Supaya Anak Tidak Jadi Pembully, Begini Cara Mendidiknya

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   12 April 2019
Supaya Anak Tidak Jadi Pembully, Begini Cara MendidiknyaSupaya Anak Tidak Jadi Pembully, Begini Cara Mendidiknya

Halodoc, Jakarta - Belakangan ini hangat kembali isu bullying di kalangan anak-anak di bawah umur yang dialami oleh Audrey. Isu bullying tampaknya masih saja terjadi dan belum teratasi dengan baik. Mungkin selama ini para orangtua yang anaknya menjadi korban bully sudah berusaha untuk menyemangati dan mengembalikan percaya diri sang anak. Namun, sebenarnya hal yang juga harus ditangani adalah anak yang menjadi pelaku bully.

Sebenarnya seorang anak melakukan bullying disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya karena ia merasa tidak aman. Mem-bully orang yang terlihat lebih lemah memberi rasa menjadi lebih penting, terkenal, kuat, dan berkuasa pada diri anak. Di sisi lain, anak mem-bully mungkin karena kurangnya edukasi bahwa tidak baik mengganggu anak lainnya yang berbeda penampilan, ras, agama, ataupun anak yang memiliki kesalahan terhadap dirinya.

Baca juga: Awas, 6 Perilaku Anak yang Tidak Boleh Diabaikan

Dalam beberapa kasus, bullying menjadi bagian dari perilaku agresif. Anak seperti ini mungkin membutuhkan bantuan dalam mengatur rasa marah, frustasi, atau emosi yang kuat lainnya. Mereka mungkin tidak memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan anak lain. Anak yang sering menyaksikan interaksi di dalam lingkungan keluarga biasanya juga akan memperlakukan orang lain dengan cara serupa.

Sebagai orangtua, sebaiknya ajarkan anak bahwa bullying bukanlah perilaku yang baik dan ada konsekuensi serius akibatnya, baik itu dilakukan di rumah, sekolah, atau lingkungan luar lainnya. Dalam beberapa kasus, anak mem-bully karena mereka kesulitan mengatur emosi seperti marah, frustasi, dan rasa tidak aman. Ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan supaya anak tidak melakukan bullying:

  1. Terlibat dalam Kehidupan Anak

Orangtua sebaiknya lebih banyak mendengar dan mengenali anak. Di samping itu, orangtua juga sebaiknya hindari untuk memaksakan kehendak pada anak.

  1. Ajari Anak untuk Menghormati Orang Lain

Beritahu pada anak, bahwa setiap orang itu memiliki keunikan masing-masing. Tekankan untuk memperlakukan semua orang dengan baik.

  1. Jadilah Contoh

Orangtua harus menjadi suri tauladan yang baik bagi anak. Hindari perilaku agresif dan bersikap baik pulalah pada semua orang.

Baca juga: Anak Mendadak Pendiam Sepulang Sekolah, Bisa Jadi Ini 5 Alasannya

  1. Jangan Abaikan Pertengkaran Kakak-Adik

Ketika pertengkaran yang terjadi antara kakak-adik sudah melibatkan kekerasan verbal dan fisik, ibu dan ayah harus ikut campur. Pasalnya, ini akan memengaruhi perilaku sosial anak di kemudian hari.

  1. Kenali Teman Si Kecil

Ajaklah teman-temannya main ke rumah. Jika Si Kecil berteman dengan anak yang suka mem-bully, pastikan Si Kecil tahu apa yang baik dan tidak.

  1. Edukasi Anak tentang Bullying

Kekerasan fisik, name-calling, dan menyalahkan tidak akan pernah menjadi solusi masalah.

Baca juga: Melatih Sopan Santun pada Anak

Ketika kamu mencari pengaruh pada perilaku anak, maka hal pertama yang harus kamu lihat adalah apa yang terjadi di rumah. Anak yang terbiasa dengan teriakan atau kemarahan fisik dari saudara kandung atau orangtua akan bertindak serupa. Wajar jika anak berkelahi dengan kakak atau adiknya di rumah. Sebagai orangtua, ibu dan ayah perlu turun tangan jika ada kekerasan fisik. Pastikan bicarakan pada anak tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Selain itu, jangan lupa pula perhatikan perilaku kamu sendiri. Awasi cara bicara kamu pada anak. Jika kamu tidak suka dengan perilaku anak, tekankan jika kamu ingin Si Kecil mengubahnya. Apabila keluarga mengalami kondisi yang menimbulkan stres, yang kamu rasa menjadi salah satu penyebab perilaku anak, sebaiknya kamu mencari bantuan konselor, psikolog, pemuka agama, terapis, dan dokter.

Kamu juga bisa meminta bantuan profesional dokter anak melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.