Siapa Saja yang Rentan Mengalami Emfisema?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   16 Oktober 2020
Siapa Saja yang Rentan Mengalami Emfisema?Siapa Saja yang Rentan Mengalami Emfisema?

Halodoc, Jakarta – Emfisema adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik. Penyakit ini bisa membuat pengidapnya kesulitan bernapas dan bisa memburuk seiring berjalannya waktu. Emfisema dapat memengaruhi kantung udara di paru-paru. Biasanya, kantung ini elastis. Saat menarik napas kantung akan terisi udara seperti balon kecil serta saat mengembuskan napas kantung udara mengempis dan udara keluar.

Pada emfisema, dinding di antara kantung udara di paru-paru mengalami kerusakan. Hal ini menyebabkan kantung udara kehilangan bentuknya alias terkulai. Kerusakan juga dapat menghancurkan dinding kantung udara, menyebabkan kantung udara lebih sedikit, dan lebih besar daripada ukuran normalnya. Ini akan mempersulit paru-paru untuk memindahkan oksigen dan karbon dioksida keluar dari tubuh.

Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Ketahui Penyebab Fibrosis Paru

Kategori Orang yang Rentan Emfisema

Ada beberapa kelompok orang yang rentan mengalami emfisema, yaitu:

1. Perokok adalah faktor risiko utama. 75 persen orang yang mengidap emfisema adalah perokok berat ataupun memiliki kebiasaan merokok. 

2. Paparan jangka panjang terhadap iritasi paru-paru lainnya, seperti asap rokok, polusi udara, dan asap dan debu kimia dari lingkungan atau tempat kerja.

3. Kebanyakan orang yang mengidap emfisema berusia setidaknya 40 tahun saat gejalanya mulai.

4. Genetika menjadi salah satu faktor risiko, yaitu saat pengidapnya mengalami kondisi genetik defisiensi antitripsin alfa-1. Perokok yang terkena emfisema lebih mungkin untuk terkena penyakit jika memiliki riwayat keluarga yang juga mengidap penyakit paru obstruktif kronik.

Bagaimana cara mengetahui seseorang mengidap emfisema? Pada awalnya, kamu mungkin tidak memiliki gejala atau hanya gejala ringan. Saat penyakit semakin parah, gejala biasanya menjadi lebih parah termasuk:

Baca juga: Fakta tentang Emfisema yang Perlu Diketahui

1. Sering batuk atau mengi.

2. Batuk yang mengeluarkan banyak lendir.

3. Sesak napas, terutama ketika melakukan aktivitas fisik.

4. Mengeluarkan bunyi siulan atau mencicit saat bernapas.

5. Mengalami sesak di dada.

Beberapa orang dengan emfisema sering mengalami infeksi saluran pernapasan seperti pilek dan flu. Dalam kasus yang parah, emfisema dapat menyebabkan penurunan berat badan, kelemahan pada otot bagian bawah, dan pembengkakan di pergelangan kaki, kaki, atau tungkai.

Informasi selengkapnya mengenai penyakit emfisema bisa ditanyakan langsung di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Olahraga Dapat Meringankan Gejala Emfisema

Biasanya, ketika orang menyadari kalau dia memiliki masalah pernapasan, hal yang dilakukannya adalah menghindari olahraga. Ini adalah langkah yang kurang tepat. Cobalah untuk tidak membiarkan masalah pernapasan menjadi alasan untuk tidak berolahraga. Perlu diketahui bahwa berolahraga secara teratur dapat meningkatkan kapasitas paru-paru secara signifikan.

Baca juga: Ini Perbedaan Bronkitis Kronis dan Emfisema

Jika kamu didiagnosis mengidap emfisema, kamu dapat mengambil beberapa langkah untuk menghentikan perkembangannya dan melindungi diri dari komplikasi. Selain olahraga, hal lain yang semestinya dilakukan adalah:

1. Berhenti merokok. Ini adalah tindakan paling penting yang dapat dilakukan untuk kesehatan secara keseluruhan dan satu-satunya yang dapat menghentikan perkembangan emfisema. Bila sangat sulit, bergabunglah dengan program berhenti merokok jika kamu membutuhkan bantuan untuk berhenti merokok. Sebisa mungkin hindari asap rokok orang lain supaya tidak tergoda.

2. Hindari penyebab iritasi pernapasan lainnya. Ini termasuk asap dari cat dan knalpot mobil, beberapa bau masakan, parfum tertentu, bahkan lilin dan dupa yang menyala. Ganti filter tungku dan AC secara teratur untuk membatasi polutan.

3. Lindungi diri dari udara dingin . Udara dingin dapat menyebabkan kejang pada saluran bronkial, membuatnya semakin sulit untuk bernapas. Selama cuaca dingin, kenakan syal lembut atau masker udara dingin sebelum pergi keluar untuk menghangatkan udara yang masuk ke paru-paru.

4. Dapatkan vaksinasi yang direkomendasikan. Pastikan untuk mendapatkan vaksinasi flu dan pneumonia tahunan seperti yang disarankan oleh dokter.

5. Mencegah infeksi saluran pernapasan. Lakukan yang terbaik untuk menghindari kontak langsung dengan orang yang sedang pilek atau flu. Kenakan masker wajah, sering-seringlah mencuci tangan dan bawa sebotol kecil pembersih tangan berbahan dasar alkohol untuk digunakan saat diperlukan.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Emphysema.
MedlinePlus. Diakses pada 2020. Emphysema.