Terapi Fisik Efektif untuk Atasi Skiatika, Benarkah?
Halodoc, Jakarta - Skiatika, atau yang lebih dikenal dengan linu panggul, merupakan istilah yang merujuk pada rasa sakit akibat iritasi saraf pada panggul. Ketika saraf ini mengalami iritasi, rasa sakit yang dihasilkan akan beragam, mulai dari ringan hingga parah. Rasa sakit pada pengidap skiatika biasanya disebabkan oleh terjepitnya saraf pada tulang belakang bagian bawah. Jika kondisi ini terjadi, apakah terapi fisik efektif dilakukan untuk mengatasi skiatika?
Baca juga: 6 Penyakit yang Bisa Sebabkan Nyeri Punggung
Terapi Fisik Efektif untuk Atasi Skiatika, Benarkah?
Terapi fisik memang direkomendasikan bagi mereka yang mengidap skiatika. Namun, terapi ini dilakukan ketika pengidap telah selesai melakukan serangkaian pengobatan. Terapi fisik dilakukan guna mencegah terjadinya cedera lanjutan akibat serangkaian pengobatan yang dijalani. Peserta terapi fisik akan melakukan latihan fisik untuk menguatkan otot yang digunakan untuk menopang tulang belakang, meningkatkan kelenturan otot-otot pada tubuh, serta memperbaiki postur tubuh.
Terapi fisik juga digunakan untuk mencegah kambuhnya skiatika pasca pengobatan yang dilakukan. Untuk mengupayakan kesembuhan peserta, dokter juga akan menyarankan peserta untuk melakukan latihan di rumah, seperti berolahraga secara teratur dengan melakukan peregangan sebelum dan sesudah berolahraga. Setelah itu, latihan mengangkat beban untuk memperbaiki postur tubuh peserta.
Pengidap skiatika yang melakukan pelatihan fisik di rumah juga disarankan untuk menggunakan tempat tidur dengan bantalan permukaan yang keras untuk menjaga tulang belakang agar tetap lurus. Jika kamu merupakan seorang peserta pelatihan fisik dan menemukan kendala dalam pelaksanaannya, silahkan hubungi dokter ahli pada aplikasi Halodoc untuk menentukan langkah penanganan selanjutnya.
Baca juga: Saraf Terjepit Dapat Sebabkan Skiatika, Ini Alasannya
Lakukan Penanganan dengan Mengetahui Gejala pada Skiatika
Nyeri parah akan dirasakan di sepanjang saraf siatik, mulai dari punggung bawah, pantat, dan menjalar ke bagian belakang kaki (betis). Selain nyeri parah, gejala dapat ditunjukkan dengan:
-
Mati rasa yang menjalar pada kaki di sepanjang urat saraf.
-
Sensasi kesemutan yang menjalar pada kaki dan jari-jari kaki.
-
Jika kamu duduk terlalu lama, nyeri bisa saja bertambah parah.
Jika mengalami gejala-gejala tersebut dan dibiarkan begitu saja tanpa penanganan, risiko komplikasi akan semakin besar. Parahnya, komplikasi berupa kerusakan permanen bisa saja terjadi pada pengidapnya. Komplikasi akan ditandai dengan mati rasa pada bagian tungkai, kelemahan pada bagian tungkai, serta usus besar dan kandung kemih yang mengalami kerusakan fungsi.
Baca juga: Awas, Ini Penyebab dan Jenis Sakit Punggung yang Perlu Diketahui
Selain Tertekannya Saraf, Apa Faktor Risiko dari Skiatika?
Selain tertekannya saraf, adanya pertumbuhan tumor pada tulang belakang dan adanya penyempitan jalur saraf pada tulang belakang menjadi pemicu terjadinya skiatika. Selain itu, beberapa hal yang dapat meningkatkan seseorang mengidap skiatika, meliputi:
-
Pengidap diabetes yang berisiko memicu kerusakan saraf.
-
Seseorang yang menjalani aktivitas fisik yang berat.
-
Seseorang yang berkendara dalam waktu lama.
-
Pengidap obesitas yang meningkatkan tekanan pada tulang belakang.
Meski terasa sakit dan dapat menghambat aktivitas yang dijalani, pengidap skiatika disarankan untuk aktif bergerak untuk mempercepat proses penyembuhan. Selain itu, pengidap disarankan untuk melakukan olahraga ringan yang disesuaikan dengan kondisi tubuh. Jika kamu merupakan pecandu rokok dan alkohol, segera hentikan sekarang juga sebelum skiatika yang kamu alami menjadi semakin parah. Jangan lupa untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian kamu dengan perbanyak makan sayur dan buah-buahan, ya!
Referensi:
Medical News Today (2019). Sciatica: What you need to know
NHS (2019). Sciatica
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan