Si Kecil Alami Dislokasi Sendi, Ibu Harus Apa?
Halodoc, Jakarta - Anak-anak butuh melakukan banyak aktivitas fisik demi menjaga kebugaran serta mendukung perkembangan motoriknya. Namun, orangtua wajib melakukan pengawasan karena keaktifan anak ini bisa menjadi bumerang untuk mereka. Jika tidak diawasi anak bisa jatuh sehingga menyebabkan dislokasi sendi.
Dislokasi sendi adalah salah satu jenis cedera pada sendi yang terjadi ketika tulang bergeser dan keluar dari posisi normalnya. Seluruh sendi pada tubuh bisa mengalami dislokasi, termasuk sendi bahu, lutut, pinggul, jari, dan pergelangan kaki. Dislokasi artinya tulang tidak lagi berada di tempat yang seharusnya sehingga harus mencari pertolongan medis. Dislokasi yang tidak diobati menyebabkan kerusakan pada ligamen, saraf, ataupun pembuluh darah.
Gejala Dislokasi Sendi pada Anak
Gejala dislokasi ini bisa bermacam-macam dirasakan oleh pengidapnya. Beberapa gejala tersebut antara lain:
- Sulit atau tidak dapat menggerakkan sendi.
- Kejanggalan bentuk sendi.
- Mati rasa atau rasa kesemutan pada daerah sekitar sendi.
- Pembengkakan, lebam, atau kemerahan pada sendi.
- Nyeri saat sendi berusaha digerakkan.
Baca Juga: Mengapa Sendi Rentan Alami Dislokasi?
Diagnosis dan Pengobatan Dislokasi Sendi pada Anak
Dokter mendiagnosis dislokasi dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti:
- Foto Rontgen, untuk mendeteksi sendi yang mengalami dislokasi atau kerusakan pada daerah di sekitar sendi, seperti patah tulang.
- MRI, untuk mengetahui kerusakan pada jaringan lunak di daerah sekitar sendi yang mengalami dislokasi.
Jika dokter meyakini bahwa anak mengalami dislokasi sendi, maka diterapkan prinsip khusus dalam menangani dislokasi sendi tersebut. Prinsipnya antara lain:
- Reduksi, yaitu suatu tindakan untuk mengembalikan tulang ke posisi semula.
- Imobilisasi, yaitu suatu tindakan untuk menghambat gerak sendi dengan menggunakan penyangga sendi, seperti gips, selama beberapa minggu. Tindakan ini dilakukan setelah tulang dikembalikan ke posisi semula.
- Operasi, yaitu suatu tindakan yang dilakukan jika tulang tidak dapat dikembalikan ke posisi semula atau jika terdapat kerusakan pembuluh darah, saraf, atau ligamen yang berdekatan dengan sendi yang mengalami dislokasi.
- Rehabilitasi, yaitu suatu program yang dijalani penderita setelah penyangga sendi dilepas, untuk memulihkan jangkauan gerak dan kekuatan sendinya.
Baca Juga: Banyak Dilakukan Atlet, Efektifkah Kompres Es untuk Atasi Dislokasi Sendi?
Sementara itu, hal yang bisa dilakukan untuk meringankan kondisi dislokasi sendi yang terjadi, antara lain:
- Mengistirahatkan sendi yang mengalami dislokasi, dengan tidak banyak menggerakkan sendi yang cedera dan menghindari gerakan yang memicu rasa nyeri.
- Konsumsi obat pereda nyeri, seperti ibuprofen, jika diperlukan untuk meredakan rasa nyeri yang menimbulkan ketidaknyamanan.
- Mengompres sendi dengan es pada 1-2 hari pertama untuk mengurangi nyeri dan peradangan, serta mengompres sendi dengan air hangat pada hari-hari selanjutnya untuk membantu melemaskan otot-otot yang tegang dan nyeri.
- Melatih sendi yang mengalami dislokasi secara bertahap, dimulai dengan latihan ringan sesuai anjuran dokter, untuk mencegah kekakuan sendi
Baca Juga: 5 Penanganan Medis Dislokasi Sendi
Kalau kamu ingin mengetahui lebih banyak mengenai penanganan medis dislokasi sendi pada anak, kamu bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Talk to Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan