Tekanan Darah Tinggi Bisa Memengaruhi Kemampuan Berpikir?
Halodoc, Jakarta - Apakah kamu masih sering menyepelekan tekanan darah tinggi atau hipertensi? Bila iya, sebaiknya dirimu perlu harap-harap cemas. Pasalnya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hipertensi adalah salah satu penyebab kematian dini di seluruh dunia.
Setidaknya terdapat sekitar 1,13 miliar orang di dunia yang mengidap hipertensi. Angkanya hampir empat kali lipat penduduk Indonesia. Hati-hati, dampak hipertensi tidak main-main. Masalah tekanan darah tinggi ini bisa memicu berbagai komplikasi. Sebut saja nyeri dada, serangan jantung, hingga gagal jantung.
Namun, menurut sebuah penelitian, ternyata hipertensi juga bisa memengaruhi kemampuan berpikir pengidapnya. Hmm, makin menyeramkan bukan komplikasinya?
Baca juga: Tekanan Darah Rendah atau Tinggi, Manakah yang Lebih Berbahaya?
Hipertensi Bikin Kognitif Menurun?
Menjaga tekanan darah agar tetap stabil punya beragam keistimewaan bagi tubuh, salah satunya dapat menjaga kemampuan kognitif agar tetap prima. Menurut studi yang diterbitkan dari 14 Desember 2020 oleh jurnal Hypertension, menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi mempercepat penurunan kemampuan kognitif (kemampuan berpikir).
Para ahli dalam penelitian tersebut menganalisis dua penilaian kesehatan yang diambil sekitar empat tahun lamanya. Dalam penelitian tersebut, peneliti menelisik lebih dari 7.000 orang paruh baya dan lebih tua di Brazil.
Penilaian tersebut mencatat perubahan dalam sejumlah keterampilan kognitif, seperti memori, bahasa, dan konsentrasi. Bagaimana hasil risetnya? Terlepas dari usia, orang dengan tekanan darah tinggi mengalami penurunan kinerja kognitif lebih cepat, dibandingkan dengan orang yang memiliki tekanan darah normal.
Para peneliti mengklasifikasikan tekanan darah tinggi jika angka tekanan sistolik 130 atau lebih, dan diastolik 80 atau lebih tinggi. Namun, beberapa peserta studi yang memiliki tekanan sistolik 120 dan 130, juga mengalami penurunan kognitif lebih cepat daripada orang dengan tekanan darah normal.
Menurut periset seperti dilansir dalam Harvard Medical School, mengobati tekanan darah tinggi pada usia berapa pun tampaknya dapat mengurangi atau mencegah penurunan kognitif yang dipercepat.
Baca juga: 7 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Pengidap Hipertensi
Pertanyaannya, bagaimana cara mengontrol tekanan darah tinggi? Banyak upaya yang bisa dilakukan, seperti menurunkan berat badan atau menjaga berat badan tetap ideal, rutin berolahraga, mengonsumsi makanan yang untuk jantung, mengurangi asupan alkohol dan rokok, hingga mengelola stres dengan baik. Selain itu, mengontrol tekanan darah tinggi juga bisa melalui konsumsi obat-obatan atas anjuran dan resep dokter.
Gejala Hipertensi yang Samar-Samar
Ada fakta yang menarik mengenai gejala hipertensi. Ternyata, kebanyakan orang tidak menyadari dirinya mengidap hipertensi. Kondisi ini baru diketahui ketika mereka melakukan pemeriksaan tekanan darah di fasilitas kesehatan.
Atas alasannya ini, WHO menyebut tekanan darah tinggi sebagai “silent killer”, alias penyakit yang bisa membunuh secara diam-diam. Meski begitu, ada pula sebagian pengidap hipertensi yang mengalami beragam keluhan, itu pun umumnya terjadi ketika tekanan darah telah meroket.
Di kondisi ini pengidap hipertensi akan mengalami keluhan pada tengkuknya, seperti tengkuk terasa berat atau sakit. Namun, gejala hipertensi tak cuma itu saja.
Berikut gejala hipertensi menurut WHO dan National Institutes of Health.
- Nyeri dada.
- Pandangan menjadi kabur (masalah penglihatan)
- Mimisan.
- Irama jantung yang tidak teratur.
- Mual dan muntah.
- Kebingungan.
- Tremor otot.
- Telinga berdengung.
- Kelelahan.
- Kecemasan.
Baca juga: Ini 8 Makanan yang Membuat Hipertensi Kambuh
Nah, bagi kamu yang mengalami gejala-gejala di segeralah temui atau tanyakan pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja.
Selain itu, kamu bisa memeriksakan diri ke rumah sakit pilihan. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit. Praktis, kan?