Stroke Kriptogenik, Penyakit Stroke Apa Itu?
Halodoc, Jakarta - Ketika seseorang terserang stroke, sebagian jaringan otaknya telah mati. Stroke biasanya disebabkan oleh gangguan aliran darah ke bagian otak. Masalah pembuluh darah umum yang dapat menyebabkan stroke termasuk pembekuan darah atau masalah yang melibatkan pembuluh darah di otak, seperti aneurisma atau pembengkakan.
Setelah seseorang mengalami stroke, dokter akan mencoba mencari penyebabnya, karena akan menentukan pengobatan yang bisa dilakukan. Namun, ternyata tidak ada penyebab spesifik untuk stroke yang dapat diidentifikasi. Stroke yang penyebabnya masih belum diketahui setelah evaluasi menyeluruh disebut stroke kriptogenik. Istilah "kriptogenik" ini berarti penyebabnya samar atau membingungkan.
Apa Itu Stroke Kriptogenik?
Setelah stroke terjadi, terkadang sulit untuk menentukan apakah gangguan suplai darah ke otak disebabkan oleh gumpalan darah yang terbentuk di trombus, embolus, atau beberapa masalah vaskular lainnya.
Baca juga: Diagnosis Stroke Kriptogenik dengan Pemeriksaan Ini
Stroke sendiri tidak boleh disebut dengan kriptogenik sampai evaluasi medis lengkap tidak bisa menunjukkan penyebab spesifiknya. Secara umum, evaluasi medis harus mencakup pencitraan otak (dengan CT scan atau MRI), pencitraan pembuluh darah yang memasok otak (studi dupleks karotis atau Doppler transkranial), angiografi, dan sejumlah tes laboratorium untuk menguji darah, glukosa, fungsi ginjal, fungsi trombosit, dan fungsi pembekuan.
Selain itu, studi ekokardiografi jantung yang lengkap harus dilakukan guna mencari sumber potensial pada emboli jantung. Ini termasuk bekuan darah di jantung (biasanya di atrium kiri), patent foramen ovale (PFO), aneurisma septum atrium, fibrilasi atrium, atau prolaps katup mitral.
Jika tidak ada penyebab khusus ketika stroke terjadi, bahkan setelah evaluasi menyeluruh ini, stroke tersebut dianggap kriptogenik.
Baca juga: Bisakah Orang yang Terkena Stroke Sembuh Seperti Semula?
Siapa yang Rentan Mengalami Stroke Kriptogenik?
Orang yang pernah mengidap stroke kriptogenik umumnya sama seperti pengidap stroke dengan penyebab yang teridentifikasi. Kelompok ini, yaitu lansia yang memiliki faktor risiko tipikal untuk penyakit kardiovaskular.
Secara umum, prognosis pasien yang mengidap stroke kriptogenik tampaknya lebih baik daripada stroke non-kriptogenik. Stroke ini cenderung lebih kecil dibandingkan dengan stroke non-kriptogenik, dan prognosis jangka panjangnya agak lebih baik. Namun, tingkat stroke berulang selama dua tahun setelah mengalami stroke kriptogenik rata-rata 15 sampai 20 persen .
Oleh karena pengobatan untuk mencegah stroke berulang tergantung pada penyebabnya, masih belum bisa dipastikan pengobatan terbaik untuk kondisi stroke ini. Namun, para tenaga kesehatan cenderung menggunakan terapi antiplatelet untuk kasus stroke kriptogenik.
Baca juga: Ini Pertolongan Pertama saat Seseorang Terserang Stroke
Kenali Gejalanya
Stroke kriptogenik terjadi tanpa penyebab yang pasti. Inilah mengapa kamu perlu tahu apa saja sebenarnya gejala stroke. Jadi, kapan pun kamu merasakan munculnya gejala yang mengarah pada kondisi ini, kamu bisa segera berobat ke rumah sakit terdekat sehingga penanganan pun tepat dan komplikasi tidak terjadi.
Gejala stroke memang beragam, tetapi yang umum terjadi seperti:
- Penurunan pada salah satu sisi wajah akan dan tidak mampu untuk tersenyum, karena bagian mulut atau mata yang terkulai.
- Tidak mampu untuk mengangkat salah satu lengan karena lemas atau mati rasa. Selain lengan, tungkai yang berada pada satu sisi dengan lengan juga mengalami kelemahan.
- Ucapan menjadi tidak jelas, kacau, bahkan kehilangan kemampuan berbicara meski pengidap sadar.
Beberapa gejala stroke lainnya, yaitu:
- Mual dan muntah.
- Sakit kepala berat yang disertai vertigo.
- Kesadaran menurun.
- Disfagia atau kesulitan menelan sehingga sering tersedak.
- Masalah pada koordinasi dan koordinasi.
- Hilangnya kemampuan penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan menjadi ganda.
Supaya kamu tidak lagi mengantre di rumah sakit, sebaiknya buat janji terlebih dahulu menggunakan aplikasi Halodoc. Tinggal download saja aplikasinya di ponselmu, lalu buat langsung janji untuk berobat di rumah sakit pilihanmu.