Tak Lagi Misteri, Ini Fakta Lengkap tentang Orgasme pada Wanita

10 menit
Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   09 Oktober 2023

"Faktanya wanita tidak harus orgasme untuk bisa hamil. Namun, orgasme pada wanita sangat memengaruhi kondisi psikis. Orgasme pada wanita jauh lebih kompleks daripada pria, oleh karena itu ada banyak mitos yang perlu diluruskan."

Tak Lagi Misteri, Ini Fakta Lengkap tentang Orgasme pada WanitaTak Lagi Misteri, Ini Fakta Lengkap tentang Orgasme pada Wanita

Halodoc, Jakarta – Katanya, orgasme pada wanita adalah hal yang penuh misteri, sebab tidak semua wanita bisa mendapatkannya. Pada 1948, seorang seksolog asal Amerika Serikat, Alfred Kinsey, melakukan penelitian terkait seks yang melibatkan sekitar 10,000 orang.

Dari penelitian yang diterbitkan di Kinsey Institute, University of Indiana, ada satu kesimpulan yang bisa ditarik, yaitu orgasme pada wanita lebih jarang terjadi dibandingkan pada laki-laki. 

Dalam hasil penelitiannya, Alfred Kinsey menyebutkan bahwa orgasme bisa terjadi pada sekitar 95 persen pria. Sementara pada wanita cenderung lebih jarang terjadi, yaitu hanya sekitar 50 sampai 70 persen saja.

Artinya, tidak semua wanita pernah atau bisa mendapatkan orgasme saat berhubungan seksual. Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah tidak orgasme bisa menandakan hal yang berbahaya?

Melalui artikel ini, kamu akan memahami lebih dalam mengenai orgasme pada wanita, pasalnya hingga kini masih banyak hal tentang orgasme wanita yang masih disalahpahami.

Baca juga: Orgasme: Cara Mencapainya dan Kondisi yang Bisa Menghalangi

Mengenal Orgasme pada Wanita 

Orgasme secara luas dianggap sebagai puncak gairah seksual yang bisa dirasakan laki-laki dan perempuan. Ini adalah perasaan kenikmatan fisik yang intens dan pelepasan ketegangan, disertai dengan kontraksi ritmis yang tidak disengaja dari otot dasar panggul.

Namun, ia tidak selalu terlihat atau terdengar seperti di film-film. Pasalnya, cara orgasme terasa akan bervariasi pada setiap orang. 

Secara keseluruhan, tidak banyak yang diketahui tentang orgasme. Selama seabad terakhir, teori tentang orgasme telah bergeser, sehingga tidak lagi menjadi hal yang tabu.

Alhasil, kini studi tentang orgasme, terutama pada wanita terus dipelajari, baik dari segi manfaat maupun perbedaannya dengan orgasme pada pria. 

Seorang dokter spesialis kebidanan dan kesehatan reproduksi wanita, dr. Alvin Setiawan, SpOG, MKes, DMAS, mengatakan bahwa “Seseorang akan melewati empat fase dalam hubungan seksual, yaitu fase desire, arousal, orgasme atau klimaks, dan resolusi. Pria maupun wanita akan melewati keempat fase tersebut, namun tipikal dan kecepatannya akan berbeda.”

Namun, jika dibandingkan dengan pria, orgasme pada wanita cenderung lebih kompleks. Apalagi jika dilihat dari manfaatnya, tujuan dari orgasme wanita berbeda dengan pria.

Orgasme pada pria yang sehat ditandai dengan ejakulasi atau pengeluaran sel sperma di dalam vagina, yang kemungkinan menyebabkan kehamilan. Di sini, manfaat orgasme pria cukup jelas, yaitu untuk melanjutkan keturunan. 

Sementara tujuan orgasme wanita kurang jelas. Sebuah studi yang berjudul The Evolutionary Origin of Female Orgasm, menjelaskan bahwa orgasme wanita mungkin tidak memiliki manfaat evolusioner yang jelas.

Karena tidak ada kebutuhan evolusioner untuk menghilangkan orgasme wanita, orgasme tetap ada, bahkan ketika tidak lagi diperlukan untuk kesuburan. Namun, orgasme pada wanita mungkin memiliki tujuan penting. 

