Serupa tapi Tak Sama, Bedanya Gejala Campak, DBD, dan Tifus

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   31 Maret 2020
Serupa tapi Tak Sama, Bedanya Gejala Campak, DBD, dan TifusSerupa tapi Tak Sama, Bedanya Gejala Campak, DBD, dan Tifus

Halodoc, Jakarta – Ketika mengalami demam, banyak orang seringkali sulit menentukan penyakit apa yang mereka alami. Demam sendiri adalah sebuah gejala dan bukan penyakit. Penyakit yang bisa menyebabkan demam, di antaranya campak, demam berdarah dengue (DBD), dan tifus. Nah, biar enggak salah pengobatan, ketahui dulu perbedaan gejala ketiga penyakit tersebut di sini.

Campak, DBD, dan tifus adalah tiga penyakit yang berbeda, tetapi dapat menimbulkan gejala yang “sebelas-duabelas” atau mirip. Ketiga penyakit tersebut sama-sama ditandai dengan gejala awal yang mirip gejala flu, yaitu demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot. Campak, DBD, dan tifus juga sama-sama dapat menimbulkan ruam kemerahan pada kulit. 

Biasanya, gejala baru akan dirasakan pengidap seminggu setelah terpapar oleh mikroorganisme yang mengakibatkan penyakit. Namun, dengan mengamati gejala lain yang juga menyertainya, dapat membantu kamu untuk menentukan penyakit yang kamu alami.

1. Kenali Gejala Awal Campak, DBD, dan Tifus dengan Seksama

Walaupun gejala awal ketiga penyakit ini mungkin nampak mirip, tetapi bila diperhatikan dengan lebih seksama, maka kamu akan menyadari perbedaannya.

Gejala awal campak:

  • Demam.

  • Batuk kering.

  • Hidung berair.

  • Sakit tenggorokan.

  • Peradangan pada mata (konjungtivitis).

Gejala awal DBD:

  • Demam tinggi yang terjadi secara tiba-tiba.

  • Sakit kepala hebat.

  • Nyeri di belakang mata.

  • Nyeri sendi dan otot yang parah.

  • Kelelahan.

  • Mual dan muntah.

Baca juga: Kenali Lebih Dalam Fase Kritis Demam Berdarah

Gejala awal tifus:

  • Demam, biasanya hanya menjadi tinggi pada waktu sore dan malam hari.

  • Kedinginan.

  • Sakit kepala parah.

  • Nyeri otot.

  • Bernapas dengan cepat.

  • Sakit perut dan muntah.

2. Perbedaan Ruam yang Ditimbulkan Campak, DBD, dan Tifus

Selain gejala awal tersebut, baik campak, DBD, maupun tifus juga bisa menimbulkan ruam di kulit. Namun, ruam campak memiliki ciri khas tersendiri. Ruam campak akan muncul 3–5 hari setelah gejala awal terjadi dan diawali dengan bintik-bintik Koplik (bintik-bintik merah kecil dengan bagian tengah berwarna biru-putih) di dalam mulut pada lapisan dalam pipi. Setelah itu, ruam kulit yang terdiri dari bercak-bercak yang lebih besar dan rata juga bisa muncul dan menyebar dari wajah ke seluruh tubuh. Bintik merah pada campak akan berkurang pada minggu kedua dan meninggalkan bekas terkelupas dan kehitaman.

Sedangkan ruam kulit pada DBD, berupa bintik-bintik merah muncul 2–5 hari setelah demam. Keluarnya bintik merah pada kulit menandakan bahwa pengidap sedang dalam masa kritis. Bintik tersebut terjadi akibat perdarahan dan bila ditekan warnanya tidak pudar. Pada hari keempat dan kelima, bercak tersebut akan menghilang tanpa bekas. 

Pada tifus, ruam kulit bisa muncul di punggung atau dada dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Baca juga: Campak dan Rubella, Serupa tetapi Tidak Sama

3. Komplikasi yang Ditimbulkan Berbeda

Kadang-kadang DBD juga bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius. Demam berdarah bisa menyebabkan komplikasi langka yang ditandai dengan demam tinggi, kerusakan pada getah bening dan pembuluh darah, perdarahan dari hidung dan gusi, pembesaran organ hati, dan kegagalan sistem peredaran darah. Gejala juga bisa berkembang menjadi perdarahan hebat, syok, dan kematian. Kondisi ini disebut sindrom syok dengue (DSS).

Tidak sefatal demam berdarah, sebagian besar tifus akan sembuh bila diobati. Namun, tifus juga berpotensi mengakibatkan komplikasi berupa pneumonia, meningitis, dan syok septik.

Sedangkan komplikasi yang dapat ditimbulkan campak, antara lain infeksi telinga, bronkitis, radang tenggorokan, dan croup, serta pneumonia, radang otak, dan masalah kehamilan.

Baca juga: Awas, Ini Komplikasi Penyakit Akibat Tifus

Itulah perbedaan gejala campak, DBD, dan tifus yang perlu kamu ketahui. Bila mengalami gejala-gejala kesehatan tertentu dan tidak yakin penyakit apa yang kamu alami, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Kamu bisa buat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan kamu melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play sebagai teman penolong untuk menjaga kesehatanmu sekeluarga.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Measles.
WebMD. Diakses pada 2020. Dengue Fever.
WebMD. Diakses pada 2020. Typhus.