Swab Antigen dan Rapid Antigen, Nama Beda tapi Fungsi Sama

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   11 Juli 2023
Swab Antigen dan Rapid Antigen, Nama Beda tapi Fungsi SamaSwab Antigen dan Rapid Antigen, Nama Beda tapi Fungsi Sama

“Swab atau rapid antigen adalah jenis tes yang sama. Tes ini berfungsi untuk mendeteksi COVID-19 dan berbagai penyakit lainnya.”

Halodoc, Jakarta - Kamu tentu pernah dengar tentang swab antigen dan rapid antigen. Kedua istilah tersebut merujuk pada pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis infeksi virus corona atau COVID-19. Namun, apakah keduanya adalah tes yang sama atau berbeda?

Tidak sedikit orang yang bingung antara antara swab antigen dan rapid antigen. Padahal, keduanya adalah tes yang sama, lho. Hanya saja, penyebutannya saja yang berbeda. Lebih jelasnya, simak ulasannya yuk!

Jika kamu mengalami gejala-gejala COVID-19 sebaiknya segera hubungi dokter di Halodoc✔️ untuk diberikan penanganan yang tepat dengan segera.


Apa Bedanya Rapid Antigen dan Swab Antigen?

Rapid (test) antigen dan swab antigen adalah jenis tes yang sama. Disebut rapid antigen, karena tes untuk mendeteksi virus corona tersebut dapat memberikan hasil diagnosis yang cepat, yaitu hanya dalam waktu 15 menit.

Sementara itu, beberapa orang kerap menyebutnya swab antigen. Karena tes ini dilakukan dengan metode swab atau usap untuk mengambil sampel dari sekresi hidung dan tenggorokan. 

Namun, baik rapid test antigen maupun swab antigen adalah jenis tes antigen yang sama dan dirancang untuk mendeteksi protein tertentu dari virus yang memunculkan respons kekebalan tubuh. 

Tes antigen adalah tes imun yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan antigen virus tertentu yang menunjukkan adanya infeksi virus saat ini. Rapid antigen biasanya digunakan untuk mendiagnosis patogen pernapasan, seperti virus influenza dan respiratory syncytial virus (RSV). 

Namun, American Food and Drug Association (FDA) memberikan otorisasi penggunaan darurat (EUA) untuk tes antigen sebagai tes untuk mengidentifikasi SARS-CoV-2.

Tes antigen juga relatif murah dan dapat digunakan di tempat-tempat perawatan. Alat yang sudah diotorisasi ini juga dapat memberikan hasil diagnosis dalam waktu sekitar 15 menit.

Namun, rapid test antigen umumnya kurang akurat dibandingkan tes virus yang mendeteksi asam nukleat dengan menggunakan polymerase chain reaction (PCR) atau disebut juga tes PCR. 

Lebih lanjut mengenai perbedaan swab atau rapid antigen dengan PCR, bisa kamu baca di sini → Ketahui Perbedaan dari Swab Test Antigen dan PCR

Meski begitu, rapid test antigen atau disebut dengan swab antigen membantu menyaring orang-orang untuk mengidentifikasi apakah mereka membutuhkan tes yang lebih pasti atau tidak.


Bagaimana Cara Kerja Rapid Antigen?

Antigen adalah molekul yang mampu menstimulasi respons imun. Molekul tersebut dapat berupa protein, polisakarida, lipid, atau asam nukleat. Tiap antigen memiliki fitur permukaan yang berbeda yang dikenali oleh sistem kekebalan.

SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, memiliki beberapa antigen yang diketahui, termasuk nukleokapsid fosfoprotein dan spike glikoprotein. Rapid test antigen dapat mengungkapkan bila seseorang saat ini sedang terinfeksi patogen seperti virus SARS-CoV-2. 

Berbeda dengan tes PCR yang mendeteksi keberadaan materi genetik, rapid test antigen mendeteksi protein atau glikan, yaitu seperti protein lonjakan yang ditemukan di permukaan SARS-CoV-2.

Rapid antigen bekerja paling baik ketika orang tersebut dites pada tahap awal terkena infeksi SARS-CoV-2, di mana beban virus umumnya paling tinggi. Tes ini juga bermanfaat untuk mendiagnosis orang-orang yang diketahui memiliki risiko besar untuk terpapar virus corona.

Rapid antigen juga digunakan sebagai tes skrining. Di mana pengujian berulang dapat dengan cepat mengidentifikasi orang yang terinfeksi SARS-CoV-2. 

Jadi, tindakan pencegahan penularan infeksi dapat segera dilakukan. Namun, bila hasilnya didapati positif, dokter masih perlu melakukan tes PCR untuk memastikan diagnosis. 


Swab atau Rapid Antigen Dilakukan untuk Mendeteksi Penyakit Apa Saja?

Bukan cuma mendeteksi penyakit COVID-19, swab atau rapid antigen juga dapat mendeteksi berbagai penyakit lain, yaitu:

  • Malaria.
  • Hepatitis B.
  • Flu.
  • Infeksi bakteri jenis Streptococcus.
  • Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Apakah Rapid Test Antigen Bisa Dilakukan Sendiri?

Banyak orang melakukan rapid test antigen secara mandiri di rumah. Namun, hal ini sebenarnya tidak disarankan, karena ada risiko bahaya yang dapat terjadi. Terutama bagi orang yang memiliki bentuk hidung yang bengkok atau tidak normal. 

Struktur hidung yang tidak normal dapat membuat rongga hidung jadi lebih sempit. Hal ini akan membuat prosedur swab antigen jadi lebih menyakitkan dan tidak nyaman. 

Risiko lainnya jika kamu melakukan rapid test antigen sendiri adalah alat swab patah di dalam rongga hidung. Jadi, sebaiknya tes ini dilakukan oleh petugas medis atau ahlinya. 

Itulah pembahasan mengenai swab dan rapid antigen, fungsi, dan cara kerjanya. Ternyata, kedua tes ini adalah tes yang sama, hanya penyebutannya saja yang berbeda.

Baca juga: Tidak Sama, Ini Perbedaan Tes PCR dan Swab Antigen


Referensi:
SRL Diagnostics. Diakses pada 2021. Antigen Test for COVID-19: How Is It Different from Coronavirus Testing.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2021. Interim Guidance for Rapid Antigen Testing for SARS-CoV-2.
Halodoc. Diakses pada 2023. Tes Swab Antigen.
Halodoc. Diakses pada 2023. Ini Bahaya Lakukan Swab Antigen Sendiri Tanpa Bantuan Nakes.

Diperbarui pada 16 Mei 2023