Kepada Halodoc, dr. Alvin menambahkan, “Secara fisik, mungkin orgasme pada wanita tidak terlalu berpengaruh, tetapi secara psikis jelas sangat berpengaruh. Karena seks sendiri memiliki tujuan untuk saling memuaskan pasangan.”

Pernah mendengar istilah porn, masturbate, dan orgasm (PMO)? Baca selengkapnya di artikel ini: “Apa itu PMO? Ini Dampak Negatif dan Cara Ampuh Mengatasinya

Alasan Wanita Lebih Sulit Mencapai Orgasme

Masih dari penelitian Alfred Kinsey, diketahui bahwa setidaknya ada 10 persen wanita yang tidak pernah mengalami orgasme sama sekali, baik dalam hubungan intim dengan pasangan maupun saat masturbasi. 

Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal dengan anorgasmia. Ini adalah istilah medis untuk menggambarkan kondisi kesulitan mencapai orgasme secara teratur meski telah menerima banyak rangsangan seksual.

Kurangnya orgasme ini akhirnya bisa membuat seseorang stres atau mengganggu hubungan dengan pasangan.

Pada dasarnya, setiap wanita memiliki variasi dalam frekuensi orgasme dan jumlah rangsangan yang dibutuhkan untuk memicu orgasme.

Kebanyakan wanita membutuhkan beberapa derajat rangsangan klitoris langsung atau tidak langsung dan tidak mencapai klimaks dari penetrasi saja. Ditambah lagi, orgasme sering berubah seiring bertambahnya usia, masalah medis, atau obat yang dikonsumsi minum.

Mengutip Mayo Clinic, ada beberapa jenis anorgasmia, antara lain:

  • Lifelong Anorgasmia: Kondisi saat seorang wanita tidak pernah mengalami orgasme.
  • Acquired Anorgasmia: Dulu pernah orgasme, tapi sekarang kesulitan mencapai klimaks.
  • Situational Anorgasmia: Bisa mengalami orgasme hanya dalam keadaan tertentu, seperti saat melakukan seks oral atau masturbasi, atau hanya dengan pasangan tertentu.
  • Generalized Anorgasmia: Seorang wanita tidak dapat mengalami orgasme dalam situasi apa pun atau dengan pasangan mana pun.

Apakah pasangan Sulit Orgasme? Dokter Ini Bisa Bantu Cari Tahu Penyebabnya supaya hubungan dengan pasangan erat kembali.

Penyebab kesulitan orgasme ini pun dibagi menjadi tiga jenis, yakni berdasarkan alasan fisik, psikologis, dan kondisi hubungan dengan pasangan.

1. Penyebab Fisik

Berbagai macam penyakit, perubahan fisik, dan pengobatan dapat mengganggu wanita lebih sulit mencapai orgasme. Beberapa penyebab tersebut antara lain:

  • Penyakit. Penyakit serius, seperti multiple sclerosis dan penyakit Parkinson, dan pengaruhnya yang terkait pada kesejahteraan psikologis dapat menghambat orgasme.
  • Masalah Ginekologi. Operasi ginekologi, seperti operasi histerektomi yang disertai pengangkatan indung telur, atau kanker, dapat memengaruhi orgasme. Pun, kurangnya orgasme sering kali terjadi dengan masalah seksual lainnya, seperti hubungan yang tidak nyaman atau menyakitkan.
  • Pengobatan. Banyak resep dan obat bebas dapat menghambat orgasme, termasuk obat tekanan darah, antipsikotik, antihistamin, dan antidepresan. 
  • Alkohol dan Merokok. Terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok dapat menghambat kemampuan untuk mencapai klimaks. Pasalnya, kedua hal tersebut dapat membatasi aliran darah ke organ intim.
  • Penuaan. Seiring bertambahnya usia, perubahan normal pada anatomi, hormon, sistem saraf, dan sistem peredaran darah dapat memengaruhi seksualitas. Kadar estrogen yang menipis saat beralih ke menopause dan gejala menopause, seperti keringat malam dan perubahan suasana hati, dapat berdampak pada seksualitas.

