Telat Makan Bisa Sebabkan Dispepsia, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   29 Juni 2020
Telat Makan Bisa Sebabkan Dispepsia, Benarkah?Telat Makan Bisa Sebabkan Dispepsia, Benarkah?

Halodoc, Jakarta - Sesibuk apa pun pekerjaan yang tengah dilakukan, ada baiknya untuk tidak mengesampingkan urusan makan. Apalagi, saat sedang stres akibat pekerjaan menumpuk, waktu makan bisa saja kamu lewatkan, yang akhirnya menyebabkan pola makan yang buruk. Tahukah kamu bahwa pola makan buruk seperti telat makan, makan tidak teratur, dan sering mengonsumsi makanan berlemak bisa memicu dispepsia

Masyarakat awam lebih sering menyebut dispepsia sebagai sakit maag. Namun, sindrom dispepsia merupakan sekumpulan gejala seperti rasa tidak nyaman pada perut, seperti perut terasa penuh, kembung, sakit perut, dan nyeri ulu hati. Namun, dispepsia bukanlah penyakit, ia adalah gejala dari penyakit atau gangguan pencernaan.

Baca juga:  Kenali Perbedaan Antara Dispepsia dan GERD

Penyebab Dispepsia

Dispepsia terjadi saat jumlah asam lambung meningkat dan menyebabkan iritasi pada dinding lambung. Iritasi ini memicu munculnya berbagai keluhan di lambung yang terasa hingga kerongkongan. 

Kebanyakan, sindrom dispepsia terjadi karena pengaruh gaya hidup, misalnya: 

  • Pola makan yang kurang baik, misalnya makan tidak teratur atau banyak mengonsumsi makanan yang berlemak dan pedas.

  • Terlalu sering konsumsi minuman berkafein seperti teh dan kopi.

  • Konsumsi minuman beralkohol.

  • Memiliki kebiasaan merokok.

  • Memiliki berat badan berlebih, atau kegemukan. 

Selain itu, sindrom dispepsia juga bisa terjadi akibat kondisi medis yang sudah diidap seseorang, misalnya: 

  • Penyakit asam lambung (GERD);

  • Gangguan pankreas, seperti pankreatitis akut dan pankreatitis kronis;

  • Gangguan di saluran empedu, seperti kolesistitis;

  • Gangguan lambung, misalnya radang lambung atau gastritis, infeksi bakteri pylori pada lambung, tukak lambung, dan kanker lambung;

  • Efek samping obat-obatan, seperti antibiotik, kortikosteroid, dan obat golongan NSAID.

Jangan sepelekan gejala dispepsia, karena kondisi ini bisa saja mengganggu kamu dalam beraktivitas. Jika kamu merasakan gejala yang mirip dispepsia, kamu bisa mendiskusikannya terlebih dahulu kepada dokter di Halodoc. Dokter di Halodoc akan memberikanmu saran dan perawatan yang tepat untuk meringankan gejala yang kamu miliki. 

Baca juga: Jangan Diremehkan, Dispepsia Bisa Berakibat Fatal

Gejala Dispepsia

Gejala dispepsia biasanya muncul beberapa saat setelah seseorang makan. Nah, beberapa gejala yang mungkin terjadi, antara lain:

  • Merasa cepat kenyang saat makan.

  • Perut terasa kembung dan penuh setelah makan.

  • Timbul rasa tidak nyaman di area seperti ulu hati, bisa juga terasa seperti nyeri dan perih.

  • Rasa terbakar atau panas di ulu hati bahkan sensasi ini bisa terasa hingga ke tenggorokan.

  • Sering mual dan kadang-kadang muntah. 

Lantas, Bisakah Dispepsia Dicegah?

Tak perlu khawatir berlebihan karena kamu bisa terhindar dari dispepsia dengan mengubah gaya hidup. Beberapa langkah pencegahan tersebut antara lain: 

  • Selalu makan dengan porsi kecil, tetapi sering. Selain itu, kamu juga harus mengunyah makanan perlahan sebelum ditelan.

  • Hindari hal-hal yang bisa memicu dispepsia, seperti makanan pedas dan berlemak, minuman bersoda, alkohol, atau minuman berkafein. 

  • Hentikan kebiasaan merokok. 

  • Pastikan memiliki berat badan yang sehat, caranya dengan olahraga dan diet seimbang. 

  • Kelola stres dan rasa cemas yang kamu miliki. Kamu bisa mencoba melakukan olahraga seperti yoga, dan memastikan waktu tidur kamu cukup. 

  • Pastikan bahwa konsumsi obat selalu dilakukan setelah makan atau saat dalam kondisi perut sudah terisi makanan. 

Baca juga: Catat, Ini 5 Makanan yang Baik untuk Mencegah Dispepsia

Itulah informasi mengenai sindrom dispepsia. Jika kamu masih membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai kondisi ini, jangan ragu untuk menanyakannya pada dokter di Halodoc. Ambil smartphone kamu, dan segera download aplikasi Halodoc untuk menikmati mudahnya mengakses layanan kesehatan, kapan saja dan di mana saja.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Indigestion.
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Indigestion.