Sudah Suntik Vaksin Corona Tetap Bisa Tertular dan Menularkan Virus, Ini Penjelasannya

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   22 Januari 2021
Sudah Suntik Vaksin Corona Tetap Bisa Tertular dan Menularkan Virus, Ini PenjelasannyaSudah Suntik Vaksin Corona Tetap Bisa Tertular dan Menularkan Virus, Ini Penjelasannya

Halodoc, Jakarta - Vaksinasi COVID-19 sudah mulai dilaksanakan di berbagai negara. Masyarakat Indonesia pun sedang menanti kapan mendapat jadwal penyuntikan. Beberapa waktu lalu, Presiden Indonesia, Joko Widodo, serta sejumlah artis, influencer, dan tokoh masyarakat sudah menjalani penyuntikan pertama vaksin corona. 

Namun, banyak yang masih menyangka bahwa setelah disuntik vaksin corona, lantas akan langsung kebal dari COVID-19. Hal ini tentu perlu diluruskan, karena setelah divaksin, kamu masih tetap bisa tertular dan menularkan virus corona, lho. Mengapa demikian? Yuk simak penjelasannya!

Baca juga: Ini Tempat yang Berisiko Tinggi Menularkan COVID-19

Mengapa Tetap Bisa Tularkan Virus setelah Disuntik Vaksin Corona?

Dokter spesialis paru, Jafar Abunasser, MD., menjawab pertanyaan mengapa masih bisa tularkan virus corona setelah divaksin, dalam laman Cleveland Clinic. Mendapatkan vaksin tidak berarti kamu secara otomatis kebal terhadap virus.

Perlu waktu 10-14 hari agar vaksin dapat bekerja, mengembangkan respons antibodi. Terlebih jika baru mendapatkan satu suntikan (dosis pertama), kamu baru akan mendapatkan respons imun parsial. Jadi dr. Abunasser menekankan pentingnya tetap mempraktikkan protokol kesehatan, agar semua orang tetap aman selama pandemi.

“Vaksin memang memberikan perlindungan, tetapi bahkan setelah dua dosis, vaksin memberimu sekitar 94 atau 95 persen tingkat perlindungan. Terlepas dari kenyataan bahwa kamu mungkin dilindungi, kami tidak dapat memberi tahu apakah kamu masih berisiko menjadi pembawa tanpa gejala dan memiliki kemampuan untuk membawa virus dan menyebarkan virus ke orang lain,” ungkapnya. 

Dr. Abunasser mengatakan bahwa ketika vaksin diuji, terbukti melindungi penerima dari penyakit itu sendiri. Namun, itu tidak berarti bahwa orang yang kebal tidak dapat membawa virus jika mereka terpapar. Sebaliknya, itu hanya berarti jauh lebih kecil kemungkinannya untuk sakit atau mengembangkan gejala yang parah. 

“Kami tidak tahu apakah mendapatkan kekebalan melalui vaksinasi juga mencegah kamu membawa virus tanpa gejala dan melepaskannya, bahkan jika kamu sendiri terlindungi,” ungkapnya.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Golongan Darah A Berisiko Tertular COVID-19

Ia menambahkan bahwa meskipun kedua vaksin tersebut terbukti sangat efektif, melindungi hingga 95 persen dari penerimanya, tidak ada cara untuk mengetahui siapa 5 persen lainnya. Dengan kata lain, belum diketahui siapa yang akan mendapatkan vaksin dan bukan menjadi “responder”, serta masih berisiko tertular COVID-19.

Tetap Jalankan Protokol Kesehatan setelah Divaksin

Karena masih ada sedikit ketidakpastian tentang cara kerja semuanya, dr. Abunasser menekankan pentingnya tetap waspada untuk menghentikan penyebaran COVID-19.

“Sampai kita dapat mengatasi seluruh pandemi ini, kita masih harus mengikuti prosedur yang sama untuk jarak fisik, dan menghindari pertemuan di dalam ruangan atau sejumlah besar orang, sampai penyebaran komunitas berada pada tingkat yang memungkinkan kita untuk kembali ke normal,” kara dr. Abunasser.

Baca juga: Kacamata Bisa Cegah Virus Corona, Mitos Atau Fakta?

untuk bisa mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), sekitar 50 sampai 80 persen populasi perlu divaksinasi. Dr. Abunasser berharap dan percaya bahwa suatu saat akan sampai di tahap itu, jika semua orang bekerja sama, tidak menolak vaksinasi, dan mematuhi protokol kesehatan setelah divaksin.

Itulah sedikit penjelasan mengenai alasan tetap bisa tularkan virus corona setelah divaksin. Pastikan kamu tetap menjalani protokol kesehatan pencegahan COVID-19 beberapa waktu setelah divaksin, ya. Terlebih jika kamu baru mendapatkan satu suntikan atau satu dosis.

Jangan mudah juga termakan hoaks seputar vaksin corona. Kalau butuh informasi yang akurat dan terpercaya, kamu bisa gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter, kapan dan di mana saja.

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. What Happens When You Get the COVID-19 Vaccine?
The New York Times. Diakses pada 2021. Here’s Why Vaccinated People Still Need to Wear a Mask.