Tak Bisa Hidup Mandiri, Kenali Gejala Gangguan Kepribadian Dependen
Halodoc, Jakarta – Menjaga kesehatan tubuh adalah hal yang cukup penting untuk dilakukan. Menjauhi diri dari rasa cemas dan stres yang berlebih merupakan cara untuk menjaga kesehatan kamu. Tidak hanya gangguan pada fisik atau tubuh, sebaiknya hindari gangguan kepribadian yang kerap menyerang seseorang tanpa disadari. Gangguan kepribadian merupakan kondisi yang menyebabkan seseorang memiliki pola perilaku dan pemikiran yang berbeda dari yang lain dan cenderung tidak sehat.
Banyak jenis dari kondisi gangguan kepribadian, salah satunya adalah gangguan kepribadian dependen. Manusia ditakdirkan untuk menjadi makhluk sosial yang diharuskan hidup berdampingan. Namun dengan mengalami gangguan kepribadian dependen, kamu merasa tidak bisa hidup sendiri secara mandiri dan selalu bergantung dengan orang lain. Pengidap akan mengalami rasa cemas dan takut yang berlebihan ketika melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain. Biasanya, pengidap akan merasa sedih dan cemas bila ditinggalkan atau dipisahkan dari orang yang dianggapnya cukup penting dalam hidupnya.
Seseorang yang mengalami gangguan kepribadian dependen terlihat tidak percaya diri dalam setiap hal yang ia lakukan sendiri. Selain itu, mereka rentan mengalami depresi dan perilaku menyimpang lainnya.
Gejala Gangguan Kepribadian Dependen
Gangguan ini dapat dialami pada usia berapapun. Namun, seseorang terlihat mengalami gangguan kepribadian dependen ketika usianya memasuki usia dewasa. Ada beberapa gejala yang bisa dialami oleh pengidap gangguan kepribadian dependen.
Ketidak mampuan seseorang membuat keputusan dalam usia dewasa menjadi salah satu gejala awal dari adanya gangguan kepribadian dependen. Biasanya, terlihat saat pengidap memutuskan hal-hal kecil seperti memutuskan menggunakan pakaian seperti apa atau masalah transportasi yang digunakan. Seseorang yang mengalami gangguan kepribadian dependen bisa memiliki pasangan lebih dari satu, hal ini karena ia takut atau merasa cemas ketika ditinggalkan oleh satu pasangan.
Kurangnya rasa percaya diri dan kurang inisiatif juga dialami oleh pengidap gangguan kepribadian dependen.
Hal ini yang membuat pengidap bergantung pada orang lain, tidak hanya itu biasanya pengidap selalu menunggu seseorang memintanya untuk melakukan sesuatu. Pengidap mudah untuk mentolerir dan menerima pelecehan atau sikap kasar seseorang karena perasaan takut ditinggalkan.
Penyebab Gangguan Kepribadian Dependen
Penyebab pasti gangguan kepribadian dependen belum diketahui hingga sekarang. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan seseorang mengalami gangguan kepribadian ini. Gaya pola asuh bisa menjadi salah satu hal yang membuat seseorang mengalami gangguan kepribadian dependen. Orang tua dengan gaya pola asuh otoriter dan overprotektif meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan kepribadian ini.
Terbiasa untuk mendapatkan pertolongan dari orang lain membuat pengidap tidak ada percaya dengan kemampuan diri sendiri. Perasaan trauma ditinggalkan oleh orang yang paling berpengaruh bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan kepribadian dependen. Tentu gangguan kepribadian dependen bisa ditangani dengan baik. Terapi psikologis dinilai efektif untuk mengurangi gangguan kepribadian dependen. Terapi psikologis bertujuan menumbuhkan rasa percaya diri, mengajarkan pengidap untuk bersosialiasi, dan membantu pengidap untuk memahami kondisi psikologisnya.
Sebaiknya bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai masalah gangguan kepribadian. Sebaiknya segera atasi masalah gangguan kepribadian sejak dini agar tidak berdampak buruk pada kesehatan dan kehidupan sosialmu kedepannya. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan