Waspada, Stres Tingkatkan Risiko Sakit Kepala Tegang

Ditinjau oleh  dr. Fitrina Aprilia   13 Juni 2019
Waspada, Stres Tingkatkan Risiko Sakit Kepala Tegang Waspada, Stres Tingkatkan Risiko Sakit Kepala Tegang

Halodoc, Jakarta – Salah satu jenis sakit kepala yang paling umum dialami banyak orang adalah sakit kepala tegang. Jenis sakit kepala ini dapat menyebabkan sakit ringan, sedang, ataupun intens di kepala, leher, dan di belakang mata pengidapnya. Beberapa orang mengatakan bahwa sakit kepala tegang terasa, seperti dahinya sedang diikat sangat kencang.

Baca Juga: Sakit Kepala Mendadak, Obati dengan 5 Cara Ini

Kebanyakan orang yang mengalami sakit kepala tegang memiliki sakit kepala episodik. Maksudnya episode sakit kepala bisa terjadi satu atau lebih sedikit atau lebih dari satu sampai kurang dari 15 kali per bulan selama 3 bulan atau lebih. Namun, sakit kepala tegang bisa menjadi kronis lebih dari 15 episode sakit kepala setiap bulan selama tiga bulan yang lebih sering dialami wanita.

Stres sebagai Pemicu Sakit Kepala Tegang

Sakit kepala tegang berasal dari kontraksi otot di wajah, leher, dan kulit kepala, atau bisa juga disebabkan karena peningkatan emosi, ketegangan, dan stres. Namun, penelitian menunjukkan kontraksi otot bukanlah penyebab utamanya.

Teori yang paling umum menyebutkan bahwa sakit kepala tegang sering dialami oleh orang yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap rasa sakit. Peningkatan nyeri otot merupakan gejala umum sakit kepala tegang akibat sistem nyeri yang peka.

Sebagian besar pengidap sakit kepala tegang mengungkapkan bahwa stres menjadi pemicu yang paling sering. Rasa sakit biasanya ringan atau sedang, tapi juga bisa sangat intens. Dalam hal ini, pengidap mungkin bingung apakah mereka mengalami sakit kepala karena tegang atau migrain.

Yang berbeda dari migrain, sakit kepala tegang tidak memiliki semua gejala migrain, seperti mual dan muntah. Dalam kasus yang jarang terjadi, sakit kepala tegang dapat menyebabkan sensitivitas terhadap cahaya atau suara keras, tapi tidak keduanya secara bersamaan.

Selain stres, konsumsi makanan, menatap layar komputer untuk waktu yang lama, ataupun setelah mengemudi untuk waktu yang lama sampai suhu dingin juga dapat memicu sakit kepala tegang.

Baca Juga: 4 Cara Atasi Sakit Kepala Tegang Tanpa Pakai Obat

Pengobatan Sakit Kepala Tegang

Sakit kepala tegang bukanlah penyakit yang perlu penanganan khusus. Kondisi ini mudah diobati dengan pengobatan rumahan sederhana, seperti minum ibuprofen atau aspirin untuk mengurangi gejala sakit kepala. Nah kalau butuh obat ini, belinya lewat aplikasi Halodoc aja. Tinggal klik Buy Medicine yang ada di aplikasi Halodoc untuk membeli obat yang kamu butuhkan. Setelah dipesan, obat akan segera diantar ke tempat tujuan. Yuk segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Jika obat penghilang rasa sakit tidak bekerja, dokter mungkin akan meresepkan obat yang membantu menghentikan kontraksi otot. Dokter mungkin juga meresepkan antidepresan, seperti serotonin reuptake inhibitor (SSRI) selektif untuk menstabilkan kadar serotonin otak dan  membantu mengatasi stres. Selain konsumsi obat, adapun jenis perawatan yang mungkin direkomendasikan dokter, seperti:

  • Kelas manajemen stres untuk mengajarkan cara mengatasi stres dan meredakan ketegangan.

  • Umpan balik biofeedback, yakni teknik relaksasi yang mengajarkan untuk mengelola rasa sakit dan stres.

  • Terapi perilaku kognitif (CBT) atau terapi bicara yang membantu mengenali situasi penyebab stres, cemas, dan tegang.

  • Akupunktur untuk mengurangi stres dan ketegangan dengan menusukkan jarum halus ke area spesifik tubuh.

Baca Juga: 4 Kebiasaan yang Dapat Mencegah Sakit Kepala Tegang

Itulah penjelasan seputar sakit kepala tegang yang perlu kamu ketahui. Karena stres menjadi penyebab paling sering, manajemen stres mungkin penting dilakukan terutama pada individu yang memiliki sensitivitas terhadap rasa sakit yang cukup tinggi.