2. Penyebab Psikologis

Sementara itu, beberapa faktor psikologis yang berperan dalam kemampuan untuk mencapai orgasme, termasuk:

  • Masalah kesehatan mental, seperti kecemasan atau depresi.
  • Citra tubuh yang buruk.
  • Stres dan tekanan keuangan.
  • Keyakinan budaya dan agama.
  • Rasa malu.
  • Rasa bersalah karena menikmati seks.
  • Pelecehan seksual atau emosional masa lalu.

3. Penyebab Terkait Masalah pada Hubungan

Masalah pasangan di luar kamar tidur juga dapat memengaruhi hubungan seksual mereka. Masalah mungkin termasuk:

  • Kurangnya koneksi dengan pasangan.
  • Konflik yang belum terselesaikan.
  • Komunikasi yang buruk tentang kebutuhan dan preferensi seksual.
  • Perselingkuhan atau mengingkari janji.
  • Kekerasan.

Wanita yang sulit orgasme sebenarnya bukan hal yang aneh, bahkan mungkin tidak berkaitan sama sekali dengan disfungsi seksual atau penyakit tertentu.

Namun, kondisi ini bisa saja dikategorikan sebagai disfungsi jika dilihat dari sisi psikis. Namun sekali lagi, ini bukan hal yang tidak normal. Jika mendapatkan penanganan dan terapi yang tepat, anorgasmia pada wanita sebenarnya bisa diatasi. 

Baca Juga: Bisakah Wanita Mengalami Orgasme Setelah Menopause?

Mitos dan Fakta Seputar Orgasme

Membahas tentang orgasme mungkin bagi beberapa kalangan masih dianggap tabu. Misalnya anggapan bahwa wanita yang menikmati seks dicap sebagai wanita yang tidak baik.

Padahal kenyataannya seks sendiri memiliki dua fungsi, yang pertama adalah fungsi reproduksi dan yang kedua adalah fungsi rekreasi. 

Jadi, membahas orgasme pada wanita seharusnya menjadi perbincangan yang biasa.

Ingat, orgasme sendiri adalah salah satu cara terbaik untuk menghilangkan stres dan membuat ikatan dengan pasangan semakin erat.

Ada juga beberapa mitos seputar orgasme dan fakta di baliknya yang perlu kamu ketahui, seperti: 

Orgasme pada wanita jenisnya lebih banyak

“Perempuan mendapatkan orgasme ketika titik rangsangannya tersentuh, apakah itu klitoris ataupun G-spot, serta bagaimana mereka melakukan foreplay-nya”, ucap dr. Alvin kepada Halodoc

Orgasme pada wanita sebenarnya memiliki tingkatan yang berbeda-beda. dr. Alvin juga menambahkan, “Orgasme pada wanita bisa terjadi pada tingkat yang ringan, sedang, serta intens. Pada orgasme yang ringan, kontraksi kontraksi dinding rahim terjadi sebanyak 3-5 kali.

Sementara pada orgasme sedang kontraksi terjadi sebanyak 5-8 kali dan lebih dari 8 kali untuk orgasme intens.” Orgasme pada wanita juga bisa terjadi di hampir seluruh otot panggul, bahkan sampai ke anus. 

Orgasme pada wanita cenderung akan lebih mudah didapatkan jika area-area sensitifnya mendapat sentuhan. Pada organ intim wanita, ada area sensitif yang disebut sebagai pusat orgasme, yaitu G-spot dan klitoris.

Kedua bagian ini sangat sensitif, sebab di sana terdapat banyak saraf tepi. G-spot sendiri berada di dinding depan vagina, searah di belakang kandung kemih. Saat pria bisa “memainkan” atau memberi rangsangan pada bagian tersebut, kemungkinan wanita akan mencapai orgasme akan lebih besar. 

Orgasme wanita tidak bisa dirasakan

Sebenarnya, orgasme wanita bisa dirasakan dan hal itu cukup sederhana, tetapi membutuhkan kepekaan dari wanita maupun pria. “Kalau saling peka, maka orgasme wanita bisa dirasakan.

Pada laki-laki untuk tahu perempuannya orgasme akan terasa seperti sensasi menjepit, sedangkan perempuan juga bisa merasakan pergerakan ritmis dari rahimnya, seperti gerakan memijat.

Oleh karena itu, mutual relationship sangat penting di sini untuk bisa mendapatkan orgasme dan kapan tahu pasangannya orgasme”, ucap dr. Alvin. 

