Sosiopat dengan Psikopat, Apa Bedanya?
Halodoc, Jakarta - Kamu tentu sudah sering dengar istilah sosiopat dan psikopat, bukan? Dalam film-film, seorang sosiopat dan psikopat selalu digambarkan sebagai orang yang jahat berperilaku buruk pada orang lain. Namun, apa bedanya sosiopat dan psikopat? Sosiopat dan psikopat itu sebenarnya adalah sebutan untuk orang yang mengidap gangguan mental sosiopat dan psikopat.
Kalau menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), sosiopat dan psikopat adalah dua jenis gangguan kepribadian yang termasuk dalam antisocial personality disorders (ASPD). Satu hal yang jadi persamaan keduanya adalah karakteristik suka menipu dan manipulatif, serta kasar dan cenderung kriminal. Seorang sosiopat dan psikopat juga sama-sama tidak memiliki empati pada orang lain, rasa penyesalan dan tanggung jawab.
Baca juga: 5 Tanda-Tanda Gangguan Jiwa yang Sering Tak Disadari
Perbedaan Sosiopat dan Psikopat
Ada beberapa poin yang jadi perbedaan antara sosiopat dan psikopat. Berikut di antaranya:
1.Kemampuan Bersosialisasi
Seorang sosiopat umumnya sulit berbaur dengan masyarakat. Mereka acuh dan tidak peduli pada orang lain, sehingga sering terlihat menarik diri dari lingkungan sekitarnya. Namun, mereka punya ego yang sangat tinggi dan menganggap dirinya adalah segalanya dan orang lain sama sekali tidak penting. Hal inilah yang akhirnya membuat sosiopat bisa berbuat jahat demi kepentingan pribadinya, tanpa mempedulikan hak orang lain.
Sementara itu, seorang psikopat biasanya bisa berbaur dan menempatkan diri dalam lingkungan sosial dengan baik. Hal ini membuat orang di sekitarnya memandangnya sebagai orang yang normal. Bahkan, kecerdasannya dalam memikat dan memanipulasi kerap membuat banyak orang lengah.
2.Arogansi dan Kontrol Diri
Karena sangat benci dengan segala hal yang berbau “sosial”, seorang sosiopat biasanya akan lebih memilih untuk mengasingkan diri dari lingkungan sekitarnya. Namun, mereka punya emosi yang sangat labil dan impulsif, sehingga sosiopat sering kali berbuat sembrono karena hilang kesabaran, ketimbang psikopat. Dalam melakukan aksi kejahatan, sosiopat cenderung spontan dan minim persiapan mendetail.
Baca juga: Apakah Olahraga Dapat Meminimalisir Gangguan Kepribadian?
Kebalikannya dari sosiopat, seorang psikopat punya kontrol diri yang baik. Mereka melakukan kejahatan dengan darah dingin, dengan naluri predator, dan menyerang secara proaktif. Seorang psikopat bisa mengontrol emosinya dan cenderung bersikap tenang, tetapi diam-diam merencanakan kejahatannya dengan baik dan mendetail.
3.Penyebab
Sosiopat umumnya terjadi akibat banyak faktor. Bisa karena faktor cacat otak bawaan, ditambah pola asuh orangtua yang tidak tepat, atau faktor lingkungan lain seperti pengalaman peristiwa traumatis di masa lalu. Namun, sulit untuk menentukan satu hal sebagai penyebab pastinya.
Sementara itu, psikopati umumnya disebabkan oleh ketidakseimbangan genetik dan reaksi senyawa kimiawi dalam otak, sehingga membuat seorang psikopat tidak punya kerangka berpikir yang tepat dalam hal etika dan moral. Struktur otak seorang psikopat juga berbeda dengan orang normal, sehingga sulit untuk bisa mendeteksinya.
Baca juga: Orangtua Berpotensi Memunculkan Gangguan Kepribadian Narsistik pada Anak
Minimnya rasa takut dan penyesalan seorang psikopat dipengaruhi oleh lesi pada bagian otak (amigdala) yang bertanggung jawab untuk rasa takut dan penghakiman. Itulah sebabnya ketika melakukan kejahatan atau kesadisan, seorang psikopat akan tetap tenang tanpa sedikitpun takut. Berbeda dengan orang normal yang cenderung berkeringat dingin, atau jantung berdegup kencang.
Itulah beberapa perbedaan mendasar antara sosiopat dan psikopat. Jika ingin tahu lebih lanjut tentang kedua gangguan kesehatan mental ini, kamu bisa bertanya pada psikolog di aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja.