Takut Petir Secara Berlebihan, Mungkin Saja Terkena Astrafobia
Halodoc, Jakarta – Astrafobia adalah ketakutan ekstrem terhadap guntur dan kilat. Ini dapat mempengaruhi orang-orang dari segala usia, meskipun mungkin lebih umum pada anak-anak daripada orang dewasa.
Banyak anak yang memiliki rasa takut ini pada akhirnya akan mengatasi itu, tetapi yang lain akan terus mengalami fobia hingga dewasa. Astrofobia juga bisa terjadi pada orang dewasa yang tidak memiliki ketakutan yang sama saat masih anak-anak.
Astrafobia ditandai dengan kecemasan dan ketakutan tak wajar ketika terjebak dalam badai petir ataupun cuaca ekstrem. Pada orang dengan astrofobia, badai petir menyebabkan reaksi ekstrem yang dapat melemahkan dirinya secara fisik maupun emosional. Astrafobia merupakan gangguan kecemasan yang bisa diobati. Seperti banyak fobia lain, ini tidak diakui secara resmi oleh American Psychiatric Association, sebagai diagnosis psikiatris khusus.
Baca juga: Bukan Karena Galau, Hujan Bisa Timbulkan Ombrophobia
Gejala Astrafobia
Pada orang tanpa fobia ini, berita tentang badai paling akan membuatnya membatalkan rencana bepergian. Jika sedang berada dalam terjangan badai petir, orang normal akan mencari perlindungan atau menjauh dari pohon-pohon tinggi. Meskipun tipis peluang terkena petir tipis, tetapi tindakan ini mewakili respons yang tepat untuk situasi yang berpotensi berbahaya.
Seseorang dengan astrafobia akan memiliki reaksi yang berbeda dan berlebihan. Mereka mungkin memiliki perasaan panik, baik sebelum maupun saat badai. Perasaan ini dapat meningkat menjadi serangan panik total dan termasuk gejala, seperti:
-
Seluruh tubuh gemetar
-
Sakit dada
-
Mati rasa
-
Mual
-
Palpitasi jantung
-
Kesulitan bernapas
-
Telapak tangan berkeringat
-
Denyut nadi tidak beraturan
-
Keinginan obsesif untuk memantau badai
-
Kebutuhan berlebihan untuk bersembunyi dari badai, seperti di lemari, kamar mandi, ataupun di bawah tempat tidur
-
Berpegangan dengan orang lain untuk mendapatkan perlindungan
-
Menangis tak terkendali, terutama pada anak-anak
Baca juga: Ini 5 Penyebab Fobia Bisa Muncul
Gejala-gejala ini juga dapat dipicu oleh laporan cuaca, percakapan, ataupun suara tiba-tiba, seperti gemuruh guntur. Pemandangan dan suara yang mirip dengan guntur dan kilat juga dapat memicu gejala yang sama.
Faktor Risiko untuk Pengidap Astrafobia
Beberapa orang mungkin berisiko lebih tinggi untuk fobia ini, terutama untuk anak-anak. Badai bisa sangat menakutkan bagi anak-anak, tetapi sebagian besar bisa melawan rasa takut ini seiring bertambahnya usia.
Beberapa anak dengan autisme dan gangguan pemrosesan sensorik, seperti gangguan pemrosesan pendengaran, mungkin mengalami kesulitan mengendalikan emosi mereka selama badai karena mereka telah meningkatkan sensitivitas terhadap suara.
Sama halnya dengan anak-anak yang memiliki gangguan integrasi sensorik akan berbeda dalam hal merespons hujan. Kecemasan juga umum terjadi di antara anak-anak dengan autisme. Ini dapat memperburuk ketidaknyamanan, baik sebelum atau saat badai.
Gangguan kecemasan sering terjadi dalam keluarga secara genetik. Orang dengan riwayat keluarga yang memiliki gangguan kecemasan, depresi, ataupun fobia mungkin memiliki risiko lebih besar untuk astrafobia.
Baca juga: Ketakutan yang Berlebihan, Ini Fakta di Balik Fobia
Mengalami trauma terkait cuaca juga bisa menjadi faktor risiko. Misalnya, seseorang yang memiliki pengalaman traumatis atau negatif yang disebabkan oleh cuaca buruk dapat memperoleh fobia terhadap badai.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai astrafobia serta fobia lainnya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.