Stres Berisko Terkena Dermatitis Seboroik, Ini Penjelasannya

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   30 Oktober 2020
Stres Berisko Terkena Dermatitis Seboroik, Ini PenjelasannyaStres Berisko Terkena Dermatitis Seboroik, Ini Penjelasannya

Halodoc, Jakarta - Pernah mengalami gangguan kulit kepala seperti bersisik, berwarna kemerahan, dan berketombe? Sebaiknya waspada karena peradangan pada kulit kepala ini bisa menjadi tanda gejala dermatitis seboroik.

Masalah pada kulit ini bisa menyerang siapa saja, tapi umumnya dialami oleh bayi (tiga bulan pertama) dan orang dewasa di usia 30 hingga 60 tahun. Pertanyaannya, apa penyebab dermatitis seboroik? Benarkah stres bisa memicu kondisi ini? 

Baca juga: Inilah 3 Fakta Penting Mengenai Dermatitis Seboroik

Stres dan Faktor Risiko Lainnya

Sebenarnya, penyebab dermatitis seboroik belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga disebabkan oleh jamur Malassezia yang tumbuh akibat minyak berlebihan di permukaan kulit. Di samping itu, adanya respon abnormal dari sistem imun juga diduga menjadi pemicu dermatitis seboroik. 

Ada satu hal yang perlu diperhatikan mengenai dermatitis seboroik. Menurut ahli, terdapat sejumlah faktor yang meningkatkan seseorang mengalami dermatitis seboroik. Menurut ahli di Harvard Medical School, pada sebagian orang serangan dermatitis seboroik dapat dipicu oleh stres.

Menurut sebuah studi yang dilakukan pada 82 subjek penelitian (36 wanita dan 46 pria), dermatitis seboroik sering didahului oleh peristiwa stres, dan stres cenderung menunjukkan prognosis yang buruk.

Menurut National Institutes of Health ada pula beragam faktor lainnya yang memicu masalah kulit kepala ini, yaitu: 

  • Aktivitas kelenjar minyak (kelenjar minyak dan folikel rambut memproduksi minyak berlebihan)
  • Perubahan fungsi pelindung kulit
  • Genetik. 
  • Cuaca ekstrim
  • Kulit berminyak, atau masalah kulit seperti jerawat
  • Konsumsi alkohol yang berlebihan. 
  • Menggunakan lotion yang mengandung alkohol.
  • Kegemukan atau obesitas.
  • Gangguan sistem saraf, termasuk penyakit Parkinson, cedera otak traumatis, atau stroke.
  • Mengidap HIV atau AIDS

Nah, penyebabnya sudah, bagaimana dengan gejala dermatitis seboroik?

Baca juga: Ketombe atau Dermatitis Seboroik? Ketahui Bedanya

Gatal, Berisik, hingga Kebotakan

Gejala dermatitis seboroik dapat muncul di berbagai area tubuh. Mulai dari kulit kepala, alis, kelopak mata, lipatan hidung, bibir, di belakang telinga, di telinga luar, dan tengah dada. Namun, umumnya kondisi atau gejalanya terbentuk di area kulit berminyak. 

Nah, berikut ini beberapa gejala dari dermatitis seboroik:

  • Kulit bersisik berwarna putih atau kuning, yang terjadi di area kulit yang berminyak selain kulit kepala, seperti wajah, ketiak, telinga, dan dada.
  • Lesi pada kulit.
  • Timbulnya plak pada area terdampak. 
  • Kulit berisik, putih dan mengelupas, dermatitis seboroik atau munculnya ketombe.
  • Kulit terasa gatal atau seperti terbakar.
  • Kelopak mata berkerak atau berwarna kemerahan (blefaritis).

Terkadang seboroik ini bisa menghilang dengan sendirinya, tapi ada juga yang bertahan selama bertahun-tahun. Hati-hati, dermatitis seboroik yang parah pada area rambut bisa menyebabkan kebotakan, lho. Tuh, bikin khawatir, kan? 

Baca juga: Perubahan pada Tubuh saat Alami Dermatitis Seboroik

Oleh sebab itu, bagi kamu yang mengalami gejala-gejala di atas dan tak kunjung membaik, tanyakan pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan? 



Referensi:
US National Library of Medicine - PubMed. [Stress and seborrheic dermatitis. Diakses pada 2020. 
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020. Seborrheic Dermatitis
Harvard Medical School. Diakses pada 2020. Seborrheic Dermatitis
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan kelamin Indonesia - Tinjauan Pustaka. Diakses pada 2020. Pilihan Pengobatan Jangka Panjang pada Dermatitis Seboroik.