Halodoc, Jakarta – Hemofilia adalah kelainan pendarahan bawaan di mana darah tidak dapat membeku dengan baik. Kondisi ini menyebabkan perdarahan spontan serta perdarahan yang tidak berhenti saat cidera atau operasi. 

Dalam kasus yang jarang terjadi, seseorang dapat mengembangkan hemofilia di kemudian hari. Sebagian besar kasus melibatkan orang setengah baya atau lanjut usia, atau wanita muda yang baru saja melahirkan atau sedang dalam tahap akhir kehamilan. Tapi tidak perlu khawatir, karena kondisi ini seringkali sembuh dengan perawatan yang tepat.

Perawatan Hemofilia

Beberapa jenis faktor pembekuan dikaitkan dengan varietas hemofilia yang berbeda. Fokus perawatan untuk hemofilia dengan kondisi parah adalah menerima penggantian faktor pembekuan spesifik yang dibutuhkan melalui tabung yang diletakkan di pembuluh darah.

Baca juga: Kenali Lebih Dalam 3 Jenis Hemofilia

Terapi penggantian ini dapat diberikan untuk memerangi episode pendarahan yang sedang berlangsung. Terapi ini dapat diberikan secara regular membantu mencegah terjadinya pendarahan di kemudian hari. Beberapa orang menerima terapi penggantian terus menerus.

Adapun jenis terapi lain yang dilakukan untuk mungkin termasuk:

1. Desmopresin

Dalam beberapa bentuk hemofilia ringan, hormon ini dapat merangsang tubuh untuk melepaskan lebih banyak faktor pembekuan. Ini dapat disuntikkan secara perlahan ke dalam vena atau diberikan sebagai semprotan hidung.

2. Obat pencegah pembekuan darah 

Obat-obatan ini membantu mencegah pembekuan darah.

3. Sealant fibrin

Obat-obatan ini dapat diaplikasikan langsung ke luka untuk meningkatkan pembekuan dan penyembuhan. 

4. Terapi fisik

Terapi ini dapat meringankan tanda ataupun gejala jika pendarahan internal telah merusak sendi. Jika pendarahan internal telah menyebabkan kerusakan parah, kamu mungkin perlu dioperasi.

5. Vaksinasi

Ini dilakukan untuk menghindari terjadinya penularan penyakit bila seseorang dengan hemofilia membutuhkan transfusi darah. Jika kamu mengidap hemofilia, pertimbangkan untuk menerima imunisasi terhadap hepatitis A dan B.

Perubahan Gaya Hidup

Kamu juga perlu melakukan perubahan dalam gaya hidup dan mengetahui pengobatan rumahan yang bisa dilakukan untuk perawatan hemophilia. Untuk menghindari pendarahan yang berlebihan dan melindungi sendi kamu dapat mengaplikasikan hal-hal berikut ini:

Baca juga: Pria Lebih Rentan Alami Hemofilia, Ini Alasannya

1. Berolahraga secara teratur. Kegiatan seperti berenang, mengendarai sepeda dan berjalan dapat membangun otot sambil melindungi persendian. Olahraga kontak fisik- seperti sepak bola, hoki, atau gulat  tidak aman dilakukan untuk pengidap hemofilia.

2. Hindari obat penghilang rasa sakit tertentu. Obat-obatan yang dapat memperburuk pendarahan dan sebagai gantinya gunakan obat-obatan alternatif yang lebih aman untuk meredakan nyeri ringan.

3. Hindari obat pengencer darah. Perlu buat kamu untuk menghindari obat-obatan yang dapat mencegah pembekuan darah. Butuh informasi lebih detail mengenai obat-obatan yang sebaiknya tidak dikonsumsi pengidap hemofilia, bisa ditanyakan langsung di Halodoc.  Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu.  Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

4. Lakukan kebersihan gigi dengan baik. Tujuannya untuk mencegah pencabutan gigi, yang bisa menyebabkan pendarahan yang berlebihan.

5. Lindungi anak dari cidera yang bisa menyebabkan pendarahan. Bantalan siku saat anak melakukan olahraga,  helm dan sabuk pengaman semua dapat membantu mencegah cedera akibat jatuh dan kecelakaan lainnya. Jaga juga agar rumah bebas dari furnitur dengan sudut tajam.

Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Centers for Disease Control and Prevention, hemofilia dapat terjadi pada 1 dari setiap 5.000 kelahiran anak laki-laki. Selama periode 2012-2018, sekitar 20.000 laki-laki di Amerika Serikat hidup dengan gangguan tersebut. Informasi selengkapnya mengenai perawatan hemofilia bisa ditanyakan di Halodoc!

Referensi:

Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. What is Hemophilia?

Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Hemophilia