Siapa yang Perlu Mengonsumsi Obat Penurun Kolesterol?
“Menjalani gaya hidup sehat merupakan langkah awal untuk menurunkan kadar kolesterol yang tinggi. Namun, jika cara tersebut tidak juga ampuh, biasanya dokter akan meresepkan obat kolesterol. Orang yang perlu mengonsumsi obat kolesterol yaitu orang yang memiliki tingkat LDL-C lebih dari 190 mg/dL, hingga orang yang sudah 10 tahun memiliki riwayat penyakit kardiovaskular.”
Halodoc, Jakarta – Ketika seseorang memiliki kolesterol tinggi, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengubah pola makan dan berolahraga. Jika tindakan tersebut masih belum cukup untuk menurunkan kolesterol “jahat” (LDL), dokter mungkin akan menyarankan kamu untuk minum obat kolesterol. Meskipun begitu, kebiasaan hidup sehat tetap harus dipertahankan.
Beberapa obat dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Obat kolesterol biasanya juga bekerja untuk mengurangi risiko serangan jantung dan stroke. Misalnya saja obat statin yang sering efektif menurunkan lipid.
Lantas, siapa saja yang perlu mengonsumsi obat kolesterol?
Orang yang Perlu Mengonsumsi Obat Kolesterol
Gaya hidup sehat adalah langkah awal untuk melawan kolesterol tinggi. Namun, terkadang diet dan olahraga saja tidak cukup. Sebagian orang mungkin juga perlu minum obat kolesterol untuk membantu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh.
Nah, berikut ini kriteria orang yang perlu mengonsumsi obat kolesterol:
- Orang dewasa dengan riwayat penyakit kardiovaskular. Termasuk stroke yang disebabkan oleh aterosklerosis.
- Mereka yang tingkat LDL-C lebih besar dari 190 mg/dL.
- Orang dewasa 40-75 tahun dengan diabetes.
- Orang dewasa 40-75 tahun dengan kadar LDL-C 70-189 mg/dL dan 5% hingga 19,9% risiko.
- Sudah selama 10 tahun mengembangkan penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis dan faktor peningkatan risiko lainnya.
- Orang dewasa 40-75 tahun dengan kadar LDL-C 70-189 mg/dL dan 20 persen atau lebih berisiko.
Beberapa orang yang tidak termasuk dalam kategori ini juga dapat mengambil manfaat dari terapi obat kolesterol. Namun, sebaiknya berbicara terlebih dulu pada dokter mengenai manfaat dan risikonya. Dokter akan menilai faktor risiko yang kamu miliki untuk menentukan tingkat risiko dan menentukan perawatan terbaik.
Perlu dipahami, kolesterol diproduksi di dalam tubuh oleh hati. Selain itu, zat tersebut juga didapat dari makanan yang berasal dari hewan (seperti daging dan produk susu). Seseorang bisa memiliki masalah genetik yang menyebabkan kadar kolesterol darah tinggi. Atau bisa juga karena pilihan makanan dan kurangnya aktivitas fisik.
Jika gaya hidup tidak mampu menurunkan kadar kolesterol menjadi sehat, dokter biasanya akan meresepkan obat kolesterol berupa:
- Statin.
- Penghambat PCSK9.
- Turunan asam fibrat (fibrat).
- Sequestrant asam empedu (resin asam empedu).
- Asam nikotinat (niasin).
- Inhibitor penyerapan kolesterol selektif.
- Asam lemak omega-3 dan ester asam lemak.
- Penghambat adenosis trifosfat-sitrat liase (ACL).
Dokter akan mendiskusikan pilihan obat di atas dengan dirimu dan memutuskan jenis obat makan yang terbaik.
Pentingnya Mengetahui Kadar Kolesterol Tubuh
Pada dasarnya, ada tiga jenis kolesterol, yaitu:
- Low density iipoprotein yang disingkat LDL atau kerap disebut dengan kolesterol jahat.
- High density lipoprotein yang disingkat HDL atau kerap disebut dengan kolesterol baik.
- Trigliserida.
Ketiganya berperan penting dalam proses metabolisme pada tubuh. Nah, menjadi tugas wajib bagi setiap orang untuk menjaga kadar kolesterol darah agar tetap normal.
Perlu diwaspadai, tingginya kadar kolesterol dalam darah dapat memicu terjadinya berbagai masalah pada tubuh. Terlebih lagi pada sistem peredaran darah yang berujung pada munculnya penyakit tekanan darah tinggi, jantung, hingga stroke. Inilah alasan mengapa sangat penting untuk kamu melakukan pengecekan kolesterol darah secara rutin.
Lantas, berapa kadar normal untuk masing-masing kolesterol ini? LDL atau kolesterol “jahat” memiliki kisaran normal di bawah 100 mg/dL. Jika jumlahnya masih berada di antara angka 100 sampai 129 mg/dL, kadarnya masih dianggap wajar. Namun, jika sudah lebih tinggi dari 129 mg/dL, kamu perlu waspada karena kadar kolesterolmu sudah begitu tinggi.
Sementara untuk kadar HDL atau kolesterol baik, batas minimalnya adalah 60 mg/dL. Semakin tinggi angkanya, maka semakin baik karena bisa membantu mencegah terjadinya berbagai masalah yang berkaitan dengan peredaran darah. Namun, jika angkanya kurang dari 40 mg/dL, risiko terjadinya masalah jantung bisa terjadi.
Terakhir, untuk kadar trigliserida atau lemak darah. Tingginya kadar trigliserida ini juga bisa meningkatkan risiko masalah jantung. Ini mengapa menjaga kadar trigliserida sangat baik untuk kesehatan tubuh. Kadar trigliserida yang tinggi berada pada angka antara 150 hingga 199 mg/dL.
Ketiga angka kolesterol ini apabila dikalkulasikan mengacu pada standar optimal angka kolesterol total dalam tubuh. Namun, pada pemeriksaan kolesterol biasanya hasil sudah bisa dilihat hanya dari angka kolesterol total dan kolesterol baik.
Meski begitu, jika angka kolesterol total kamu masih pada kisaran 200 mg/dL, maka masih bisa ditoleransi. Sementara jika angkanya antara 200 hingga 239 mg/dL, angka ini terbilang tinggi, sedangkan angka kadar 240 mg/dL atau lebih, tentu sudah sangat tinggi.
Nah, itulah yang harus diketahui mengenai kriteria orang yang perlu mengonsumsi obat penurun kolesterol. Jika kamu sudah memiliki resep obat kolesterol dari dokter, kamu bisa cek kebutuhan obat tersebut di toko kesehatan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!