Sering Pura-Pura Sakit, Waspada 10 Gejala Factitious Disorder
“Sebagai gangguan mental yang sulit terdeteksi, ada beberapa gejala factitious disorder yang perlu diwaspadai. Mulai dari riwayat medis yang tidak konsisten, hingga keengganan pasien untuk mengizinkan dokter yang saat ini merawatnya, dengan dokter sebelumnya.”
Halodoc, Jakarta – Sebagian orang kerap melukai dirinya atau berpura-pura sakit untuk menipu orang lain, meski sebenarnya dirinya sehat. Secara umum, perilaku tersebut dilakukan untuk menarik perhatian atau simpati orang lain. Nah, perilaku tersebut nyatanya tergolong sebagai gangguan kesehatan mental yang disebut sebagai factitious disorder atau gangguan buatan.
Kondisi ini tentunya tidak dapat dibiarkan, karena pengidapnya bisa saja semakin melakukan hal berisiko untuk membuktikan bahwa dirinya sakit. Karena itu, penting untuk mengetahui dan mewaspadai beberapa gejala factitious disorder. Penasaran apa saja? Simak informasinya di sini!
Ketahui dulu Penyebabnya
Hingga saat ini, penyebab utama dari factitious disorder masih belum diketahui. Namun, para ahli berpendapat bahwa gangguan tersebut mungkin disebabkan oleh kombinasi faktor psikologis dan pengalaman hidup pengidapnya yang penuh tekanan. Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang diduga kuat dapat memicu terjadinya gangguan mental ini, antara lain:
- Trauma masa kecil, seperti pelecehan emosional, fisik atau seksual.
- Penyakit serius selama masa kanak-kanak.
- Kehilangan orang yang dicintai melalui kematian, penyakit, atau pengabaian.
- Pengalaman masa lalu selama sakit dan perhatian yang dibawanya.
- Rasa identitas atau harga diri yang buruk.
- Mengidap gangguan kepribadian tertentu.
- Mengalami depresi.
- Keinginan untuk berhubungan dengan dokter atau pusat kesehatan.
- Bekerja di bidang perawatan kesehatan.
Beberapa Gejala Factitious Disorder
Gejala factitious disorder atau gangguan buatan umumnya dilakukan untuk meniru atau menghasilkan penyakit, cedera, atau gejala berlebihan agar orang lain terpedaya. Mereka yang mengidap kondisi ini akan berusaha keras untuk menyembunyikan penipuan yang dilakukan. Akibatnya, orang lain mungkin sulit untuk menyadari bahwa gejala mereka merupakan gangguan kesehatan mental yang serius.
Parahnya lagi, pengidap factitious disorder akan melanjutkan penipuan yang biasa dilakukan, meski tidak menerima manfaat dari hal ini. Ada beberapa gejala dari kondisi ini yang perlu diwaspadai, antara lain:
- Riwayat medis yang dramatis tetapi tidak konsisten.
- Gejala tidak jelas yang tidak dapat dikendalikan dan menjadi lebih parah atau berubah, setelah pengobatan dimulai.
- Kekambuhan yang dapat diprediksi setelah perbaikan kondisi.
- Pengetahuan yang luas tentang rumah sakit dan/atau terminologi medis, serta deskripsi buku teks tentang penyakit.
- Menyakiti diri sendiri untuk menimbulkan gejala.
- Munculnya gejala baru atau tambahan setelah hasil tes negatif.
- Adanya gejala hanya ketika pasien bersama orang lain atau sedang diamati.
- Kesediaan atau keinginan untuk menjalani tes kesehatan, operasi, atau prosedur lainnya.
- Riwayat berobat di banyak rumah sakit, klinik, dan kantor dokter, bahkan mungkin di berbagai kota.
- Keengganan pasien untuk mengizinkan dokter yang saat ini merawatnya untuk bertemu atau berbicara dengan anggota keluarga, teman, hingga dokter sebelumnya.
Adakah Risiko Komplikasi dari Kondisi ini?
Pengidap factitious disorder dapat secara impulsif (nekat) mempertaruhkan hidupnya untuk dilihat sebagai orang sakit. Mereka sering memiliki gangguan kesehatan mental lainnya juga. Akibatnya, jika tidak segera terdeteksi dan ditangani, pengidap factitious disorder memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami komplikasi, seperti:
- Cedera atau kematian akibat kondisi medis yang ditimbulkan sendiri.
- Masalah kesehatan yang parah dari infeksi atau operasi yang tidak perlu atau prosedur lainnya.
- Kehilangan organ atau anggota tubuh dari operasi yang tidak perlu.
- Alkohol atau penyalahgunaan zat lainnya.
- Masalah signifikan dalam kehidupan sehari-hari, hubungan dan pekerjaan.
Itulah beberapa gejala dari factitious disorder yang perlu diwaspadai. Jika kamu merasa bahwa kamu atau orang terdekat memiliki salah satu atau beberapa gejala tersebut, segeralah periksakan kondisi.
Nah, melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa membuat janji rumah sakit untuk memeriksakan kondisi kesehatan. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu berlama-lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!