Halodoc, Jakarta – Ulkus dekubitus dapat terjadi ketika terdapat tekanan pada bagian tubuh dalam beberapa waktu. Tekanan pada tubuh yang berlebihan atau dalam waktu lama, dapat menjadi penyebab ulkus dekubitus. Hal itu karena tekanan mengganggu aliran darah melalui kulit. Tanpa suplai darah, kulit dari anggota tubuh yang terkena menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi, sehingga mulai rusak dan menyebabkan pembentukan ulkus.

Luka tekan akibat ulkus dekubitus cenderung dialami orang dengan kondisi kesehatan yang membuatnya sulit bergerak. Terutama jika mereka hanya berbaring ditempat tidur atau duduk dalam waktu lama. Contohnya, pengidap diabetes tipe 2 yang terbaring atau duduk dalam waktu lama juga rentan terhadap penyakit ulkus dekubitus. 

Tekanan pada Tubuh Menjadi Penyebab Ulkus Dekubitus 

Ulkus dekubitus disebabkan oleh tekanan terhadap kulit yang membatasi aliran darah ke kulit. Gerakan yang terbatas dapat membuat kulit rentan mengalami kerusakan dan menyebabkan luka ulkus dekubitus.

Dua faktor utama penyebab ulkus dekubitus meliputi:

1. Tekanan

Tekanan konstan pada bagian tubuh mana pun dapat mengurangi aliran darah ke jaringan. Perlu diketahui, aliran darah sangat penting untuk mengantarkan oksigen dan nutrisi lain ke seluruh jaringan tubuh. Tanpa nutrisi penting tersebut, kulit dan jaringan di sekitarnya akan rusak dan akhirnya bisa mati.

Untuk orang yang kurang melakukan aktivitas, tekanan seperti ini cenderung terjadi di area tubuh yang tidak dilapisi dengan baik oleh otot atau lemak yang terletak di atas tulang. Contohnya, tulang belakang, tulang ekor, tulang belikat, pinggul, tumit, dan siku. 

2. Gesekan

Gesekan terjadi ketika kulit bergesekan dengan pakaian atau tempat tidur. Hal tersebut bisa membuat kulit yang rapuh lebih rentan terhadap cedera, apalagi jika kulit terbilang lembab.

Selain itu, risiko seseorang mengalami ulkus dekubitus lebih tinggi jika mengalami kesulitan bergerak, dan tidak dapat mengubah posisi dengan mudah saat duduk atau di tempat tidur. Faktor risiko tersebut meliputi:

• Imobilitas. Hal ini mungkin karena kesehatan yang buruk, cedera tulang belakang, dan penyebab lainnya.
• Inkontinensia. Kulit menjadi lebih rentan terhadap paparan urine dan feses yang berkepanjangan.
• Kurangnya sensorik. Cedera sumsum tulang belakang, gangguan neurologis, dan kondisi lain dapat menyebabkan hilangnya sensasi. Ketidakmampuan untuk merasakan sakit dan ketidaknyamanan dapat mengakibatkan seseorang, tidak menyadari adanya gejala dan kebutuhan untuk mengubah posisi. 
• Buruknya asupan nutrisi dan hidrasi. Tubuh membutuhkan air, kalori, protein, vitamin, dan mineral yang cukup, untuk menjaga kesehatan kulit dan mencegah kerusakan jaringan.
• Kondisi medis yang mempengaruhi aliran darah. Masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi aliran darah, contohnya diabetes dan penyakit pembuluh darah. Penyakit tersebut dapat meningkatkan risiko kerusakan jaringan seperti ulkus dekubitus.

Perawatan dan Pencegahan Ulkus Dekubitus

Perawatan untuk luka akibat ulkus dekubitus yaitu dengan penggunaan pembalut, krim, dan gel yang dirancang khusus untuk mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi tekanan. Tindakan operasi hanya direkomendasikan untuk kasus yang sangat serius.

Kabar baiknya, ada beberapa upaya sederhana yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi ini, contohnya:  

• Mengubah posisi secara teratur.
• Menggunakan alat untuk melindungi bagian tubuh yang rentan, seperti kasur dan bantal yang dirancang khusus.

Namun, sayangnya perawatan dan perawatan terbaik tidak selalu dapat mencegah ulkus dekubitus pada orang yang sangat rentan. Jika kamu memiliki anggota keluarga dengan keluhan ulkus dekubitus, sebaiknya bawa ia ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan khusus.

Kamu bisa membuat janji medis di rumah sakit pilihan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:

Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Bedsores (pressure ulcers)

NHS Inform. Diakses pada 2022. Pressure ulcers

Healthline. Diakses pada 2022. Bedsores: What You Should Know About Decubitus Ulcers