Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Ruam Kulit Biasa dan Ruam Kulit HIV

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   04 Juli 2024

“Ruam kulit nyatanya ada banyak penyebabnya, salah satunya akibat HIV. Biasanya ruam ini terjadi akibat penurunan daya tahan tubuh.”

Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Ruam Kulit Biasa dan Ruam Kulit HIVSerupa tapi Tak Sama, Ini Beda Ruam Kulit Biasa dan Ruam Kulit HIV

DAFTAR ISI:

  1. Ruam Kulit Bisa Terjadi Akibat HIV
  2. Waspada Kondisi Ruam Kulit yang Lebih Berbahaya
  3. Cara Mengatasi Ruam Kulit HIV

Halodoc, Jakarta – Ruam kulit adalah gangguan kulit yang bisa terjadi pada semua orang. Kebanyakan ruam kulit tidak berbahaya, hanya kondisi saat terjadi peradangan dan perubahan warna pada kulit.

Gejala yang biasanya muncul saat mengalami ruam kulit, antara lain gatal-gatal, muncul benjolan, mengelupas, bersisik, atau iritasi. Kondisi ini bisa terjadi karena alergi, efek samping penggunaan obat atau kosmetik, dan berbagai macam penyakit seperti HIV.

Ruam Kulit Bisa Terjadi Akibat HIV

Ruam kulit HIV cukup umum terjadi pada pengidapnya, tetapi jika kondisi ini terjadi akibat alergi terhadap obat anti-HIV, hal ini dapat membahayakan nyawa.

Biasanya pengidap HIV mengalami ruam kulit pada dua bulan pertama setelah ia terinfeksi virus HIV.

Kondisi ini muncul tak hanya karena alergi, tetapi biasanya muncul karena infeksi sekunder kulit akibat daya tahan tubuh yang menurun.

Gejalanya tidak jauh berbeda dengan ruam pada umumnya, seperti gatal, berbentuk area datar berwarna merah, dengan benjolan kecil yang melingkar di sekelilingnya. Sementara, pada orang berkulit gelap, ruam cenderung tampak keunguan.

Hal yang membedakan ruam kulit biasa dengan ruam kulit HIV adalah letaknya, ruam kulit HIV bisa muncul di tubuh bagian atas, seperti dada, wajah, dan muncul pada tangan, kaki, serta menyebabkan sariawan.

Selain itu, tingkat keparahan ruam berbeda-beda antara satu pengidap dengan lainnya. Sebagian pengidap HIV mengalami ruam berat pada permukaan kulit yang luas, sedangkan pasien lainnya hanya mengalami ruam ringan.

Jika ruam HIV disebabkan oleh obat antiviral, ruam ini tampak seperti lesi kemerahan yang menonjol di seluruh tubuh yang dalam dunia medis disebut “erupsi obat”.

Meski begitu, ruam menghilang dalam waktu beberapa minggu. Sebagian orang menyalahartikan sebagai reaksi alergi atau eksim.

Ada beberapa rekomendasi obat yang dapat digunakan untuk terapi HIV. Baca selengkapnya di artikel ini: “Ini Jenis dan Rekomendasi Obat HIV yang Perlu Diketahui

Waspada Kondisi Ruam Kulit yang Lebih Berbahaya

Ada satu lagi ruam kulit yang jarang namun berpotensi serius yang dapat berkembang melalui penggunaan obat antiretroviral, yaitu sindrom Stevens-Johnson (SJS).

Ketika kondisi ini memengaruhi 30 persen tubuh, hal itu disebut nekrolisis epidermal toksik. Gejala-gejala SJS meliputi:

  • Lepuh pada kulit dan selaput lendir.
  • Ruam yang berkembang dengan cepat.
  • Demam.
  • Pembengkakan lidah.

Hal yang perlu kamu pahami adalah ruam HIV tidak dapat menular. Jadi, tidak ada risiko penularan HIV melalui ruam.

Selain itu kadang gejala HIV Jarang Disadari, Inilah Penyebab Gejala HIV.

Hal yang membedakan ruam kulit biasa dengan ruam kulit HIV juga terletak pada gejala lain yang menyertai.

Saat mengalami ruam kulit HIV, pengidap akan mengalami beberapa gejala seperti:

  • Mual dan muntah.
  • Luka dalam rongga mulut.
  • Demam.
  • Diare.
  • Nyeri otot.
  • Kram dan pegal.
  • Pembesaran kelenjar.
  • Pandangan buram.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Nyeri sendi.

Ingat, HIV bisa datang tanpa gejala khusus, jadi pastikan ketahui Tanda Awal Penularan HIV.

Cara Mengatasi Ruam Kulit HIV

Jika kamu memiliki faktor risiko terjangkit HIV, sebaiknya segera melakukan tes HIV saat tengah mengalami ruam ringan.

Jika hasilnya negatif, dokter menyimpulkan penyebabnya adalah reaksi alergi atau faktor lainnya seperti penyakit eksim yang muncul akibat kamu kurang memerhatikan kebersihan kulit.

Jika hasilnya positif, dokter meresepkan obat dan perawatan anti-HIV. Jika kamu menggunakan obat anti-HIV dan mengalami ruam ringan, dokter menganjurkan untuk terus menggunakan obat karena ruam ini umumnya akan reda setelah 1-2 minggu.

Cara untuk mengurangi ruam, terutama gatal, dokter akan meresepkan obat antihistamin, seperti Benadryl atau Atarax, atau krim kortikosteroid.

Selain itu, ada juga kondisi Pityriasis Rosea, Tidak Menular tapi Gatal Minta Ampun

Jangan lupa untuk selalu memelihara kesehatan kulitmu. Jika kamu ingin berdiskusi seputar masalah kesehatan kulitmu? Halodoc bisa jadi solusinya.

Dengan aplikasi Halodoc, kamu bisa ngobrol langsung dengan dokter ahli kapan dan di mana saja via Chat atau Voice/Video Call. Kamu juga bisa membeli obat di Halodoc.

Tanpa perlu keluar rumah, pesanan kamu akan diantar dalam waktu satu jam.

Yuk, pakai aplikasinya sekarang di Google Play atau App Store!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2024. HIV Rash: What Does It Look Like and How Is It Treated?