Tips Sehat Bagi Pengidap Diabetes Saat Pandemi
Halodoc, Jakarta - Sudah tahu berapa banyaknya pengidap COVID-19 di Indonesia selama kurang lebih enam bulan ini? Menurut data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, pada 20 Agustus 2020, setidaknya 155.412 positif mengidap SARS-Cov-2 penyebab COVID-19.
Selama COVID-19, setiap orang harus berhati-hati dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, demi terhindar dari virus ini. Terlebih lagi bagi mereka yang mengidap penyakit-penyakit tertentu, seperti diabetes. Apa alasannya?
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), keparahan penyakit COVID-19 dikaitkan dengan usia (>60 tahun) dan penyakit komorbid atau mengidap penyakit kronis. Singkat kata, pengidap penyakit kronis seperti diabetes perlu ekstra berhati-hati selama pandemi masih berlangsung. Nah, pertanyaannya, bagaimana cara mengelola penyakit diabetes saat pandemi?
Baca juga: Diabetes Tipe 1 dan 2, Lebih Bahaya Mana?
Kelola dengan Baik, atau Komplikasi Taruhannya
Sudah semestinya pengidap diabetes tak boleh lengah terhadap kondisi yang diidapnya. Menurut jurnal Elsevier, How to ADVANCE Prevention of Cardiovascular Complications in Type 2 Diabetes, Diabetes yang tak terkontrol bisa menyebabkan lonjakan gula darah, sehingga memicu berbagai masalah serius.
Menurut studi yang dipublikasikan Elsevier berjudul “How to ADVANCE Prevention of Cardiovascular Complications in Type 2 Diabetes”, pengidap diabetes tipe 2 berisiko mengalami beragam penyakit serius yang terkait dengan makrovaskular (pembuluh darah besar) dan mikrovaskuler (pembuluh darah kecil).
Nah, andaikan diabetes merusak pembuluh darah besar, maka pengidap diabetes berisiko mengalami komplikasi pada jantung. Contohnya penyakit jantung koroner dan gagal jantung kongestif. Bagaimana bila sistem mikrovaskular yang terserang?
Menurut jurnal Grobbee DE. Metabolism, kondisi ini bisa memicu masalah, seperti:
● Retinopati diabetik, gangguan pada mata akibat diabetes.
● Nefropati diabetik, penyakit ginjal yang disebabkan oleh diabetes.
● Neuropati diabetik, gangguan saraf akibat penyakit diabetes.
● Amputasi kaki atau amputasi karena infeksi atau kematian jaringan.
Lantas, bagaimana cara mengelola penyakit diabetes di tengah pandemi COVID-19? Menurut Kementerian Kesehatan RI - Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, begini cara pengidap diabetes bisa menjaga kesehatannya selama pandemi, yaitu:
Baca juga: Ini Alasan Diabetes Jadi Penyakit Seumur Hidup
● Jagalah kondisi tubuh dengan teratur minum obat dan jaga pola makan.
● Lakukan physical distancing (bekerja dari rumah) dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk berkomunikasi, dan hindari kontak dengan orang sakit.
● Sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir selama 20 detik atau lebih. Jika tidak memungkinkan, gunakan hand sanitizer yang mengandung 60 persen alkohol.
● Hindari menyentuh wajah, hidung, mata, dan lainnya sebelum mencuci tangan.
● Hindari menyentuh permukaan yang sering disentuh di tempat umum (seperti : tombol lift, gagang pintu, pegangan pintu) atau gunakan tisu.
● Rutin membersihkan rumah terutama pada permukaan yang sering disentuh (misalnya: meja, gagang pintu, sakelar lampu, meja belajar, toilet, keran air, wastafel, dan telepon seluler).
● Rutin periksa gula darah di rumah. Jika tidak, perhatikan tanda gula darah yang meningkat, seperti: sering buang air kecil (terutama malam hari), merasa sangat kehausan, sakit kepala, lelah, dan lesu.
● Perbanyak minum air putih bila tidak dibatasi oleh dokter.
● Bila sakit atau ada tanda-tanda gula darah meningkat, segera diskusikan dengan dokter. Simpan nomor kontak dokter atau fasilitas kesehatan yang bisa dihubungi dalam kondisi gawat darurat.
● Jika menunjukkan gejala demam, batuk/pilek atau sesak dan ada kontak dengan kasus covid-19 hubungi : Covid-19 Hotline : 119. Ext 9 BNPB : 117.
Konsumsi Obat sampai Pola Makan
Selain cara diatas, menurut ahli di National Institutes of Health - MedlinePlus, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada jantung dan stroke akibat diabetes. Di sini pengidap diabetes direkomendasikan untuk mengonsumsi obat, mengubah pola makan, dan aktivitas fisik. Berikut penjelasannya:
● Dokter mungkin meminta pasien untuk mengkonsumsi obat seperti:
- ACE inhibitor (angiotensin-converting enzyme), atau obat lain yang disebut ARB (angiotensin II receptor blockers) untuk tekanan darah tinggi atau masalah ginjal.
- Statin untuk menurunkan kolesterol.
- Aspirin untuk mencegah serangan jantung (tanyakan pada dokter aspirin yang tepat untuk dirimu).
● Jangan merokok. Waspada, merokok bisa memperburuk komplikasi diabetes. Jika dirimu perokok, minta bantuan atau saran dokter untuk menghentikan kebiasaan ini.
● Mengadopsi pola makan sehat bagi pengidap diabetes.
● Rutin Berolahraga. Olahraga menyimpan manfaat bagi pengidap diabetes. Namun, tanyakan pada dokter terlebih dahulu mengenai jenis latihan fisik, durasi, dan frekuensi yang tepat dan efektif untuk dirimu.
Baca juga: Benarkah Diabetes Tipe 1 Lebih Sering Menyerang Anak-Anak?
Selain itu, pengidap diabetes perlu menemui dokter setiap tiga bulan sekali. Di sini dokter akan:
● Menanyakan kadar gula darah pasien.
● Memeriksa tekanan darah.
● Memeriksa rasa atau sensitivitas pada kaki (memastikan tidak mati rasa).
● Memeriksa kulit, tulang kaki, dan tungkai.
● Memeriksa kondisi mata.
● Menyarankan tes darah dan urin untuk memastikan ginjal bekerja dengan baik, memantau kadar kolesterol dan trigliserida, dan memeriksa kadar atau level A1C untuk melihat seberapa baik gula darah terkontrol.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
Referensi:
Grobbee, DE. Diakses pada 24 Aug 2020. How to ADVANCE Prevention of Cardiovascular Complications in Type 2 Diabetes. Metabolism. 2003; 52: 24 - 28
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Diakses pada 24 Aug 2020. Beranda - Data Sebaran.
Kementerian Kesehatan RI - Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Diakses pada 24 Aug 2020. Langkah-Langkah Pencegahan bagi Penyandang Diabetes Melitus di Masa Pandemi Covid-19.
US National Library of Medicine National Institutes of Health - Medline Plus. Diakses pada 24 Aug 2020. Long-term complications of diabetes.
WHO. Diakses pada 24 Aug 2020. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) Situation Report – 41.