Suka Makanan Jepang, Adakah Batasan Mengonsumsi Sushi?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   23 Agustus 2018
Suka Makanan Jepang, Adakah Batasan Mengonsumsi Sushi?Suka Makanan Jepang, Adakah Batasan Mengonsumsi Sushi?

Halodoc, Jakarta – Bagi kamu yang menyukai makanan mentah asal Jepang seperti sushi, sebaiknya tidak mengonsumsi secara berlebihan meskipun kamu sangat menyukainya. Kenapa? Bukankah sushi terbuat dari berbagai bahan makanan sehat, seperti ikan, rumput laut, sayuran, dan lainnya?

Meskipun dibuat dengan bahan-bahan yang sehat dan bergizi seperti ikan, kamu tetap perlu membatasi jumlah sushi untuk dimakan. Seperti yang dilansir dari womenshealth, hal itu dikarenakan ikan biasanya memiliki kandungan merkuri yang lebih tinggi daripada ikan lainnya.

“Semakin tinggi ikan tersebut pada satu rantai makanan, semakin besar kemungkinan ada kandungan merkuri yang tidak meninggalkan tubuh ikan saat mencernanya,” kata Co-Founder Being Healthfull, Claire Martin.

Makanan Mentah Berparasit

Perlu kita tahu bahwa setiap makhluk hidup, termasuk ikan, memiliki parasit (yang bukan berasal dari kontaminasi). Parasit yang terdapat dalam ikan mentah biasanya adalah bakteri Salmonella. Parasit ini akan mati jika makanan dimasak sampai matang. Namun, parasit masih dapat ditemukan dalam makanan mentah, seperti ikan mentah pada sushi.

Baca juga: Sering Maskan Pedas? Ini Dampaknya pada Usus Buntu

Kebanyakan parasit ini tidak bisa beradaptasi dengan tubuh manusia. Beberapa parasit dalam ikan mentah mungkin mampu dicerna oleh tubuh tanpa menimbulkan dampak negatif, tetapi sebagian lain bisa menyebabkan dampak yang membahayakan kesehatan, seperti penyakit bawaan makanan (foodborne disease) atau keracunan makanan.

Bagi kebanyakan orang sehat, makan ikan atau seafood mentah dalam jumlah wajar mungkin bisa menimbulkan dampak kesehatan kecil. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk dapat menyebabkan penyakit yang berasal dari makanan, bisa berpotensi menyebabkan muntah, diare, sakit perut, dan gejala lainnya.

Memastikan Sushi yang Sehat

Beberapa hal perlu diwaspadai ketika mengonsumsi sushi, seperti ikan mungkin tidak segar, ikan mungkin busuk, atau terdapat bakteri dalam ikan. Hal ini hanya bisa dideteksi sebelum dikonsumsi karena biasanya ikan akan memunculkan bau yang tidak sedap. Jika ikan sudah pada kondisi demikian, pastikan untuk tidak mengonsumsinya.

Namun, lain halnya dengan parasit yang tidak mudah dideteksi. Untuk mengurangi parasit tersebut, tentu ikan mentah yang disajikan pada sushi sudah diolah sedemikian rupa sebelum disajikan. Ikan yang dipilih sebagai bahan pembuatan sushi tentunya harus memenuhi standar tertentu, sehingga aman untuk dikonsumsi.

Baca juga: Buah Segar atau Kering, Mana yang Lebih Tinggi Gula?

Ikan yang digunakan untuk membuat sushi biasanya telah melalui proses pembekuan pada suhu -20 derajat celsius selama tujuh jam atau dibekukan pada -35 derajat celsius selama 15 jam. Pembekuan bertujuan untuk membunuh parasit yang ada pada ikan. Jadi, selama sushi disiapkan dengan benar sesuai peraturan keamanan pangan yang berlaku, risiko sushi untuk menimbulkan penyakit mungkin sangat kecil, sehingga aman dikonsumsi. Meski demikian, tetap saja ini tidak menutup kemungkinan jika masih terdapat organisme berbahaya dalam jumlah sangat kecil dalam ikan mentah, walaupun sudah melalui proses pembekuan.

Ibu Hamil Waspada Makan Sushi

Jika terlalu sering makan sushi, maka juga bisa berpotensi keracunan merkuri yang terkandung dalam ikan. Keracunan merkuri dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, keterlambatan perkembangan, kerusakan otak, bahkan kegagalan organ.

Karena itu disarankan bagi pecinta sushi untuk memesan sushi dengan bahan ikan mentah yang rendah merkuri seperti salmon, kepiting, udang, dan belut. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangi nutrisi dan mengurangi asupan merkuri pada tubuh Kamu.

Bagi orang dewasa sehat, kamu dapat mengonsumsi dua hingga tiga (10 hingga 15 buah) sushi roll per minggu. Sedangkan untuk wanita hamil atau menyusui disarankan untuk tidak memakan sushi dengan bahan ikan mentah.

Bagi ibu hamil dan menyusui masih diperbolehkan untuk memakan sushi yang berisikan sayuran dan makanan laut rendah merkuri yang matang. Tujuannya untuk menghindari risiko keracunan merkuri dan penyakit bawaan makanan yang dapat memengaruhi sang ibu dan si kecil.

“Intinya, konsumsi ikan secara keseluruhan harus 340 gram per minggu untuk orang dewasa yang sehat. Sedangkan untuk wanita hamil dan anak-anak disarankan 170 hingga 226 gram per minggu,” kata Boules.

Baca juga: Gelato atau Es krim, Manakah yang Lebih Sehat?

Jadi secara umum, mengonsumsi sushi dalam jumlah yang cukup sering mungkin tidak akan berbahaya bagi orang sehat. Untuk berjaga-jaga sebaiknya tetap memerhatikan kesegaran ikan, kebersihan, pengolahan, dan penyajian sushi untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan. Jika kamu masih ragu dan memiliki pertanyaan seputar kesehatan dan risiko makan sushi, kamu bisa bertanya langsung pada dokter di Halodoc.

Para dokter ahli di aplikasi Halodoc akan siap sedia menjawab pertanyaan kapan saja dan dimana saja. Kamu hanya perlu download aplikasinya pada Google Play dan App Store, lalu kamu bisa melakukan tanya jawab via Chat dan Voice/Video Call.