SPF Tinggi Bisa Bikin Kulit Hitam, Mitos atau Fakta?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   06 Agustus 2018
SPF Tinggi Bisa Bikin Kulit Hitam, Mitos atau Fakta?SPF Tinggi Bisa Bikin Kulit Hitam, Mitos atau Fakta?

Halodoc, Jakarta - Karena letak geografis Indonesia yang berada di sekitar garis khatulistiwa, maka selama bulan Maret hingga September Indonesia akan mengalami musim kemarau. Ini berarti selama sekitar tujuh bulan kita akan terpapar cahaya matahari.

Nah, untuk mengatasi hal ini, kulit kita harus memiliki perlindungan agar tidak kusam, rusak, dan terlihat gelap. Produk perawatan yang mampu mengatasi sengatan matahari adalah sunblock atau krim wajah dengan kandungan SPF tinggi.

Sebetulnya kadar SPF yang seperti apakah yang cocok dipakai oleh orang Indonesia? Nah, berikut penjelasannya:

Apa itu SPF?

SPF (Sun Protection Factor) adalah ukuran berapa banyak energi matahari (radiasi UV) yang diperlukan untuk membuat kulit terbakar pada kulit yang dilindungi (yaitu, di hadapan tabir surya). Ketika nilai SPF meningkat, maka perlindungan dari kulit yang terbakar pun ikut meningkat.

Pada dasarnya angka SPF menunjukkan seberapa kuat sunscreen yang kita pakai untuk memberikan perlindungan dari sunburn, tanpa memberikan informasi apa pun mengenai waktu. Oleh karena itu, jangan berlama-lama berada di bawah sinar matahari setelah memakai sunscreen dengan SPF tinggi. Sebab, hal ini tidak menjamin kita terhindar dari sunburn.

Intensitas UV yang dipancarkan sinar matahari pun berbeda-beda tergantung waktu. Pada pagi hari intensitas UV tentunya lebih rendah dibandingkan dengan tengah hari. Itu sebabnya SPF bukan merujuk pada waktu, melainkan pada intensitas radiasi UV yang bisa di-block oleh sunscreen.

Baca juga: Cek Fakta di Balik Sunblock dengan SPF Tingkat Tinggi

Lalu, Masih Perlukah Orang Indonesia Menggunakan SPF Tinggi?

Faktanya, sinar matahari yang terpancar ke bumi memiliki bermacam-macam spektrum, yaitu UV A, B, dan C. Menurut penelitian, spektrum matahari yang paling membahayakan bagi kesehatan manusia adalah UV A dan B, karena dapat menyebabkan sunburn, flek hitam, bahkan kanker kulit.

Namun, dalam memberikan perlindungan terhadap kulit, kita juga harus lebih cermat dan teliti, sebab tidak semua jenis kulit membutuhkan perlindungan yang sama. Terlebih jika sudah dikaitkan dengan ras. Inilah penyebab orang Indonesia tidak memerlukan SPF tinggi.

Warna kulit orang Indonesia yang cenderung sawo matang. Hal ini merupakan indikator bahwa kadar melanin di dalamnya mampu memberikan perlindungan dari dalam. Melanin sendiri merupakan zat pemberi warna pada kulit dan bola mata. Selain itu, kadar melanin di kulit yang sedikit ditandai dengan warna kulit yang lebih cerah warnanya. Sebaliknya, apabila melanin kita banyak, maka kulit akan menjadi lebih gelap.

Nah, SPF sendiri merupakan indikator perlindungan terhadap UV B yang menyebabkan kulit mengalami sunburn. Namun, efek UV B sendiri akan lebih terasa efeknya pada orang yang berkulit putih, karena mereka memiliki kadar melanin yang sedikit di dalam kulit. Sementara, untuk orang Indonesia yang memiliki kadar melanin yang tinggi, penggunaan SPF tinggi malah akan memberikan efek kulit menjadi semakin lebih coklat.

Lalu Bagaimana Agar Kulit Tidak Semakin Gelap Akibat Paparan Sinar Matahari?

Jika kulit yang semakin gelap adalah hal yang kamu khawatirkan, solusinya adalah dengan menggunakan produk perawatan kulit yang mampu melindungi dirimu dari UV A. Jadi, yang paling tepat dalam memiliki produk kecantikan adalah produk yang melindungimu dari sinar UV A dan UV B dengan kandungan SPF 17.

Baca juga: Jangan Takut Matahari, Ini Manfaatnya Berjemur

Apabila kamu masih memiliki pertanyaan seputar perawatan kulit dan kiat dalam memilih produk perawatan kulit, kini kamu dapat menanyakannya kepada dokter di Halodoc. Kamu dapat menggunakan fitur Video Call/Voice Call dan Chat untuk bertanya kepada dokter spesialis. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play sekarang!