Suka Mencari Perhatian Berlebih, Gejala Gangguan Kepribadian?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   05 Agustus 2020
Suka Mencari Perhatian Berlebih, Gejala Gangguan Kepribadian?Suka Mencari Perhatian Berlebih, Gejala Gangguan Kepribadian?

Halodoc, Jakarta – Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Psych Central suka mencari perhatian secara berlebihan merujuk pada gejala gangguan kepribadian histrionik (HPD). Seseorang dengan gangguan kepribadian histrionik ingin menjadi pusat perhatian di setiap kelompok orang, dan mereka merasa tidak nyaman ketika mereka tidak mendapatkan perhatian. 

Pengidap gangguan kepribadian dengan gejala suka mencari perhatian ini kerap mengalami kesulitan ketika orang tidak fokus secara eksklusif pada mereka. Orang dengan gangguan kepribadian ini terkadang melakukan perilaku provokatif untuk menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.

Baca juga: Tak Peduli Perasaan Orang Lain Jadi Tanda Antisosial?

Gangguan Kepribadian Histrionik, Suka Mencari Perhatian

Perlu diketahui kalau orang dengan gangguan kepribadian histrionik kerap mengalami kesulitan mencapai keintiman secara emosional. Mereka juga kerap merusak interaksi sosialnya karena gayanya yang provokatif, dan kerap menjadi kesal dan depresi ketika mereka tidak lagi menjadi pusat perhatian. 

Orang dengan gangguan kepribadian histrionik mungkin menginginkan kebaruan, stimulasi, dan kegembiraan. Selain itu, mereka juga cenderung bosan dengan rutinitas yang biasa mereka lakukan. Orang-orang ini sering tidak toleran terhadap aktivitas yang tertunda dan kerap mengarahkan diri untuk mendapatkan kepuasan segera. 

Selain suka mencari perhatian, gangguan kepribadian histrionik juga ditandai dengan perilaku-perilaku berikut:

1. Tidak nyaman dalam situasi ketika dia tidak menjadi pusat perhatian.

2. Interaksi dengan orang lain sering ditandai dengan perilaku menggoda atau provokatif seksual yang tidak pantas.

3. Menampilkan ekspresi emosi yang berubah dengan cepat dan dangkal.

4. Secara konsisten menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian pada diri mereka sendiri.

5. Memiliki gaya bicara yang terlalu impresionistik dan kurang detail.

6. Menunjukkan dramatisasi diri, sandiwara, dan ekspresi emosi yang berlebihan.

7. Sangat mudah dibujuk mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan.

Gangguan kepribadian ini menggambarkan pola perilaku yang sudah lama terjadi dan paling sering didiagnosis pada usia dewasa dan bukannya remaja. Padahal, usia remaja adalah masa ketika seseorang dalam perkembangan yang konstan dengan perubahan kepribadian menuju kematangan. 

Baca juga: Anak Dilarang Berteman Bisa Jadi Pribadi Antisosial, Benarkah?

Gangguan kepribadian histrionik lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria. Gangguan ini terjadi pada sekitar 1,8 persen dari penduduk dunia. Seperti kebanyakan gangguan kepribadian lainnya, gangguan kepribadian histrionik biasanya akan menurun intensitasnya seiring bertambahnya usia. Banyak orang mengalami beberapa gejala paling ekstrem pada saat mereka berusia 40 atau 50-an.

Penyebab Gangguan Kepribadian Histrionik

Sejauh ini disimpulkan bahwa gangguan kepribadian histrionik disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah faktor biologis dan genetik, sosial (seperti bagaimana seseorang berinteraksi dalam perkembangan awal mereka dengan keluarga, teman-teman, dan anak-anak lain), dan psikologis (kepribadian dan temperamen individu, yang dibentuk oleh lingkungannya). 

Baca juga: Ketahui 2 Gangguan Mental yang Bisa Terjadi Akibat Bekerja

Tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab menjadi penyebab gangguan ini. Jika seseorang memiliki gangguan kepribadian ini, penelitian menunjukkan bahwa ada sedikit peningkatan risiko gangguan ini diturunkan kepada anak-anak mereka.

Jika butuh informasi lebih jelas mengenai penyebab gangguan kepribadian histrionik, tanyakan saja langsung pada ahlinya di Halodoc. Dokter ataupun psikolog yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor orangtua bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Nah, selain gangguan kepribadian histrionik, suka mencari perhatian juga menjadi gangguan kepribadian narsistik. Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh American Psychiatric Association, orang yang didiagnosis mengidap gangguan narsistik juga memiliki gejala suka mencari perhatian, mementingkan diri sendiri, dan menuntut kekaguman kepada dirinya sendiri. 

Perawatan untuk gangguan kepribadian histrionik maupun narsistik biasanya melibatkan psikoterapi jangka panjang dengan seorang terapis yang memiliki pengalaman dalam mengobati gangguan kepribadian semacam ini. Obat-obatan juga dapat diresepkan untuk membantu penanganan dengan gejala spesifik.

Referensi:
Psych Central. Diakses pada 2020. Histrionic Personality Disorder.
Healthline. Diakses pada 2020. What You Should Know About Attention-Seeking Behavior in Adults.