Terjebak dalam Pertemanan Toxic, Ini Tips Menghadapinya

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   21 Oktober 2020
Terjebak dalam Pertemanan Toxic, Ini Tips MenghadapinyaTerjebak dalam Pertemanan Toxic, Ini Tips Menghadapinya

Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu merasa bahwa lingkaran pertemanan di sekitar sangat buruk dan tidak memberi kontribusi positif pada hidup? Saat kamu merasa membutuhkan pendengar, temanmu terkesan tidak tertarik dan malah terus membicarakan masalahnya sendiri. Terkadang, berinteraksi dengan beberapa orang teman terasa melelahkan dan membuat stres. 

Hati-hati, bisa jadi itu adalah tanda kamu terjebak dalam pertemanan toxic alias toxic friendship. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan hubungan pertemanan yang “tidak sehat”. Hubungan pertemanan yang dijalani seolah menjadi racun yang merusak kebahagiaan dan kesehatan mental. Lantas, bagaimana cara menghadapi pertemanan toxic?

Baca juga: Bahaya, Ini 5 Tanda Kalau Memiliki Toxic Friend

Punya Teman Toxic, Lakukan Ini

Terjebak dalam pertemanan toxic bisa sangat melelahkan. Jenis teman seperti ini sebaiknya dihindari apalagi kalau sudah merugikan. Namun, tentu saja hal itu tidak akan mudah dilakukan apalagi jika kamu hampir bertemu setiap hari, misalnya teman kantor, teman sekolah, atau yang lainnya. Saat terjebak dalam pertemanan toxic, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, di antaranya: 

1.Kenali Sifat yang Beracun

Penting untuk mengenali apa saja sifat beracun alias toxic yang ditunjukkan seorang teman. Dengan begitu, kamu bisa mencari tahu apakah orang tersebut memang “beracun” atau hanya menjadi teman toxic kepadamu saja. 

2.Berani Katakan Tidak 

Merasa tidak enak saat harus menolak permintaan teman sangat mungkin terjadi. Namun, sebaiknya pastikan bahwa teman toxic tidak bersikap semaunya dan berlebihan. Memutuskan untuk bertahan dengan teman toxic tidak masalah, tapi kamu harus mengetahui konsekuensi dan kemungkinan yang akan terjadi. Jika sudah dirasa sangat berlebihan, cobalah untuk berani mengatakan tidak dan melawan apa yang dilakukan oleh teman beracun. 

Baca juga: 4 Cara Keluar dari Toxic Relationship

3.Buat Batasan 

Sangat penting untuk membuat batasan jelas, terutama saat terjebak dalam pertemanan toxic. Hal ini berguna untuk melindungi diri sendiri. Saat berada di sekitar orang yang toxic, hal yang harus diutamakan adalah kesehatan mental dan kebahagiaan diri sendiri. Jangan sampai kamu mengorbankan kondisi kesehatan mental hanya untuk membuat senang teman toxic

4.Berteman dengan yang Lainnya 

Tidak masalah jika kamu merasa berat untuk melepaskan dan memilih bertahan dengan teman toxic. Namun, sebaiknya usahakan untuk tetap berkomunikasi dan berteman dengan teman lain yang tidak tergolong sebagai teman toxic. Kamu bisa berbagi cerita dan meminta pandangan yang objektif dari orang yang berda di luar lingkarang pertemanan toxic. Cobalah untuk membicarakan seputar yang yang dialami tanyakan pendapatnya terkait hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi jenis pertemanan tersebut. 

5.Sarankan Konsultasi 

Jika teman dekat mulai menunjukkan tanda sebagai toxic friend, kamu bisa menyarankannya untuk berkonsultasi dengan ahli. Sebab, pada beberapa kasus, teman toxic mungkin membutuhkan bantuan ahli psikologis untuk mengembalikan kehidupan pertemanan, karir, dan hubungan keluarga ke jalan yang seharusnya.

Baca juga: Pentingnya Support System untuk Pengembangan Diri

Kamu juga bisa mengajak teman menggunakan aplikasi Halodoc untuk berbicara pada psikolog atau psikiater. Sampaikan keluhan yang dialami untuk membantu menemukan masalah yang bisa menjadi penyebab hubungan pertemanan tidak lagi menyenangkan. Hubungi ahli psikologi melalui Video/Voice Call atau Chat. Download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play! 

6.Akhiri Pertemanan 

Jika kamu merasa sudah tidak bisa lagi mentoleransi masalah dalam hubungan pertemanan, jangan ragu untuk mengakhirinya. Perlu diingat, menjaga kesehatan mental dan kebahagiaan diri sendiri adalah hal yang lebih penting. Dengan begitu, kamu bisa lebih fokus dalam menjalani hidup dan aktivitas lainnya tanpa diganggu hubungan beracun.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. Toxic Friends: Less Friend, More Foe.
Psychology Today. Diakses pada 2020. How to Identify and Inoculate a Toxic Friendship.