Wanita bisa alami multiple orgasme

Menurut dr. Alvin, “Multiple orgasme pada perempuan itu ketika perempuan mendapatkan orgasme berkali-kali. Kalau laki-laki hanya sekali saja, sedangkan perempuan dari fase arousal dia bisa orgasme, kemudian kembali ke fase arousal lagi, dan ketika dirangsang kembali dia bisa memuncak lagi.” Jadi, walaupun untuk mendapatkannya agak kompleks, wanita bisa mendapatkannya berkali-kali. 

Wanita yang tidak bisa orgasme berarti memiliki masalah psikologis

Meskipun trauma, masalah hubungan, dan kesehatan mental yang buruk dapat membuat orgasme lebih sulit, banyak orang dengan sikap seksual yang sehat dan hubungan yang baik masih mengalami kesulitan. Orgasme adalah respons fisik dan psikologis, dan banyak masalah kesehatan dapat membuat wanita lebih sulit menikmati seks dengan cara ini.

Beberapa orang berjuang untuk orgasme karena pelumasan yang tidak memadai. Ini mungkin terjadi saat menggunakan kontrasepsi hormonal, atau selama atau setelah kehamilan, atau karena menopause.

Selain itu, wanita dapat mengalami vulvodynia, yang mengacu pada nyeri yang tidak dapat dijelaskan di vagina atau di sekitar vulva. Dengan mengobati ini dan kondisi medis lainnya, maka wanita dapat meningkatkan kenikmatan seksualnya.

Baca juga: Orgasme Saat Berolahraga, Kok Bisa?

Orgasme dari seks penetrasi adalah yang paling umum atau bentuk ekspresi seksual yang paling sehat

Kebanyakan pria memberi tahu wanita bahwa mereka harus orgasme dari hubungan heteroseksual. Faktanya, banyak wanita hanya bisa orgasme dari rangsangan klitoris. Mengutip jurnal yang diterbitkan di Center for Behavioral Neuroscience, Sigmund Freud sendiri pernah berpendapat bahwa orgasme vagina adalah orgasme yang lebih unggul dan lebih matang. Namun, hingga kini tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut.

Wanita tidak bisa mengalami orgasme vagina

Orgasme vagina memang lebih jarang terjadi dibandingkan dengan stimulasi klitoris, dan beberapa wanita mengalaminya, dengan atau tanpa rangsangan lain. Orgasme wanita dapat terjadi akibat berbagai jenis rangsangan, termasuk vagina, klitoris, dan kontak puting. Ingat, tidak semua wanita akan orgasme dari jenis rangsangan yang sama.

Wanita harus jatuh cinta dahulu untuk mencapai orgasme

Orgasme adalah pengalaman psikologis dan biologis yang kompleks, sehingga pengalaman mencapai dan mengalami orgasme tidak sama untuk setiap wanita. Beberapa wanita mungkin perlu merasakan cinta untuk orgasme, sementara yang lain mungkin tidak. Hubungan seseorang dengan pasangannya mungkin atau mungkin tidak memengaruhi kemampuannya untuk orgasme saat berhubungan seks

Sebuah studi di Amerika Serikat pada 2018 yang dipublikasikan di Archives of Sexual Behaviour, melaporkan bahwa 86 persen wanita lesbian mengatakan mereka biasanya atau selalu orgasme saat berhubungan seks, dibandingkan dengan hanya 66 persen wanita biseksual dan 65 persen wanita heteroseksual.

Dalam peserta penelitian tersebut, ternyata mereka lebih mungkin untuk orgasme jika mereka: 

  • Menerima lebih banyak seks oral.
  • Melakukan hubungan seks yang lebih tahan lama.
  • Memiliki kepuasan hubungan yang lebih tinggi.
  • Menanyakan apa yang mereka inginkan saat bercinta.
  • Terlibat dalam sexting atau panggilan erotis.
  • Mengungkapkan cinta saat berhubungan seks.
  • Memerankan fantasi seksual (role play).
  • Mencoba posisi seksual baru .

