Tekanan Darah Lansia Tinggi, Apa Bahayanya?
“Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang untuk mengalami hipertensi semakin meningkat. Hal itu karena proses penuaan membuat pembuluh darah menebal dan menjadi kaku, sehingga tekanan darah cenderung tinggi. Penting bagi orang yang sudah lanjut usia untuk memerhatikan tekanan darah mereka. Tekanan darah tinggi berbahaya bagi lansia, karena bisa menyebabkan komplikasi serius.”
Halodoc, Jakarta – Lansia termasuk kelompok usia yang rentan mengalami gangguan kesehatan. Salah satunya adalah hipertensi alias tekanan darah tinggi. Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute, seseorang berisiko mengalami hipertensi hingga 90 persen di masa senjanya. Mengapa demikian? Adakah risiko bahaya yang perlu diwaspadai lansia pengidap hipertensi? Ini faktanya.
Baca Juga: Seberapa Penting Lansia untuk Melakukan Cek Tekanan Darah?
Alasan Lansia Rentan Alami Hipertensi
Tekanan darah dikatakan normal jika berkisar antara 120/80 mmHg. Tekanan darah cenderung bervariasi setiap waktu, tergantung pada usia, aktivitas yang dijalani, makanan dan minuman yang dikonsumsi, dan waktu pengukuran.
Secara umum (termasuk pada lansia), tekanan darah tergolong tinggi jika lebih dari 140/90 mmHg. Gejalanya berupa sakit kepala parah, pusing, penglihatan buram, mual, telinga berdenging, detak jantung tidak beraturan, kebingungan, kelelahan, nyeri dada, sulit bernapas, muncul darah dalam urine, serta sensasi berdetak di dada, leher, atau telinga.
Tingginya tekanan darah pada lansia dikaitkan dengan proses penuaan yang terjadi pada tubuh. Semakin bertambah usia, sistem vaskular seseorang bisa mengalami perubahan. Di pembuluh darah, terjadi pengurangan jaringan elastis di arteri, sehingga menyebabkannya menjadi lebih kaku. Akibatnya, tekanan darah akan meningkat. Itulah mengapa risiko seseorang mengalami hipertensi semakin meningkat seiring bertambahnya usia.
Baca juga: Ini Penyebab Tekanan Darah bisa Naik Drastis
Waspada terhadap Bahayanya
Walaupun proses penuaan terkesan sebagai sesuatu yang "alami", tapi pada lansia dengan hipertensi tetap berisiko mengalami komplikasi penyakit yang lebih serius. Berikut bahaya tekanan darah tinggi pada lansia:
- Stroke. Hipertensi pada orang tua merupakan faktor risiko utama untuk stroke iskemik. Tekanan darah tinggi juga bisa meningkatkan risiko lansia terkena stroke sebanyak empat kali lipat.
- Kerusakan Ginjal. Hipertensi dan penuaan bisa berdampak pada fungsi ginjal. Lansia yang mengidap tekanan darah tinggi lebih berisiko untuk mengalami gagal ginjal kronis, yaitu kerusakan pada ginjal yang ditandai dengan menurunnya kemampuan ginjal untuk menjalankan fungsinya.
- Penyakit Jantung. Lansia dengan hipertensi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung dibandingkan lansia tanpa hipertensi.
- Kebutaan. Risiko terjadinya lesi retina bisa meningkat seiring tekanan darah sistolik yang meningkat, tapi tidak harus dengan peningkatan tekanan darah diastolik. Penuaan itu sendiri sudah bisa mengurangi penglihatan. Sedangkan hipertensi membuat lansia semakin berisiko mengalami berbagai masalah penglihatan yang bisa berujung pada kehilangan penglihatan.
- Demensia. Hipertensi merupakan faktor risiko penting untuk demensia vaskular dan penyakit Alzheimer. Hal itu karena kontrol tekanan darah yang buruk dikaitkan dengan penurunan kognitif yang lebih besar.
Tidak hanya itu saja, hipertensi juga bisa membuat lansia berisiko tinggi mengalami masalah sirkulasi, seperti penyakit arteri perifer (yang menyebabkan nyeri pada kaki), melemahkan tulang mereka, dan berisiko mengalami disfungsi ereksi pada pria.
Cara Mengelola Hipertensi pada Lansia
Hipertensi pada lansia tidak boleh dianggap sepele agar tidak terjadi komplikasi yang lebih serius. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi hipertensi pada lansia:
- Tubuh tetap aktif, untuk meningkatkan kebugaran jantung dalam memompa darah. Tentunya, aktivitas fisik bukan hal yang mudah dilakukan oleh lansia, sehingga intensitas dan waktunya perlu disesuaikan dengan kemampuan tubuh. Aktivitas fisik yang direkomendasikan bagi lansia cukup sederhana (seperti jalan kaki, berkebun, atau beres-beres rumah) dengan waktu yang singkat (setidaknya 20-30 menit per hari).
- Perhatikan asupan makanan harian. Lansia perlu membatasi asupan makanan berlemak dan tinggi garam. Sebagai gantinya, lansia dianjurkan untuk memperbanyak makanan berserat, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.
- Konsumsi obat hipertensi sesuai anjuran dokter. Segera bicara pada dokter jika muncul efek samping setelah konsumsi obat, seperti mual, muntah, pusing, dan gejala fisik lainnya.
- Menjaga berat badan agar tetap ideal. Caranya dengan menerapkan pola makan sehat yang dikombinasikan dengan aktivitas fisik. Memiliki berat badan sehat bisa mengurangi risiko hipertensi di usia tua.
- Pantau tekanan darah secara rutin untuk menilai efektivitas pengobatan yang sedang dijalani. Selain itu, pemantauan tekanan darah secara rutin juga berguna untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi yang lebih serius.
Baca Juga: Pola Makan Sehat Bisa Jadi Obat Darah Tinggi
Nah, itulah bahaya yang perlu diwaspadai lansia pengidap hipertensi. Bila kamu ingin membeli obat darah tinggi untuk orangtua, tidak perlu repot-repot keluar rumah. Gunakan saja aplikasi Halodoc dan pesanan obat kamu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya sekarang juga di App Store dan Google Play.
Referensi:
National Heart, Lung, and Blood Institute. Diakses pada 2021. High Blood Pressure.
World Journal of Cardiology. Diakses pada 2021. Hypertension in the elderly.
Healthline. Diakses pada 2021. Is High Blood Pressure in Older Age Inevitable?
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2021. Hypertension: What You Need to Know as You Age
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan