Halodoc, Jakarta – Apakah kamu sering mengalami sakit tenggorokan? Penyebab paling umum dari sakit tenggorokan adalah virus. Sakit tenggorokan akibat virus sering disertai dengan gejala flu termasuk pilek, batuk, mata merah atau berair, dan bersin. 

Merokok, polusi atau iritan di udara, alergi, dan udara kering bisa menjadi penyebab sakit tenggorokan. Selain itu, sakit tenggorokan juga dapat disebabkan karena infeksi bakteri. Yuk, cari tahu informasi mengenai sakit tenggorokan di sini!

Gejala Strep Throat Berbeda dari Sakit Tenggorokan Biasa

Strep throat atau radang tenggorokan adalah infeksi bakteri yang membuat tenggorokan terasa sakit dan gatal. Radang tenggorokan paling sering terjadi pada anak-anak, tetapi menyerang orang dari segala usia. 

Jika tidak diobati, radang tenggorokan dapat menyebabkan komplikasi, seperti radang ginjal atau demam rematik. Demam rematik dapat menyebabkan persendian yang nyeri dan meradang, jenis ruam tertentu, atau kerusakan katup jantung.

Baca juga: 5 Penyebab Sinusitis Kronis

Adapun beberapa gejala strep throat, yaitu:

1. Sakit tenggorokan yang biasanya datang dengan cepat.

2. Sakit saat menelan.

3. Amandel berwarna merah dan bengkak, terkadang dengan bercak putih atau bercak nanah.

4. Bintik merah kecil di bagian belakang langit-langit mulut (langit-langit lunak atau keras).

5. Kelenjar getah bening yang bengkak dan lembut di leher.

6. Demam.

7. Sakit kepala.

8. Ruam.

9. Mual atau muntah, terutama pada anak kecil.

10. Pegal-pegal.

Walaupun ini gejala umum orang mengalami strep throat, tetapi tanda-tanda ini tidak selalu ada pada setiap orang. Kalau kamu ingin tahu lebih banyak mengenai gejala strep throat, bisa ditanyakan saja langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. 

Baca juga: Tenggorokan Terasa Sakit, Kapan Sebaiknya ke Dokter?

Kamu bisa menanyakan masalah kesehatan ke Halodoc dan dokter terbaik di bidangnya akan memberikan solusi. Cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bahkan bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Berbagi Makanan dan Minuman Bisa Memicu Penyebaran

Strep throat disebabkan oleh infeksi bakteri yang dikenal sebagai Streptococcus pyogenes atau juga disebut Streptococcus grup A. Bakteri streptokokus ini menular dan dapat menyebar melalui tetesan ketika seseorang dengan infeksi batuk atau bersin, atau melalui makanan atau minuman. 

Kamu juga dapat mengambil bakteri dari gagang pintu atau permukaan lain dan tanpa sengaja memindahkannya ke hidung, mulut, atau mata. Beberapa faktor lainnya yang meningkatkan risiko infeksi, seperti:

1. Usia Muda

Radang tenggorokan paling sering terjadi pada anak-anak.

2. Cuaca dingin

Meskipun kondisi ini dapat terjadi kapan saja, penyakit ini cenderung bersirkulasi di musim dingin dan awal musim semi. Bakteri dapat berkembang biak di mana pun pada kelompok orang yang berada dalam kontak dekat.

Perlu diketahui kalau strep throat dapat menyebabkan komplikasi serius dan menyebar pada bagian tubuh lain mulai dari amandel, sinus, kulit, darah, telinga tengah, sampai menimbulkan reaksi inflamasi.

Baca juga: Saat Pilek Harus Hindari Minum Es, Benarkah?

Infeksi strep throat dapat menyebabkan penyakit inflamasi, termasuk:

- Demam berdarah, infeksi streptokokus yang ditandai dengan ruam yang menonjol

- Peradangan ginjal (glomerulonefritis poststreptokokus)

- Demam rematik, kondisi peradangan serius yang dapat memengaruhi jantung, persendian, sistem saraf, dan kulit

- Artritis reaktif poststreptokokus, suatu kondisi yang menyebabkan peradangan pada persendian

Mengetahui komplikasinya, makanya kamu disarankan untuk mencuci tangan dengan benar sebagai cara terbaik untuk mencegah semua jenis infeksi. Selain itu, jangan pernah berbagi barang pribadi termasuk peralatan makan untuk mencegah terjadinya penularan infeksi. Yuk, tetap jaga kesehatan terutama di masa pandemi ini dan percayakan rencana hidup sehatmu bersama Halodoc!

Referensi:

WebMD. Diakses pada 2020. Is Your Sore Throat a Cold, Strep Throat, or Tonsillitis?

Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Strep Throat