini dapat terjadi pada orang sehat yang tidak memiliki faktor risiko tersebut. Penyakit ini juga lebih rentan dialami pria ketimbang wanita dengan rentang usia 30-60 tahun. Segera temui dokter di rumah sakit terdekat saat serangkaian gejala muncul. Gejala yang timbul akan dibedakan berdasarkan intensitas keparahan penyakit. Berikut gejala yang tampak:
-
Nyeri dengan intensitas sedang hingga berat di area sendi terkena.
-
Nyeri pada selangkangan yang menyebar hingga ke area lutut.
-
Nyeri yang karena adanya beban pada pinggang atau lutut.
-
Nyeri dengan intensitas parah.
Saat mengalami kondisi ini, sebaiknya jangan melakukan kegiatan yang akan membebani bagian tulang yang sakit. Selain itu, kamu dapat melakukan fisioterapi guna membantu mempertahankan dan meningkatkan fungsi sendi yang rusak.