Orgasme pada wanita tak memiliki manfaat, terutama untuk kesuburan

Kamu mungkin sering mendengar kabar dari internet bahwa orgasme mampu memperbaiki kulit, rambut, dan kesehatan secara keseluruhan. Namun, masih ada sedikit bukti ilmiah bahwa orgasme menawarkan manfaat kesehatan tertentu.

Para ilmuwan hingga kini belum mengidentifikasi manfaat evolusioner dari orgasme wanita atau menemukan bahwa orgasme meningkatkan kesehatan. Namun, orgasme itu menyenangkan, dan kesenangan bisa menjadi keuntungannya sendiri.

Seks yang menyenangkan dapat meningkatkan suasana hati seseorang, menghilangkan stres, meningkatkan kekebalan tubuh, dan membina hubungan yang lebih baik dengan pasangan.

Wanita memang tidak perlu orgasme untuk hamil. Namun, bukti yang terbatas menunjukkan bahwa orgasme dapat meningkatkan kesuburan. Satu studi yang sangat kecil pada 2016 yang dipublikasikan di Socioaffective Neuroscience & Psychology misalnya, mengukur apakah ada retensi sperma yang lebih baik setelah orgasme wanita.

Dalam penelitian ini, terbukti bahwa tubuh wanita mampu menahan sperma lebih baik setelah orgasme. Namun, masih dibutuhkan penelitian lanjutan yang lebih besar untuk membuktikan keakuratannya. 

Baca juga: Sakit Kepala Muncul saat Orgasme, Apa Penyebabnya?

Hal yang Perlu Diperhatikan Terkait Orgasme pada Wanita

Sisi emosional wanita saat melakukan hubungan seksual nyatanya bisa sangat memengaruhi dan bisa menjadi penentu kepuasan. Kualitas hubungan, relasi dengan pasangan, stres, atau sekadar banyak pikiran dan tidak bisa rileks mungkin menjadi penyebab wanita sulit orgasme. Asalkan kamu tahu kuncinya, orgasme pada perempuan itu bisa didapatkan. Kuncinya ini adalah mengenali diri dan belajar mengenal pasangan, bangun komunikasi yang baik dengan pasangan, maka kamu bisa mencapai kepuasan bersama. 

Meskipun normal dan mungkin tidak berkaitan dengan gangguan kesehatan, susah orgasme pada wanita sebaiknya tidak diabaikan begitu saja. Sama seperti laki-laki, orgasme bisa saja menjadi pencapaian yang dicari atau diharapkan oleh wanita. Meskipun tidak semua wanita berpikiran seperti itu, sebab ada yang menyebutkan bahwa bagian terpenting dari hubungan seksual adalah rangsangan (arousal), bukan semata-mata orgasme. 

Jika kamu masih ingin tahu lebih dalam mengenai orgasme pada wanita, jangan ragu untuk bicara dengan dokter spesialis di Halodoc. Terlebih jika kamu mendengar informasi tentang orgasme pada wanita yang kamu sendiri tidak yakin akan kebenarannya.

Referensi:
Archives of Sexual Behaviour. Diakses pada 2021. Differences in Orgasm Frequency Among Gay, Lesbian, Bisexual, and Heterosexual Men and Women in a U.S. National Sample.
Center for Behavioral Neuroscience. Diakses pada 2021. Female Sexual Arousal: Genital Anatomy and Orgasm in Intercourse.
Jez-B Molecular and Developmental Evolution. Diakses pada 2021. The Evolutionary Origin of Female Orgasm.
Kinsey Institute – Indiana University. Diakses pada 2021. Sexual Behavior in the Human Female.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Anorgasmia in Women.
Medical News Today. Diakses pada 2021. Everything you Need to Know About Orgasms.
National Health Service UK. Diakses pada 2021. What Can Cause Orgasm Problems in Women?
Psychology Today. Diakses pada 2021. Why So Many Women Don’t Have Orgasms.
Psychology Today. Diakses pada 2021. Put Your Attention on Sexual Arousal, Not Orgasm.
Socioaffective Neuroscience & Psychology. Diakses pada 2021. Measuring Sperm Backflow Following Female Orgasm: A New Method.
WebMD. Diakses pada 2021. Can’t Orgasm? Here’s Help for Women.
Wawancara dengan Dokter Kandungan dan Ginekologi, dr. Alvin Setiawan, SpOG, MKes, DMAS.