Tak Perlu Pemeriksaan Khusus, Begini Cara Deteksi Keratosis Pilaris
Halodoc, Jakarta - Keratosis pilaris ditandai dengan bruntusan kecil dan keras yang dapat membuat kulit terasa seperti amplas. Bruntusan umumnya berwarna terang dan sering muncul di lengan atas, paha, dan bokong. Keratosis pilaris muncul ketika keratin, protein untuk melindungi kulit menumpuk di satu area tubuh. Penumpukan keratin akhirnya menyumbat dan menghalangi folikel rambut.
Baca Juga: Benarkah Obesitas Tingkatkan Risiko Keratosis Pilaris?
Kondisi ini sering dialami oleh individu yang memiliki kulit kering. Bahkan, bisa lebih buruk pada cuaca lebih dingin, tetapi bisa hilang sendiri ketika suhu mulai lembap. Pengidap penyakit kulit tertentu, seperti eksim, psoriasis, alergi, atau infeksi jamur juga rentan mengalami keratosis pilaris.
Gejala Keratosis Pilaris
Ciri utama keratosis pilaris adalah bruntusan berukuran kecil-kecil yang jika disentuh kulit terasa kasar dan bergerigi. Gejala lainnya dapat berupa:
-
Gatal-gatal dan kering terutama di area punggung, lengan atas, kaki atau bokong;
-
Jika bruntusan mengalami iritasi, warnanya akan berubah menjadi lebih merah;
-
Kulit terasa kasar seperti amplas di area yang terdapat beruntusan; dan
-
Kondisi bisa memburuk saat udaranya lebih dingin dan kering.
Bagaimana Cara Mendeteksi Keratosis Pilaris?
Tidak sulit untuk mendeteksi keratosis pilaris. Pasalnya, bruntusan akan mudah terlihat karena sangat berbeda dengan tekstur kulit normal. Bahkan, tidak diperlukan tes khusus untuk mendeteksi bruntusan akibat keratosis pilaris. Agar lebih mudah mengidentifikasi keratosis pilaris, kamu bisa perlu mengetahui di mana keratosis pilaris sering muncul dan seperti apa karakteristiknya.
-
Cari lokasinya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, keratosis pilaris paling sering muncul pada lengan atas, pipi, kaki atau bokong.
-
Tidak menimbulkan rasa sakit. Apabila muncul bruntusan di area yang sering timbul keratosis pilaris, tetapi menyebabkan rasa sakit saat disentuh, kemungkinan itu bukan keratosis pilaris.
-
Terasa gatal dan kering. Meski tidak menimbulkan rasa sakit, keratosis pilaris menimbulkan gatal-gatal dan menyebabkan kulit terasa kering.
-
Bertekstur kasar. Saat kamu menggesek-gesekan tangan di area bruntusan, maka akan terasa kasar seperti amplas.
-
Warnanya bisa berubah. Awalnya, warna bruntusan tampak seperti kulit. Namun, bila digaruk terus menerus, bruntusan bisa mengalami iritasi dan berubah menjadi kemerahan.
Baca Juga: Benarkah Keratosis Pilaris Dipengaruhi Faktor Genetik?
Pengobatan Rumahan untuk Atasi Keratosis Pilaris
Keratosis pilaris mudah dipicu oleh suhu yang dingin. Maka dari itu, menghilangkannya dilakukan dengan membuat suhu menjadi hangat. Kamu bisa mandi air hangat sekitar 10 menit untuk menghilangkan bruntusan.
-
Gunakan sabun yang lembut. Saat mandi dengan air hangat, cobalah untuk menggunakan sabun tanpa scrub. Sabun yang bertekstur kasar berisiko mengiritasi kulit dan memperburuk kondisi tersebut. Setelah mandi, tepuk lembut atau bersihkan kulit dengan handuk .
-
Krim obat. Memakai krim yang mengandung urea, asam laktat, asam alfa hidroksi atau asam salisilat dapat membantu melembabkan dan mengangkat sel kulit mati.
-
Pelembap. Selain krim obat, kamu juga bisa menggunakan pelembap setelah mandi. Beli pelembabnya lewat aplikasi Halodoc aja! Klik Buy Medicine untuk memesan pelembab. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play
-
Pelembap udara. Kelembaban udara yang rendah bisa menyebabkan kulit menjadi kering. Agar suhu ruangan bisa lebih lembab, kamu bisa gunakan pelembab portabel untuk meningkatkan kelembaban udara di dalam ruangan.
-
Hindari gesekan dari pakaian ketat. Hindari memakai pakaian atau celana yang ketat karena berisiko menimbulkan gesekan yang bisa menginfeksi area yang terkena keratosis pilaris.
Baca Juga: Adakah Pencegahan untuk Kondisi Keratosis Pilaris?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan