Sering Merasa Khawatir, Tanda Gangguan Kecemasan Sosial?
Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar gangguan kesehatan mental bernama gangguan kecemasan sosial atau social anxiety disorder? Kalau belum, bagaimana dengan fobia sosial? Ketiga-tiganya merupakan masalah mental yang berkaitan dengan situasi sosial.
Seseorang yang mengalami kondisi ini akan sering mengalami rasa takut atau khawatir ketika berinteraksi dengan orang lain. Sebenarnya rasa khawatir atau takut ini bisa dialami oleh siapa saja. Namun, rasa khawatir yang dialami pengidap gangguan kecemasan sosial berbeda.
Rasa khawatir atau takut ini dialami secara berlebihan dan menetap. Nah, kondisi inilah yang akan memengaruhi hubungannya dengan orang lain, prestasi di sekolah, atau pula produktivitas saat bekerja.
Baca juga: 5 Tanda Anxiety Disorder yang Perlu Diketahui
Bukan Cuma Khawatir
Dalam kebanyakan kasus, gangguan kecemasan sosial ini sering terjadi pada usia remaja atau dewasa muda, pada mereka yang pernah merasa dipermalukan di depan umum. Pengidap fobia sosial sebenarnya tak hanya mengalami rasa khawatir ketika tengah-tengah banyak orang.
Seseorang yang mengalami gangguan kecemasan sosial ini juga takut akan diawasi, dihakimi, atau dipermalukan orang lain. Nah, gejala gangguan kecemasan sosial ini biasanya muncul atau tampak dalam situasi, seperti:
-
Bertatapan mata dengan orang lain.
-
Berkencan.
-
Makan di hadapan orang lain.
-
Bersekolah atau bekerja
-
Ketika memasuki ruangan penuh orang.
-
Menghadiri pesta atau acara pertemuan lainnya.
-
Berinteraksi dengan orang asing
Nah, oleh karena itulah pengidap fobia sosial ini akan menghindari sejumah situasi di atas. Hal yang bikin repot lagi, rasa takut atau khawatir ini tak hanya berlangsung sesaat, tapi menetap. Bahkan dalam beberapa kasus, bisa menimbulkan gejala fisik, seperti:
-
Bicara terlalu pelan;
-
Wajah memerah;
-
Sesak napas;
-
Perut terasa mual;
-
Otot-otot menjadi tegang;
-
Jantung berdebar;
-
Postur tubuh yang kaku;
-
Keringat berlebih; dan
-
Pusing.
Gejalanya sudah, bagaimana dengan penyebabnya?
Baca juga: Ketahui Perbedaan Antara Agoraphobia dan Fobia Sosial
Dari Keturunan sampai Rasa Malu
Dalam kebanyakan kasus, gangguan kecemasan sosial dipicu oleh situasi yang baru atau hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Contohnya, menyampaikan pidato atau presentasi di depan umum. Lalu, apa penyebab utamanya?
Sayangnya, hingga saat ini penyebab pasti gangguan kecemasan sosial belum diketahui pasti. Namun, fobia sosial ini diduga berkaitan dengan beberapa faktor, antara lain:
-
Keturunan. Gangguan fobia sosial cenderung terjadi secara turun-temurun di dalam keluarga. Namun, tidak bisa dipastikan apakah hal ini disebabkan oleh faktor genetik atau lebih cenderung merupakan sikap yang dipelajari berdasarkan pengalaman orang lain.
-
Lingkungan. Gangguan kecemasan sosial adalah sikap yang dapat dipelajari. Ini berarti, sikap ini dapat berkembang pada diri seseorang setelah melihat sikap cemas pada orang lain. Tidak hanya itu, mereka yang mengidap gangguan kecemasan sosial umumnya dibesarkan oleh orangtua yang terlalu mengekang dan mengontrol anaknya.
-
Perundungan. Trauma atau sejarah dipermalukan di masa kecil, seperti perundungan, bisa menghasilkan fobia serta rasa takut dalam konteks sosial. Tidak hanya itu, ketidakcocokan dengan teman-teman juga bisa memicu kecemasan sosial.
-
Rasa Malu. Rasa malu berhubungan dengan kepribadian seseorang dan bukan merupakan suatu gangguan. Namun, banyak juga orang yang mengidap kecemasan sosial juga pemalu. Penting diingat bahwa kecemasan sosial jauh lebih dampak negatif daripada kecemasan “normal”. Orang-orang yang pemalu tidak mengidap dalam cara yang sama dengan mereka yang memiliki gangguan kecemasan sosial.
Mau tahu lebih jauh mengenai gejala dan cara mengatasi gangguan kecemasan sosial?
Kamu bisa kok bertanya langsung pada psikolog atau dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!